part 22

124 23 5
                                    


Sebuah pesan masuk!

Datanglah besok siang

Odelia tampak memandang ponselnya lama, beberapa saat kemudian tangannya menaruh figura yang ia pegang dan beralih untuk mengetik pesan.

Besok siang aku tidak bisa. Aku harus pergi ke suatu tempat.

Devian yang tengah berdiri di balkon kamarnya mengernyit saat membaca pesan dari Odelia.

Kemana?

Odelia menatap pesan balasan devian dengan raut bingung.

Tumben sekali lelaki ini bertanya, Biasanya ia tak peduli. Oya, Memangnya odelia harus memberitahu lelaki itu mengenai tujuannya? Mereka kan tak punya hubungan apapun.

Tiba-tiba sesuatu terlintas di pikirannya. Odelia merutuk dalam hati.

Tentu saja lelaki itu bertanya, dia dan devian kan ada kerja sama. Jari odelia kembali mengetik.

Aku ingin mengunjungi ibuku

Tak lama kemudian ponsel odelia berbunyi. Gadis itu dengan cepat membuka pesan dari Devian.

Oh

Mata odelia membola.

Oh saja? Si muka datar itu hanya menjawab oh?

Odelia berdecak sebal. Malas sekali ia membalas pesan lelaki itu. Memangnya devian tidak punya kosa kata lain selain 'oh'? Bikin kesal saja.

Odelia menaruh asal ponselnya dan berjalan kearah balkon kamarnya sambil membawa figura yang ada di pangkuannya.

Malam ini bulan sangat terang. Angin malam juga sangat dingin. Odelia hanya memakai baju tidur tipis , tetapi hatinya sedikit menghangat saat menatap wajah ibunya yang tengah tersenyum cerah di figura.

" Ibu, besok aku akan datang. Ibu pasti merindukanku kan?"

Odelia tersenyum kecil. Senyum itu tampak sendu.

" Aku sangat merindukan ibu."

****

Hari ini kuliah libur. Odelia juga tidak berniat untuk bekerja. Ia akan kesuatu tempat . Tepatnya Ke makam ibunya. Tidak banyak orang yang tahu mengenai makam ibunya. Ibunya di makamkan di sebuah daerah yang lumayan jauh dari kota tempatnya tinggal. Karena biasanya paman Jun yang mengantar, hari ini odelia akan pergi sendiri menggunakan kendaraan umum. Sebenernya ia bisa saja menggunakan supir atau minta antar manajernyq. Tetapi ia enggan. Odelia ingin belajar mandiri dan ia tidak ingin diantar siapapun. Ia ingin menemui ibunya sendiri.

Hari sudah menunjukan pukul 9 pagi. Odelia sudah bersiap-siap dengan membawa sebuah ransel kecil. Ia memakai jaket kulit hitam di padukan dengan jeans hitam. Ia juga memakai sebuah topi hitam. Tak lupa Ia juga membawa kaca mata hitam. Sebenarnya odelia tidak begitu nyaman dengan pakaian ini. Tetapi mau bagaimana lagi, karena ia memakai kendaraan umum dan ditambah ia merupakan seorang model. Pasti ada saja yang mengenalinya, walaupun odelia tidak tahu apa ada yang mengenalinya. Tidak ada salahnya kan ia berjaga-jaga.

Odelia sudah sampai pintu keluar gedung apartemen. Ia berjalan santai melewati pintu kaca besar itu.

" Lama sekali." Celetuk seseorang

Odelia berhenti dan menoleh ke belakang. Matanya terbelalak melihat seseorang yang semalam mengirimnya pesan, tengah bersender sambil menyilangkan tangannya, Menatap nya dengan wajah datar.

" Devian?! Kenapa kau disini?" Odelia bertanya heran.

Devian berjalan santai menghampiri odelia.

" Aku akan ikut denganmu."

Innocent WindsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang