part 29

149 17 7
                                    

From : Freya

Devian, para Senior menanyakanmu. Mereka berpesan, Jika besok kau tidak ikut,  mereka akan mengadukanmu pada profesor Ray.

Para senior sudah memutuskan bahwa kita akan pergi ke pantai selama 2 hari. Aku sangat senang bisa pergi denganmu dan teman-teman lainnya. Kau pasti ikutkan?

Devian menggengam ponselnya erat. Mengapa para seniornya harus menggunakan ancaman murahan seperti itu? Padahal besok, ada banyak rencana yang ia ingin lakukan untuk memberi pelajaran kepada Odelia si gadis bar-bar yang sudah mengabaikannya itu. Tetapi karena acara tour menyebalkan klubnya, terpaksa Devian harus ikut serta.

Sebenarnya bisa saja Devian tidak ikut. Tetapi ia terlalu malas mendengar ceramah Profesor Ray , yang tak lain guru pianonya saat kecil itu. Profesor Ray Lebih cerewet dari ayahnya.

Devian menghela nafas.

"Dua hari ya... " Gumam nya pelan.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di otak Devian. Lelaki itu tersenyum tipis dan langsung mengetik sesuatu di ponselnya.

Ya, begini saja. Sepertinya akan seru.

******

Freya tersenyum mendapat balasan dari Devian. Gadis itu lalu mengernyit membaca pesan di ponselnya.

Siapa yang akan ia bawa...

******

Odelia mengangkat ponselnya yang terus menerus berbunyi.

" Iya, Halo!" Jawab Odelia setengah berteriak.

" Iya, aku akan turun." Ujarnya sambil bersiap-siap.

Huh, dasar muka datar tidak sabaran.

****

" Memangnya kita akan kemana?" Tanya Odelia skeptis kepada Devian yang duduk di sebelahnya. Mereka saat ini sedang berada di mobil yang odelia tak tahu akan menuju kemana.

" Pantai." Jawab Devian tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Apa?!!"

Mata Odelia membulat. " Kenapa tidak bilang dari semalam?" Gadis itu memekik membuat Devian refleks menjatuhkan ponselnya dan menoleh sebal ke arahnya.

" Aku tidak membawa persiapan apapun dan lihat pakaianku?!" Ujar odelia sebal diikuti pandangan Devian yang meneliti penampilannya.

Odelia memakai sebuah dress berwarna biru tua kotak-kotak tanpa lengan dengan topi berwarna coklat tua dengan pita hitam yang berbentuk kupu-kupu, gadis itu membiarkan rambutnya tergerai. Tanpa sadar Devian terus memandangi Odelia, membuat gadis itu salah tingkah.

Cantik

" Biasa saja, Tidak ada yang aneh." Celetuk devian tiba-tiba dengan wajah datarnya.

Odelia membuang nafas frustasi.
" Kau tau?!! ini bukan pakaian untuk ke pantai. Jika aku memakai ini, kulitku akan terpapar sinar matahari. Itu tidak baik untukku." Jelas Odelia panjang lebar dengan tangan terlipat.

Devian masih memperhatikannya dengan dahi mengkerut. Odelia sadar akan kalimat nya.

" Aku kan model, kau ingat?!"

Yah, walaupun aku sekarang sedang cuti, Gumamnya dalam hati.

" Dan juga, aku tidak membawa pakaian renang. Aku ingin berenang Devian!." Ucap Odelia frustasi.

Devian menghela nafas. " Kau harus ingat perjanjian kita. No comment."

Seketika odelia yang berapi-api menciut saat Devian membahas kesepakatan yang mereka buat kemarin. Sebenarnya kata 'kesepakatan' tidak tepat sih. Yang benar adalah 'pemaksaan'. Pemaksaan yang Devian buat terhadap dirinya.

Innocent WindsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang