Cahaya matahari sangat menganggu waktu tidur indahku. uh, akupun terbangun. Aw, kenapa ini? kepalaku?! Mengapa sakit sekali! Aku mengerjapkan mataku pelan.
Dimana ini?
Ini bukan kamarku?
Aku dimana?
" Sudah bangun?!"
Suara siapa itu? Sepertinya aku kenal.
Dengan berat hati aku bangun dan betapa terkejutnya aku.
Si empunya suara itu!!!
Devian!
Dia sedang menatap ku dengan wajah datarnya sambil bersandar di dinding di sisi ranjang yang aku tiduri.
Aku mengerjap-ngerjap pelan. Apa aku mimpi? Kenapa si muka datar ini berada di kamar yang sama denganku. Dan ini sudah pagi kan? Kenapa aku bisa ada disini? Apa yang terjadi padaku semalam?
Aku mencoba mengingat kejadian semalam. Tetapi ingatanku hanya sampai pada saat aku kesal lalu meminum minuman ditangan Ken dan pergi meninggalkan nya . Setelah itu tak ada lagi yang ku ingat.
" bersiap-siap lah. Aku tunggu di tempat biasa."
Setelah mengucapkan itu devian pergi begitu saja. Padahal ada banyak pertanyaan yang ingin ku sampaikan mengenai tadi malam. Mengapa aku bisa berada disini? Ditempat nya? Oh, bagaimana dengan manajer ku? Apa dia masih menungguku?
Setelah kuingat-ingat lagi, ini kan hari Minggu. Hari ini hari liburku kan? Tetapi mengapa devian si muka datar itu menungguku di tempat biasa? Apa di hari Minggu ini ia ingin belajar? Wuah ternyata lelaki datar itu ada perubahan juga ya. Padahal kan ujian kelulusannya masih Minggu depan. Tanpa kusadari senyumku terbit dengan sendirinya melihat perubahan devian.
Tenang saja devian. Aku Akan membantumu untuk lulus.
Tekadku dalam hati.
@@@Setelah tadi bermonolog ria, aku mendinginkan kepalaku dengan mandi. kepalaku sudah mulai terasa ringan setelahnya. Rasanya tidak sesakit tadi. Aku keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe.
Aku mencari-cari baju yang kugunakan tadi malam. Tidak ada dimana-mana. Ketika aku masih mencari, sebuah ketukan terdengar. Aku perlahan menghampiri pintu dan membukanya. Terlihat seorang pelayan sedang membawa sesuatu ditangannya.
" Permisi nona, saya disuruh tuan muda mengantarkan ini untuk nona." Ucap pelayan itu sambil menyerahkan sebuah benda yang merupakan sebuah baju kepada ku.
Aku menerimanya.
Sebuah dress putih selutut dengan pita hitam di bagian pinggangnya. Eiyy dress ini imut sekali. Tidak mungkinkan si devian itu yang memilihkannya. Paling dia hanya menyuruh pelayan memilih dan membawakannya padaku.
@@@
Setelah siap semua. Aku memutuskan untuk mencari ponselku dulu. Dan ponselku tidak ada dimana-mana. Apa semalam aku membawanya? Aku mencoba mengingat-ingat lagi.
Benar saja, ternyata ponselku ku titipkan pada manajerku. Aku memukul kepalaku gemas. Kesal sendiri akan kecerobohan ku ini.
Jam menunjukan pukul 9 pagi. Wuah, sepertinya aku kelamaan berdiam diri dikamar ini. Apa devian masih menungguku? Aku harus bergegas.
*****
Aku berjalan dengan tergesa-gesa menghampiri ruang belajar yang biasa kami gunakan. Aku membuka pintu perlahan, dan di dalam sana....
Kosong!
Tidak ada devian disini. Kemana lelaki itu?
Ditengah kebingunganku mencari devian, seorang pelayan menghampiri ku dan memintaku untuk mengikutinya. Akupun mengikuti nya, sepertinya dia akan membawaku ketempat devian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Winds
Romance" aku menantangmu! kalahkan aku dan aku akan menuruti semua keinginanmu. tetapi jika kau kalah...perhatikan pelajaran dan panggil aku Nona." Odelia Queenie, seorang mahasiswi yang bersedia menjadi tutor pemuda kaya karena ingin mengetahui suatu rah...