Part 17

11 1 0
                                    


Yura berjalan mengendap-endap di lorong sekolah yang sudah terlihat sepi.

Dewi Fortuna sedang berpihak kepada Yura sekarang, karna begitu sampai di depan kelasnya, Yura masih bisa mendengar dengan jelas riuh ramai suara canda tawa teman-teman sekelasnya.

Untuk sesaat Yura bisa menghembuskan nafas lega, lalu dia perlahan masuk ke dalam kelas.

Kehadirannya tidak terlalu dihiraukan oleh penghuni kelas yang rata-rata sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Hanya ada segelintir orang yang menyadari kehadiran Yura, termasuk seorang wanita yang menjadi teman sebangkunya. Siapa lagi kalau bukan Wulan ?

"YURA KALILA AWFA!!Yaampun lo ya bisa-bisanya gitu dateng terlambat" Teriak Wulan yang mengakibatkan seluruh penghuni kelas memusatkan perhatian mereka kepada Yura.

"Shhhhh. Wulan, aku tuh cuma telat dateng kesekolah satu kali! Bukannya telat dateng bulan 4 minggu! Kamu jangan heboh gitu dong. Aku malu" jawab Yura yang kini sudah bersarang di bangku tepat disebelah Wulan.

"Ck. Lagian kenapa si lo bisa telat?" Tanya Wulan.

Bagaimana Wulan tidak heran ? Seorang Yura yang selama ini dia kenal dengan tittle 'ga pernah ngelanggar aturan sekolah' sekarang ada di hadapannya dengan status sebagai siswi yang datang terlambat selama 30 menit.

"Semuanya tuh gara-gara oppa Song Joong Ki tau! Salahin dia kenapa punya muka harus imut banget?! Akukan jadi ngga tega ninggalin diaa" Jawab Yura

Wulan mendelikan matanya malas,

"Beruntung lo! Karna tadi sebelum sempet absen bu Naya udah keluar kelas duluan" Ucap Wulan

"Loh tumben ? Biasanya bu Naya paling disiplin. Kenapa dia keluar?" Tanya Yura.

"Tadi itu bu Naya bantuin pak Sobar. Biasa si biang kerok berulah lagi" Jawab Wulan.

Yura mengerutkan dahinya bingung

"Biang kerok ?" Tanya Yura yang sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan Wulan

"Astaga gue lupa. Sekarang gue lagi ngomong sama orang terkuper di Tunas Bangsa" Jawab Wulan datar.

Yura yang mendengar hal itu pun langsung mendengus.

"Biang kerok itu si Dion. Gatau ya itu anak ngga ada kapoknya, setiap hari bikin masalah terus. Terakhir gua denger dia jadi komandan tawuran sama anak Nusan Cendikia. Nah tadi gue denger katanya dia ngerusakin gerbang belakang sekolah gara-gara dateng terlambat" Jelas Wulan

Mendengar hal itu seketika tubuh Yura menegang. Jantungnya berdegup.

"Terus sekarang Dion gimana ? Dia di hukum ? Dia masuk BP ya ? Aduh!!" Ucap Yura panik.

Melihat gelagat sahabatnya yang seperti itu, Wulan mengerutkan dahinya bingung.

"Weh satu-satu nanyanya! Lagian lo peduli banget sama Dion ? Lo kenal?" Tanya Wulan

"Ck. Aku harus susul Bu Naya sama Dion sekarang" Jawab Yura, lalu dia beranjak dari bangkunya berniat untuk melihat keadaan Dion.

Baru ingin mencapai gagang pintu, tiba-tiba pintu kelas sudah terbuka lebar. Bersamaan dengan itu, Bu Naya masuk bersama Pak Sobar dan seorang Siwa bertubuh jangkung dengan wajahnya yang tampan di belakang.

"Loh Yura ? Kamu mau kemana ? Kembali ke bangku kamu, ibu mau ada pengumuman penting" Ucap Bu Naya tegas.

Melihat orang yang membuat Yura cemas sekarang berada di hadapannya, Yura menuruti perkataan Bu Naya untuk kembali ke bangkunya.

Seketika penduduk kelas menjadi riuh.

Jangan salahkan mereka, tapi salahkan Dion yang meskipun terkenal sebagai biang kerok Tunas Bangsa, tetapi mempunyai wajah blasteran Indonesia-Jerman yang membuat semua siswi kelas 12 Ipa 1 berjengit histeris.

Pak Sobar, Bu Naya, dan juga Dion sudah berdiri di depan kelas.

Dion yang memang sudah terbiasa mendapat hukuman hanya tenang memasang wajah cool nya yang semakin membuat semua siswi di kelas ini semakin histeris.

"Peharhatikan semuanya!! siswa di samping Saya adalah siswa yang tidak patut di contoh! Setelah menjadi komandan tawuran, siswa di sebelah Saya ini sudah merusak fasilitas sekolah kita untuk masuk karna Dia datang terlambat! Sangat memalukan--"

Jeda

Yura yang mendengar omongan Bu Naya seketika merinding. Hal itu Dion lakukan untuk menyelamatkan dirinya. Lantas apa yang harus Yura lakukan ? Diam di tempat ? Atau sok menjadi pahlawan kesiangan untuk Dion yang akan berakhir menjadi petaka bagi dirinya sendiri.

Nah Dion! Sekarang, sebelum kamu menjalankan hukuman yang sudah diberikan oleh Pak Sobar! Kamu jalani dulu hukuman dari Saya" lanjut Bu Naya

Laki-laki yang dipanggil dengan sebutan 'Dion' itupun maju selangkah.

Dengan tatapan elangnya dia berbicara dengan lantang

"Saya Dion Arseno dengan ini mengumumkan kepada kalian semua, bahwa saya adalah siswa nakal yang tidak patut kalian contoh. Dan Saya akan menjalankan hukuman Saya sebaik-baiknya" ucap Dion

"Bagus! Sekarang kamu keluar dan jalani hukumanmu dengan baik" Ucap Pak Sobar

Setelah itu Dion keluar dengan santai, Dion menyempatkan diri untuk menatap seorang siswi yang tampak gelisah dibangkunya. Dengan tatapan mata elangnya Dion seolah mengatakan kepada Siswi itu bahwa Dia baik-baik saja, dan tidak ada yang perlu di khawatirkan.

Kalian semua pasti tahu bahwa siswi itu adalah Yura Kalila Awfa

DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang