Part 30

160 17 5
                                    


Damian berjalan santai di loby rumah sakit. Sepanjang perjalanan banyak suster ataupun dokter yang terus memperhatikan nya. Bagi mereka, ini merupakan pemandangan yang sangat langka melihat dokter tampan nan jenius anak pemilik rumah sakit GG berjalan di loby yang mengarah ke ruang perawatan anak. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Dokter Damian adalah orang yang sangat sibuk. Ia hanya bisa terlihat di ruang operasi ataupun ruangan miliknya. Tetapi sekarang, mereka bisa menatap senyum ramah dr.park yang tumben sekali ada di loby.

Damian melirik sekilas kotak sedang yang berisi Tiramisu Cake di tangannya. Ini waktunya jam makan siang. Sejak kemarin ia selalu sibuk dan belum sempat bertemu Odelia. Dan hari ini, ia menyempatkan sedikit waktunya untuk mengunjungi gadis itu di bangsal Anak.

" Apa nona Odelia ada?"

Para suster menatap lelaki didepannya dengan mata membola. Damian melirik para suster yang kelihatan salah tingkah di depan nya.

" Ah, dr Damian?!!" Salah satu suster tak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

" Maaf, dr. Damian. Hari ini nona Odelia tidak datang. Sebagai gantinya nona ini yang menggantikan nona Odelia atas suruhan tuan muda Devian." Jelas salah satu suster, yang merupakan suster kepala sambil menunjuk seorang perempuan tak jauh darinya. Suster itu melirik tajam bawahannya yang menatap kagum dr.Damian secara terang-terangan.

Sudut bibir Damian terangkat. Adiknya ituu....

Devian, benar-benar!

Damian tersenyum sekilas, lalu pamit undur diri.

Ia menatap kotak ditangannya dengan senyum tak terbaca.

" Aku kecolongan"

********
Freya menatap Devian dan Odelia saling bergantian. Mengapa Odelia menatap Devian dengan tatapan tajam seperti itu? Ada apa dengan mereka?

Freya terhenyak, melihat tatapan yang belum pernah ia lihat di mata Devian. Tatapan itu begitu berbeda dari tatapan Devian yang biasanya. Dan semua itu terjadi saat lelaki itu menatap Odelia. Entah mengapa, Freya merasakan denyutan di dadanya melihat tatapan Devian.

" Devian, biar kubantu." Tanpa aba-aba, freya langsung mendekatkan dirinya hingga wajahnya dan wajah Devian hanya berjarak sejengkal. Gadis itu meniup-niup luka Devian. Devian memundurkan wajahnya menjauhi freya. Hingga membuat gadis itu sedikit kecewa.

" Tak usah."

Devian melirik ketempat Odelia. Gadis itu sudah tidak ada disana. Kemana dia?!

Mata Devian terus menjelajah, mencari keberadaan odelia. Kenapa Odelia cepat sekali menghilangnya?

Hal itu tak luput dari perhatian freya.

" Devian.." suara freya nampak lirih.

Devian menoleh kearah Freya, ekspresi wajahnya tampak datar. Freya menelan kekecewaan nya. Ekspresi Devian berbeda sekali saat bersama Odelia tadi.

" Apa hubunganmu dengan Odelia?" Freya memberanikan diri bertanya. Ia merasa tak yakin dengan jawaban Odelia tadi.

Devian terdiam, menatap freya sesaat, lalu pandangan nya teralih.

" Entahlah, lebih dari sekedar 'teman'?!"

Bola Mata freya melebar.

Devian tersenyum penuh makna.

Dan Senyum Devian, mampu menjawab pertanyaan di benak freya.

Lagi-lagi , dada freya semakin berdenyut nyeri.

******

Odelia berjalan santai di pantai sambil menikmati cumi bakar yang di belinya di kedai yang tak jauh dari rumah pantai. Ia tadi pergi begitu saja melihat Devian yang menurutnya 'sok manja' di depan freya tadi. Cih, dirinya benar-benar muak melihat freya dan Devian berdekatan seperti itu. Dasar Devian! Bukannya lelaki itu kekasih Rachel?! Tetapi dia masih sempat-sempatnya bermesraan dengan wanita lain. Benar-benar menyebalkan!

Innocent WindsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang