Vanda merasa tubuhnya lemas, pusing dan tak sanggup bicara sepatah katapun. Rasanya tak sanggup kagi menyetir mobilnya melewati malamnya kota Jogja yang penuh kenangan bersama Bowo. Masih tidak percaya ketika pria yang selamanya ia kenal yang begitu lembut dan selalu memperlakukannya dengan baik ternyata menusuknya dari belakang. Entah apa yang harus Vanda katakan kepada kedua orangtuanya.
Vanda dan Bowo masih dalam hubungan yang rumit, tidak ada kejelasan status diantara mereka. Vanda pun berusaha untuk tidak menghubungi Bowo walaupun Bowo terus menghubunginya.
*Bowo*
Malam itu menjadi malam yang sangat menyiksa batin Bowo. Bagaimana tidak, wanita yang sangat ia cintai memutuskan hubungan dengannya. Bowo dalam keadaaan dilema. Bowo sangat mencintai Vanda. Hanya Vandalah satu satunya wanita yang dikenalkan Bowo kepada kedua orangtuanya dan mereka merestui hubungan ini. Dan hanya Vandalah bagi Bowo yang dapat menerima segala kekurangan Bowo.Vanda berbeda tidak seperti wanita pada umumnya. Walaupun mereka berdua berasal dari kedua orangtua yang kaya namun mereka hidup apa adanya, tidak sombong dan sangat pekerja keras. Berbeda dengan Fia yang selalu memanfaatkan Bowo. Bahkan Fia berani membelanjakan uang dari kartu kredit Bowo. Berbeda sekali dengan Fia yang sudah sekian kali Bowo serahkan semua kartu atm, kredit dan beserta dompetnya ke Vanda namun Vanda selalu menolak untuk menggunakannya.
Bowo merasa bersalah dengan kejadian yang menimpa dirinya. Vanda hanyalah korban namun Bowo tak tahu apa yang harus ia lakukan. Penjelasan yang akan Bowo beritahu ke Vanda pun beljm tentu Vanda mau menerimanya kembali.
Bowo merasa perjuangannya selama ini sia sia dan telah dirusak oleh Fia. Bowo selalu berusaha mencari uang sendiri tanpa bantuan kedua orangtuanya karena Bowo ingin memberikan yang terbaik bagi Vanda.
Apa yang harus saya lakukan agar Vanda mau mempercayai dan memaafkannya ? Batin Bowo
Tak ada wanita lain sebaik dirinya.
****
Malam itu ketika Vanda sudah tiba di rumah. Rasa keingin tahuan Vanda semakin bertambah. Vanda mencoba mengingat kembali nama nama teman dari rekan kerjanya Bowo ketika di Jakarta. Dan teringatlah dua orang, mereka sepasang kekasih yang dekat dengan Bowo selama Bowo di Jakarta.
Vanda mencoba mencari akun instagramnya melalui following di akunnya Bowo. Vanda pun mengirim pesan singkat ke mereka.
Hadi permana. Teman dekat sekaligus teman satu kos Bowo ketika di Jakarta. Dan juga Monica pacar Hadi yang juga dekat dengan Bowo karena mereka sering jalan bertiga.
Hai Hadi. Gw Vanda pacarnya Bowo. Btw ada yang mau gw tanyain sama lo tp lo jangan kasih tau Bowo ya. Please
Pesan Vanda pada Hadi.
Seesokkan harinya Hadi baru membalasnya.
Hai Vanda. Iya ada apa ?
Gini Di. Gw mau tanya. To the point aja ya. Gw pengen tau, lo tau sesuatu ngga tentang Bowo dan seorang wanita yang katanya nyusulin Bowo ke Jakarta.
Hadi pun bingung apa yang harus ia lakukan. Haruskah menceritakan semuanya yang ia ketahui pada Vanda.
Ok nanti malam gw telfon lo ya jam 9, lo kirim aja nomer lo disini. Balas Hadi
****
Waktu telah menunjukkan pukul 9 malam lebih 5 menit. Vanda gelisah karena Hadi tak kunjung menelfonnya. Canda khawatir kalau Hadi bersekongkol dengan Fia dan Bowo..
Nada dering hp Vanda pun berbunyi. Vanda buru buru mengangkatnya. Ia merasa bahwa Hadi yang menelfonnya.
