Sheet 26: Nighty Night

1.8K 340 30
                                    

Welcome to The A Class © Fukuyama12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Welcome to The A Class © Fukuyama12

Genre : Teenfiction, drama, Psychology

Rate : T+

.
.
.

Sheet 26 Nighty Night

.
.

Saat-saat malam seperti ini, udara terasa lebih dingin daripada biasanya. Sophia beberapa kali mengeratkan syal oranyenya yang melingkar di leher jenjangnya.

Tangannya sibuk mencari dompet yang ia masukkan di dalam duffel bag besarnya. Ia tersadar, ia tak perlu repot-repot mencari smartcard-nya untuk membuka pintu gerbang. Seluruh fasilitas yang ada di rumah itu akan otomatis menyala saat ia berada di depan gerbang, tentu saja dengan syarat ia membawa smartcard-nya.

Sophia masuk setelah membuka gerbang yang terbuat dari kayu yang dicampur dengan berbagai macam material komposit seperti kertas dan plastik sehingga ramah lingkungan.

Tak berhenti sampai di situ, pagar yang mengelilingi rumah itu bahkan terbuat dari batu yang cara memasangnya seperti pada permainan bongkar pasang, setidaknya seperti itulah yang dikatakan oleh Mr. Oliver.

Lampu yang ada pada ruang tamu itu otomatis menyala saat Sophia menginjakkan kakinya di dalam rumah itu, dan mati setelah ia melewati ruang tamu untuk menuju ke ruang tengah. Penghangat ruangan di sana pun langsung menyala saat Sophia berada di sana. Gadis itu tak bosan-bosannya untuk berdecak kagum dengan fasilitas rumah itu.

Suara mengeong dan bunyi denting jernih dari sebuah lonceng terdengar. Dari salah satu sudut ruangan, Sophia dapat melihat bola berbulu berlari ke arahnya untuk menyambutnya.

Sophia tersenyum saat kucing berumur tiga bulan itu menggosokkan kepalanya pada kakinya dan berjongkok untuk mengelusnya.

Sophia menatap mangkuk makanan kosong yang teronggok begitu saja di dekat dapur. Apa mungkin Iris dan kelompoknya lupa untuk memberi makan Maico?, pikir Sophia.

Gadis itu berjalan dan memberi makan kucing belang tiga itu sebelum pergi ke kamar untuk meletakkan barang-barangnya.

Sophia kembali lagi ke lantai dasar dengan membawa buku tebal dan alat tulisnya. Meskipun hari sudah larut malam, rasanya ia tak ingin tidur lebih cepat.

Tidak terlalu suka dengan keheningan yang ada, Sophia mencoba untuk menyalakan lagu sekeras mungkin sembari membuat dirinya sibuk di dapur.

Saat membuka kulkas dua pintu itu, Sophia tak dapat menemukan apapun selain makanan instan dan makanan kaleng, serta segala jenis minuman yang masih tersegel rapat. Sophia bersyukur ia mampir terlebih dahulu ke salah satu supermarket 24 jam dan membeli beberapa bahan makanan. Perutnya sudah memberontak sedari tadi dan Sophia tak peduli meskipun ini sudah terlalu malam untuk makan malam.

Welcome to Class ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang