Part 15

26 2 0
                                    

Seperti biasa, melihat kedipan lampu pada CCTV yang menandakan telah usainya jam belajar Daffa.

Daffa menghembuskan nafas lelah, menutup buku-buku tebal dihadapannya lalu teringat dengan 'barang' pemberian Cherry yang masih ia simpan di dalam tasnya. Daffa lalu mengambil barang itu dan menyembunyikannya di tempat yang sulit terjangkau untuk berjaga-jaga kalau Afkar dan Jonath masuk ke dalam kamarnya.

Setelah selesai dengan urusannya Daffa keluar dari kamar, berjalan menghampiri kedua sahabatnya yang dia tebak sedang asyik bermain PS.

"Oiii Dap. Udah kelar ngapel ama bukunya ?" Teriak Afkar dengan tidak mengalihkan pandangan dari televisi di hadapannya dengan tangan menggenggam erat stik PS.

Jonath yang mendengar hal itu hanya membalas dengan kekehan kecil.

"GOLLL!!! Mampus, kalah lu Jon!!" lagi lagi Afkar berteriak yang kontan membuat Daffa berjengit kaget.

"CK. lo Curang karrr, pemain lo ada 12 gua cuma 11" protes Jonath

"Ya bodo amat. Itukan hukuman karna lu kalah suit jepang sama gua!" Balas Afkar tak kalah sengit.

Jonath hanya menghembuskan nafas pasrah.

"Pokonya lo harus bikin video keke chlenge di angkot. Gua ga mao tau, sesuai perjanjian" lanjut Afkar

"Kar lo sinting ya ? Mana bisa gua bikin keke challenge pas lagi naek angkot ? Dikira stress iya gua" bela Jonath

"Ya lu pinteran dikit ngapa Jon! Lu sewa dulu itu angkot sejam. Kompromi sama sopir angkotnya" balas Afkar

Sementara Daffa hanya menggeleng melihat tingkah laku sahabat-sahabatnya. Setidaknya mereka berdua bisa menjadi penghibur dikala Daffa merasa dia sudah tidak sanggup menahan semua beban yang ada di pundak kekarnya.

Menyadari perubahan raut wajah Daffa, Afkar dan Jonath saling pandang satu sama lain. Mereka berjalan mendekati Daffa, lalu duduk dengan memposisikan Daffa berada di tengah-tengah mereka.

"Dap, lo sama Yura gimana ?" Tanya Jonath membuka pembicaraan.

Mendengar pertanyaan itu, Daffa tertawa. Dia pun tak mengerti apakah dia menertawakan dirinya sendiri yang begitu pengecut ataukah dia menertawakan takdir nya yang begitu rumit.

"Ya ngga gimana-gimana. Emang harusnya gimana?" Jawab Daffa santai

"Maksud gua, lo udah coba ngobrol belom sama Yura? Lo bilang lo pengen memperbaiki kesalahan lo sama dia. Lo juga bilang pengen ngejelasin semuanya sama doi" Ucap Jonath

"Tadi gua udah ketemu sama Yura, gua pengen jelasin semuanya, tapi tiba-tiba gua ragu" Ucap Daffa dengan nada sendu.

Daffa lalu terdiam cukup lama, membiarkan pikirannya melayang jauh saat dia merasakan betapa pedihnya sebuah pengkhianatan. Betapa sakitnya ketika sudah mencinta namun dibuat kecewa. Daffa benar-benar tak akan lupa peristiwa yang membuat dia yang sudah jatuh, menjadi sangat terpuruk bahkan sempat tidak mempunyai semangat untuk hidup.

"Dap, ngga semua cewe itu sama. Mungkin Yasmin pernah bikin lo kecewa. Tapi lo ngga bisa hukum Yura atas pengkhianatan yang Yasmin lakuin" Ucap Afkar yang akhirnya membuka suara.

Daffa masih menyimak perkataan teman-temannya. Biar bagaimanapun juga Daffa tetap sangat membutuhkan saran dari mereka.