Nda. Ini gw Hadi.
Iya Di.
Di gw mau lo ceritain semuanya yang lo tau tentang Bowo dan wanita itu. Gw janji, gw ngga akan merusak pertemanan kalian.Ok Nda. Posisi gw disini cuma sebagai orang yg peduli sama lo dan gw kasian sama lo makanya gw mau cerita semua ini. Tp lo janji setelah itu gw ngga ada urusan lagi dengan semua masalah kalian ?
Ok Di gw janji. Sekarang lo ceritain semuanya ke gw.
Jadi gini Nda. Waktu itu Bowo menerima telfon dari seorang wanita, gw denger suaranya dan Bowo sebut nama dia Fia. Di telfon Fia bilang kalau besok Fia datang ke Jakarta dan meminta Bowo menjemputnya di Stasiun.
Bowo bilangnya iya. Besoknya Bowo jemput cewek itu dan dia pulang tengah malam. Mungkin macet di jalan atau mereka jalan jalan gw ga tau. Nah besoknya itu malam minggu, anak anak ngajakin nongkrong karena ada perpisahan salah satu teman kami yang akan resign. Awalnya Bowo mgga mau ikut karena dia bilang sudah ada janji dengan Fia. Ya udah anak anak bilang ajakin aja Fia gabung. Jadilah malam itu kami nongkrong di salah satu kafe semi bar gitu. Waktu itu Bowo mabuk dan ngga sanggup nyetir. Akhirnya Fia yang mengantarnya pulang padahal gw udah nawarin biar gw aja yg nyetir tp Fia ngga mau. Ya udah gw pulang sama cewek gw. Karena gw juga setengah mabuk sampai kosan gw tidur. Besok paginya gw lapar dan coba ke kamar Bowo tapi Bowo ngga ada di kosan. Gw telfon hpnya mati. Siangnya Bowo baru pulang dengan penampilan berantakan dan kacau sekali. Sejak saat itu dia murung. Gw tanya sama dia kalau punya masalah cerita sama gw siapa tau gw bisa bantu. Akhirnya Bowo mau cerita. Dia bilang malan itu Fia tidak mengantarnya pulang ke kos tapi malah ke kamar hotel Fia. Bowo ngga tau apa yang mereka lakukan karena Bowo ngga sadar tapi ketika bangun, Bowo sudah tidak mengenakan apa apa begitu pun Fia dan di kamar hotel ada beberapa botol minuman keras yang Bowo ingat kalau Bowo ngga membeli minum itu dan lo tau kan kalau Bowo ngga suka minum minuman seperti itu? Aku pun heran sejak kapan Bowo jadi pemabuk gitu. Sejak itu Fia semakin mendekati Bowo dan Bowo cerita kalau dia takut mengecewakan kamu. Kamu cuma satu satunya wanita yang Bowo seriusin untuk jadi pendamping hidupnya. Bowo baru sadar kalau selama ini Fia berusaha mendekatinya dan yang selama ini Fia nasehati padanha hanyalah untuk membuat kalian berpisah. Udah cuma itu yang gw tau soal mereka. Lo baik baik aja kan diujung telfon sana ?Diunung telfon Hadi mendengar suara tangis Vanda.
Nda maafin gw yang udah cerita sperti ini sama lo.
It's ok Di. Gw malah makasih sama lo karena lo udah buka semua yang lo tau. Gw harus ketemu Bowo. Gw pengen dia jujur sama gw Di.
Kalau itu yang lo mau, silahkan. Itu lebih baik. Selesaikan baik baik karena kalian bentar lagi mau lamaran. Bowo hanya mencintai kamu. Bukan Fia.
Ya nanti gw pikirkan lagi ga Di. Gw masih butuh waktu untuk memikirkan jalan keluar yang terbaik dengan menstabilkan emosi gw karena gw ngga mau gegabah. Gw kenal Bowo. Gw tau Bowo ngga seperti itu. Tp gw sakit Di. Sakit banget diginiin sama Bowo. Btw thx ya Di, lo udah mau dengerin cerita gw dan mau cerita banyak ke gw.
Iya sama sama Nda. Kalau lo butuh apa apa bilang ke gw.
Bersambung