Sheet 5 : I Don't Really Care

2.9K 548 21
                                    

Welcome to The A Class © Fukuyama12
Genre : Teenfiction, drama, Psychology
Rate : T+
Summary : Orang bilang Kelas A adalah kelas unggulan yang berisi anak-anak yang cerdas penuh keberuntungan, namun pada kenyataannya, kelas A hanya berisi anak-anak malang yang penuh dengan kesengsaraan, yang membutuhkan perhatian melebihi kelas lainnya.

.
.
.

Sheet 5 : I Don't Really Care

.
.
.

Baca dulu, baru Vote! ^^

.
.
.

Brak!

Gadis berambut coklat cepak itu mengaduh kesakitan saat bahunya ditarik dengan keras. Punggungnya bahkan sampai menabrak dinding di sebelahnya. Tas jinjing yang berisi alat sekolahnya sudah berada di atas tanah.

"Halo, Miskin."

Gadis berambut hitam cepak itu, Iris Gladiolus, menghela napas panjang dan mengambil kembali tasnya yang jatuh saat ia tahu siapa yang berbuat seperti ini kepadanya. Iris menghentikan tangannya yang terulur ke bawah untuk mengambil tasnya.

Gadis cantik di depannya itu menendang tasnya dengan cukup kuat.

Iris mengambil tasnya dengan cepat. "Apa orang tuamu tidak punya uang untuk membeli mainan baru sehingga kau memilihku sebagai mainanmu, Periwinkle?"

Gadis di depannya memutar bola matanya bosan. "Apa kau tak bisa membawa nama orang tua? Aku jadi kasihan padamu yang tak punya orang tua."

Ketiga gadis di depannya tertawa saat Periwinkle mengejek Iris. Iris tampak tak tenang, ia tak peduli dengan kelompok gadis di depannya. Ia harus segera pergi ke tempat kerja jika tak ingin dimarahi oleh bosnya.

Ia mengecek jam tangan yang warnanya sudah bukan biru lagi. Iris berdecak kesal saat ia menyadari jika jam kerjanya sepuluh menit lagi.

Iris menolehkan kepalanya ke kanan, ia berusaha mencari ide agar dapat lulus. "Ah, Mrs. Suzanne!" Seru Iris. Tepat saat gadis-gadis di depannya menoleh, Iris segera mengambil langkahnya untuk lulus. Dan dia berhasil.

Iris tak lagi menoleh, ia terus berlari secepatnya. Jika ia menoleh bisa saja Periwinkle dan teman-temannya mengejarnya. Ia tertawa pelan saat mendengar Periwinkle yang berteriak mengutuknya. Iris bersyukur ia bisa lulusan kali ini, tetapi ia harus berhati-hati dengan Periwinkle besok.

Bisa saja gadis itu akan membalasnya dengan yang lebih parah dari hari ini.

Apa yang dipikirkan Iris kemarin memang benar adanya. Tak lama setelah Iris berjalan meninggalkan kelas, ia sudah diseret ke kebun belakang sekolah.

Di jam pulang sekolah seperti ini tak ada yang akan melewati daerah itu. Periwinkle kembali menyudutkan Iris, sama seperti kemarin. Kali ini ia dan teman-temannya tak akan membiarkan Iris lolos begitu saja.

"Apa maumu, Periwinkle?!" Iris mencoba membela dirinya.

Periwinkle mendecih dan menarik rambut cepak Iris. Gadis itu mengaduh kesakitan dan berusaha melepaskan tangan Periwinkle dari rambutnya. Iris berteriak meminta Periwinkle untuk melepaskannya. Ia tak merasa melakukan kesalahan apapun terhadap gadis itu.

Periwinkle memenuhi permintaan Iris, ia melepaskan tangannya dari rambut coklat itu, namun dengan dorongan keras diakhir. Suara gelak tawa pecah saat mereka melihat Iris jatuh terjerembap.

"Kau bertanya apa mauku, kan?" Periwinkle berjongkok di depan Iris. Tangannya menyentuh pipi Iris dan mengusapnya pelan, "Aku hanya ingin balas dendam padamu. Kau tidak perlu tahu alasannya."

Welcome to Class ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang