Odelia memasuki apartemen nya dengan wajah berseri-seri, hari ini benar-benar hari yang tak terduga. ia seperti mendapat kan jackpot. Dari tempat nya berdiri, ia bisa mendengar suara alat masak yang saling beradu di dapur. Sambil tersenyum puas, odelia melangkahkan kakinya ke arah dapur." Paman!!!"
Odelia berlari kecil, langsung memeluk seorang lelaki dewasa yang sedang memakai apron.
Lelaki itu terkekeh sambil mengelus Surai coklat Odelia.
" Kenapa paman tidak memberitahuku kalau mau kesini? Aku kan bisa menjemput paman dibandara." Sungut Odelia sambil melepaskan pelukannya.
" Aku tidak mau merepotkan mu. Lagian besok juga aku harus kembali lagi ke Jerman." Jelas lelaki itu.
Odelia memicing lalu menepuk kesal bahu lelaki itu. " Kenapa paman tidak bilang kalau ada kerjaan disini? Akup Pokoknya aku marah!" Odelia membalikan tubuhnya, membelakangi lelaki itu.
" Maaf, Odelia. Kau kan juga sangat sibuk, berkuliah dan menjadi model. Aku tidak mau mengganggumu." Nada lirih lelaki itu membuat Odelia luluh.
" Huh, menyebalkan. Yasudah kumaafkan. Sebagai gantinya paman menginap saja disini. Oh ya, masakan makanan yang enak juga untukku."
" Bye, aku mau mandi dulu."
Odelia berlari kecil dengan senyum yang tak luput diwajahnya. Lelaki yang di panggil paman itu tersenyum lembut menatap Odelia. Ia jadi teringat peristiwa beberapa tahun yang lalu. Saat ia menawarkan diri untuk menjadi wali Odelia. Sekarang Odelia sudah dewasa dan ingin mandiri. Gadis itu juga sudah tidak mau tinggal bersamanya dijerman dan memutuskan untuk kuliah di Negara ini. Hal itu membuatnya bangga dan juga sedih. Ia tak menyangka, Anak dari nyonya yang telah menolong nya sudah tumbuh besar dan cantik seperti sekarang ini.
" Ah, rasanya waktu cepat sekali berlalu."
*****
" Apa ada yang membuatmu senang Odelia?" Tanya lelaki yang bernama Jun itu dengan raut penasaran.
Odelia tersenyum semakin lebar. Pikirannya teralih ke kejadian siang tadi. Hihi, tentu saja ia tak akan memberitahu paman Jun mengenai ia yang sudah mendapatkan narasumber yang bersedia ditanyai mengenai ibunya. Jadi Odelia memutuskan untuk sedikit berbohong.
" Aku mendapatkan beasiswa itu paman." Ucapnya tersenyum lebar.
" Wah, kau hebat sekali" paman Jun tersenyum sambil mengelus Surai Odelia.
"Bukankah hal ini harus dirayakan? Sebentar, paman akan membawakan sesuatu untukmu."
Odelia tampak antusias.
" Tadaaaa, paman membelikan Cake Blueberry Yoghurt kesukaanmu."
Odelia tampak sangat bahagia. Ia menatap paman Jun dengan penuh haru. Paman Jun selalu ada untuknya. ia merupakan satu-satunya keluarga yang Odelia punya. Ia sangat bersyukur memiliki paman jun.
Ia jadi teringat pertama kali bertemu paman Jun dulu. Waktu itu ibunya, keluarga satu-satunya yang ia punya pergi. Meninggalkan nya untuk selamanya. Dan paman Jun datang kepadanya, berjanji untuk merawatnya dan menjadi walinya. Padahal waktu itu umur paman Jun masih sangat muda, 22 tahun.
Odelia yang waktu itu masih berusia 8 tahun masih sangat terpukul karena kepergian ibunya. Dan paman Jun lah yang membantu Odelia bangkit dari keterpurukan. Kini 10 tahun telah berlalu, Beberapa bulan lagi umur Odelia sudah menginjak 18 tahun dan paman Jun akan berusia 32 tahun.
" Paman, kapan paman mau menikah?"
Uhuk
Paman Jun terbatuk. Membuat Odelia menyerahkan air minum disisinya yang langsung ditenggak paman Jun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Winds
Romance" aku menantangmu! kalahkan aku dan aku akan menuruti semua keinginanmu. tetapi jika kau kalah...perhatikan pelajaran dan panggil aku Nona." Odelia Queenie, seorang mahasiswi yang bersedia menjadi tutor pemuda kaya karena ingin mengetahui suatu rah...