Sheet 11: Didn't Hear the 'Sorry'

2.4K 509 34
                                    

Welcome to The A Class © Fukuyama12
Genre : Teenfiction, drama, Psychology
Rate : T+

.
.
.

Sheet 11: Where's My Sorry?

.
.
.

Pria itu berdiri bersandar pada pintu dengan memandangi dua orang yang sedang ditahan oleh dua orang lainnya. Ia tersenyum kecil saat tak ada yang menyadari keberadaannya. Padahal ia sudah berdiri di sana selama beberapa menit.

Mata biru itu menyadari kedatangan gurunya, ia memalingkan wajahnya dan berubah diam. Raven yang mengunci pergerakannya melepaskannya perlahan setelah memastikan jika pemuda bermata biru itu sudah lebih tenang. Zwart juga melakukan hal yang sama dengan saudaranya.

Mr. Oliver mendekati mereka dan bertanya, "Apa kalian masih belum puas?" Si kembar Stephanotis saling melempar tatapan tajam, lalu membuang muka mereka bersamaan, "apa ada ilmu beladiri yang kalian pelajari?"

Zwart mengernyitkan alisnya, ia merasa jika pertanyaan itu tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Zwart menjawab dengan ragu-ragu, "Karate?"

"Ok. Pilih ini, ikut aku ke ruang BK atau ke gedung olahraga?" tawar Mr. Oliver. Si kembar itu masih terdiam, "Aku memberikan kalian penawaran untuk melanjutkan pertengkaran kalian."

"Jika aku memilih gedung olahraga?" tanya Argia.

"Kalian akan kuberi kesempatan selama lima menit untuk melanjutkannya, tapi aku yang akan menentukan peraturannya," terang Mr. Oliver.

Zwart dan Argia saling bertatapan, "Heh, jika hanya karate aku bisa mengalahkanmu dengan cepat," ejek Zwart dengan seringai menyebalkannya.

"Kau pikir aku tidak pernah melatih karateku lagi? Jangan meremehkanku! Aku bisa mengalahkanmu lebih cepat dari yang kau bayangkan," cetus Argia.

Argia dan Zwart beradu tatapan, lalu mereka menatap Mr. Oliver dan berkata bersamaan, "Aku pilih ke gedung olahraga!"

"Ok, kalian bisa mengganti baju kalian dan menungguku di sana," perintah Mr. Oliver. Si kembar itu dengan cepat meninggalkan kelas, bahkan mereka tak henti-hentinya mendorong satu sama lain. Mr. Oliver kali ini menatap Zelts dan Raven, "Bantu aku menyiapkan peralatannya. Tidak perlu meminta izin, aku sudah melakukannya."

Raven mengernyitkan alisnya tak suka, ia merasa tidak ada hubungannya dengan pertengkaran si kembar merepotkan itu. Hal inilah menjadi salah satu alasan mengapa ia tidak mau berurusan dengan orang lain.

"Apa kalian tidak mau melakukannya?" tanya Mr. Oliver dengan senyumannya. Zelts merasa tak suka dengan senyuman itu, ia memukul pelan lengan Raven dan memberikan isyarat untuk melakukan tugas yang diperintahkan.

Mr. Oliver menatap sekeliling A Class sesaat setelah kedua pemuda itu menjalani perintahnya, "Apa tidak ada satupun dari kalian yang berusaha untuk melerai mereka?" tanya Mr. Oliver pada siswa-siswi yang ada di kelas itu, "Aku harap kalian punya alasan yang bagus untuk itu," tutur Mr. Oliver dan beranjak meninggalkan kelas.

Sophia berlari meninggalkan tempatnya berdiri, ia segera menyusul Mr. Oliver dengan memanggil namanya. Namun, pria itu tak menghentikan langkahnya yang panjang hingga ia sampai di gedung olahraga. Di sana, sudah ada Zelts dan Raven yang duduk di atas matras menunggu mereka.

"Mr. Oliver, tolong dengarkan saya sebentar!" seru Sophia.

Mr. Oliver berhenti dan menoleh ke arah Sophia. Gadis itu mulai mengatur napasnya yang terputus-putus. Mr. Oliver masih menunggu Sophia hingga matanya melihat si kembar dengan pakaian olahraga mereka.

Welcome to Class ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang