Deburan ombak memecah keheningan dua orang yang sedang duduk sambil terdiam. Suasana ombak itu sama persis dengan suasana jantung Odelia. Gadis itu melirik lelaki di sebelahnya yang terdiam tanpa ekspresi. Seketika wajahnya kian memanas saat mengingat kejadian beberapa saat yang lalu.
Odelia berulang kali merutuki dirinya yang bertingkah sangat memalukan di depan devian. Bahkan mulutnya dengan lancang membeberkan kebohongannya sendiri. Mau di taruh dimana mukanya?!!!!
Angin laut yang semakin kencang membuat tubuh odelia yang hanya mengenakan dress tipis menggigil kedinginan. Ia mengeratkan pelukannya pada tubuhnya sambil memejamkan mata. Berharap dengan melakukan hal tersebut akan membuat tubuhnya sedikit menghangat.
Hangat
Odelia membuka mata dan mendapati sebuah jacket hitam terlampir di bahunya. Ia menatap devian bingung. Lelaki itu hanya membalasnya dengan senyum kecil membuat pipi odelia semakin memanas, odelia langsung mengalihkan pandangannya. Apa devian sedang mengejeknya??!!
Mereka kembali terdiam.
" Devian?!" Suara odelia yang pelan memecah keheningan.
" Hmm." Devian menatap odelia.
Odelia yang merasa di tatap mengalihkan pandangannya.
" Maafkan aku, tapi...
Odelia memejamkan matanya erat.
" Bisakah kau melupakan kejadian tadi?" Bisik odelia cepat.
Lama odelia menunggu jawaban, tidak ada suara dari lelaki itu. Devian hanya diam. Membuat odelia yang memejamkan mata karena malu akhirnya membuka matanya. Ia bisa melihat ekspresi devian yang melembut. Membuat jantungnya berdetak begitu cepat melihat ekspresi tak biasa di wajah devian.
" Memangnya kenapa?" Jawaban devian membuat odelia membulatkan matanya.
" Ya..itu..aku..." Odelia gugup bukan main. Tidak bisakah lelaki itu hanya menjawab 'iya'. Kejadian tadi benar-benar membuatnya malu. Rasanya Odelia ingin menenggelamkan dirinya dilaut sana. Mengapa devian menjawab dengan wajah seperti itu. Membuat odelia tak tahu harus berbuat apa.
" Apa kau malu sudah menipuku?" Ucap devian santai.
Odelia langsung menatap devian dengan raut terkejut. Rasanya dadanya benar-benar dihantam oleh Kata-kata devian yang benar-benar tepat.
" Ya..itu..menipu..." Odelia berkata gugup.
" Kedengarannya kasar sekali." Gumam gadis itu menyesal.
Odelia tidak tahu saja, disebelahnya devian tengah terkekeh geli melihat tingkah Odelia yang malu-malu seperti itu.
" Ya, aku minta maaf. Habisnya kau kan telah menolongku waktu itu." Odelia berbicara sambil mengalihkan pandangannya dari devian.
"J..jadi, aku, aku juga ingin membantumu." Cicit Odelia sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, ia malu. Sungguh!
Odelia merasakan sebuah tepukan lembut di kepalanya.
" Tak apa. Terimakasih telah membantuku."
" Aku senang......karena ada kau."
"Huh?" Odelia menatap wajah devian yang tengah memandang laut.
Tadi devian bilang apa? Suaranya kecil sekali.
" I..tu.. Devian!"
Odelia memberanikan diri menatap wajah Devian.
" Emhh...itu.. bagaimana perasaan mu sekarang?"
Kali ini devian tak menyembunyikan senyumnya. Ekspresi nya juga membuat Odelia bingung bukan main.
" Apa kau menghawatirkan ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Winds
Romance" aku menantangmu! kalahkan aku dan aku akan menuruti semua keinginanmu. tetapi jika kau kalah...perhatikan pelajaran dan panggil aku Nona." Odelia Queenie, seorang mahasiswi yang bersedia menjadi tutor pemuda kaya karena ingin mengetahui suatu rah...