"Dap, Yura itu cewe baik-baik, gua ngga mao lo nyesel" Ucap Jonath.

Daffa lalu mengangkat alisnya lalu tertawa remeh.

"Emangnya lo berdua pikir Yasmin bukan cewe baik-baik?. Gua tau keseharian Yasmin, dia itu masih naif. Yang dia tau cuma sekolah, bimbel, belajar. Ngga jauh beda sama gua---"

Daffa berdecih

"Tapi kenyatannya apa ? Tittle 'Good Girl' nya dia ngga bisa jadi jaminan. Buktinya dia tetep tergoda kan ? Dia pengkhianat" ucap Daffa dengan penuh emosi yang sudah tertahan sejak tadi.

Sudah cukup.
Pembicaraan selesai.

Afkar dan Jonath lebih memilih untuk diam, mereka mengerti mungkin Afkar masih belum bisa melupakan rasa perih dihatinya karna dikhianati oleh satu-satunya sumber kebahagiaan Daffa pada saat itu.

***

Pukul 11.00 PM

Daffa memakai ripped jeans di padu dengan kaos polos hitam yang membuat badan proporsionalnnya tercetak jelas. Lalu dia menyempurnakan penampilannya dengan jaket kulit berwarna hitam dan sepatu Nike yang senada dengan jaketnya.

Daffa keluar dari kamarnya, lalu berjalan menuju garasi.

Suasana rumah sudah sangat sepi, semua asisten rumah tangga yang ia miliki sudah tertidur lelap. CCTV yang menggantung di setiap ruangan sudah dalam mode non aktif sejak pukul 10 tadi. Ditambah seorang satpam rumahnya yang bisa Daffa ajak kompromi dengan sebungkus rokok.

Daffa mengeluarkan motor ninja kesayangannya dan menyalakan mesin yang langsung mengeluarkan suara yang terkesan garang pada knalpotnya.

Hingga tiba di post satpam rumahnya, Daffa mengeluarkan 2 bungkus rokok sebagai uang tutup mulut untuk satpam yang berjaga malam ini.

"Buka gerbangnya. Jangan bilang siapapun terutama papa" Ucap Daffa dibalik helm full facenya.

"Baik den Daffa" ucap salah satu satpam lalu membukakan gerbang besar itu untuk tuan mudanya.

Daffa mengendarai motor ninjannya dengan kencang ditengah sepinya jalanan komplek yang dia tinggali.

Daffa tak menyadari bahwa ada seseorang yang sudah sedari tadi menunggunya di warkop yang terletak di ujung komplek.

"Ninja H2R, plat 'DAF' ngga salah lagi" Gumam orang itu melihat sebuah motor ninja yang baru akan keluar dari komplek.

Orang itu adalah Afkar,
Dia langsung bergegas memakai helmya, menyalakan mesin motor lalu bersiap untuk membuntuti orang yang sudah ia nantikan sejak tadi.

Daffa melajukan motornya sangat cepat dan lihai yang membuktikan bahwa dia sudah terlatih menggunakan motor dengan kecepatan yang tidak main-main.

Hal tersebut kontan membuat Afkar kewalahan membuntuti Daffa yang sudah terlihat sangat jauh didepan.

Tapi Afkar takkan menyerah,

Hingga motor yang Daffa kendarai berhenti di tempat yang sudah ramai oleh kerumunan. Para wanita yang memakai pakaian minim kurang bahan, dan laki-laki hidung belang yang sedang mencari hiburan.

Afkar melihatnya dengan tatapan tidak percaya. Benarkah apa yang dia lihat sekarang ?

Seorang Daffa yang dikenal banyak orang dengan kesehariannya belajar dan berinteraksi dengan rumus rumus sulit. Daffa yang semua orang lihat kehidupannya sangat jauh dari gemerlap malam. Namun detik ini berada pada sebuah

Arena balap.








❤❤❤❤❤❤

DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang