Sheet 15: Picnic time

1.9K 393 16
                                    


.
.
.

Sheet 15: Picnic Time

.
.
.

Mengingat piknik esok hari, Sage mulai memikirkan hidangan yang akan ia bawa. Ia memejamkan matanya dan mulai membayangkan apa saja yang dapat ia bawa.

'Mungkin aku bisa membuat sandwich....'

'Ah, itu terlalu umum. Bagaimana dengan oatmeal?'

'...sepertinya oatmeal tidak cocok dengan piknik nanti...'

'...hn? Kira-kira kapan terakhir kali aku piknik dengan Mom dan Dad, ya? Ah, benar juga, waktu itu Mom memasak pie isi daging. Pie tortilla isi daging....'

Pikiran Sage melayang jauh. Bayangan tentang piknik hari itu berputar di kepalanya. Ingatan tentang senyuman hangat yang terukir di wajah kedua orangtuanya. Senyuman yang berasal dari dalam hati. Sebuah mimpi indah yang berasal dari pengalamannya.

-atau mungkin sebuah mimpi yang ia ciptakan sendiri.

---

Rumah itu cukup besar dengan dua lantai. Pagar yang terbuat dari kayu berwarna coklat kehitaman menjulang cukup tinggi. Interior luar rumah itu beberapa bagian terbuat dari kayu, dan sisanya semen dengan cat berwarna pewter dan cream. Jendela besar pun mendominasi desainnya.

"Apa itu panel surya?" tanya Blue saat melihat hal yang ganjil pada atapnya. Semua mengikuti arah pandang Blue.

Tanpa melihat apa yang dimaksud oleh, Blue, Mr. Oliver menjawab sembari mengeluarkan benda berbentuk persegi panjang yang sangat tipis, "Ya, kebanyakan listrik dari rumah ini berasal dari sana-ah, sudah terbuka."

Ketika Mr. Oliver mendorong pintu gerbang, mereka dapat mendengar bunyi gesekan yang cukup keras. Pria itu menyuruh semua muridnya untuk masuk dan kembali menutup pintu gerbang.

Pagi sebelum mereka pergi ke lokasi piknik, Mr. Oliver berkata jika mereka akan pergi ke salah satu tempat terlebih dahulu. Dengan baju seragam olahraga berwarna ungu tua dengan training hitam, mereka berjalan dari sekolah menuju lokasi itu. Dan lokasi itulah di mana mereka sekarang berada.

Halaman rumah itu cukup besar dengan ditanami berbagai macam tumbuhan. Kolam ikan yang memantulkan cahaya matahari di salah satu sudut halaman menyita perhatian Sive. Ikan-ikan itu berenang mendekatinya dengan mulut terbuka sebesar koin perak.

Sive dapat melihat ikan koi berwarna hitam dan putih, jenis koi Kumonryu dan Shiro Utsuri. Juga beberapa ikan koi bercorak putih-merah-hitam, jenis ikan koi Showa Sanshoku, salah satu jenis ikan favoritnya.

Beberapa makanan Sive taburkan ke dalam kolam ikan itu. Ikan-ikan itu seperti berteriak meminta makan kepadanya. Ia merasa bersyukur dapat membawa makanan ikan yang selalu ia bawa ke sekolah setiap harinya.

"Ikan-ikan itu sepertinya berterima kasih kepadamu," sahut Mr. Oliver dari belakang. Sive menoleh dengan cepat dan segera memasukkan makanan ikan ke dalam tasnya.

Mr. Oliver menoleh pada pintu kaca berukuran besar yang berada di belakang Sive, di depan kolam ikan. Sive ikut menoleh ke arah pintu kaca dan ia dapat mendapati teman sekelasnya berada di dalam sana. Tanpa perlu disuruh, ia mengikuti langkah gurunya untuk memasuki rumah itu.

Hal pertama yang dilihat saat memasuki rumah itu adalah sepaket sofa berwarna abu-abu muda dengan coffe table berwarna hitam. Ada almari dua arah berwarna putih dengan sedikit corak serat kayu sebagai pemisah antara ruang tamu dengan ruangan di belakangnya.

Setelah melewati alamari itu, maka akan ada ruangan yang cukup besar. Tepat di sebelah kanan, maka akan ada sofa sudut berwarna baby blue dengan sedikit corak floral berwarna hitam, coffe table yang berwarna coklat, dan karpet sintetis berwarna putih gading dibawahnya. Dihadapan itu semua, ada televisi OLED berukuran besar.

Welcome to Class ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang