Sheet 20: A Class Project

2K 363 31
                                    

Welcome to The A Class © Fukuyama12Genre : Teenfiction, Slice of Life,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Welcome to The A Class © Fukuyama12
Genre : Teenfiction, Slice of Life,

.
.

Sheet 20: A Class Project

.
.
.

Tugas baru sudah diumumkan oleh Mr. Oliver. Kali ini bukan tugas kelompok biasa, melainkan tugas yang melibatkan seluruh anggota kelas A. Tidak ada yang namanya kelompok tiga orang, melainkan satu kelompok berisi dua belas anak.

Mr. Oliver menamakannya sebagai A-01 Project, sebagai tanda bahwa ini adalah proyek pertama A Class. Seketika itu juga, murid-murid dapat mengetahui bahwa akan ada proyek-proyek lain yang menunggu mereka.

Proyek pertama ini harus berhubungan dengan pendidikan dan teknologi. Ini proyek jangka panjang, Mr. Oliver meminta agar mereka dapat menyelesaikan proyek ini sampai mereka naik ke tahun kedua. Untuk kegiatan dari proyeknya, Mr. Oliver sendiri yang menyerahkan semuanya pada Raven selaku leader class.

Selama sehari penuh itu, Mr. Oliver hanya memberikan satu tugas itu saja. Tentu saja proposal kegiatan itu juga harus selesai pada hari itu juga.

Mereka bekerja dengan cepat. Meja-meja dalam kelas itu dibentuk seperti ruangan meeting pada umumnya. Setiap anak dapat melihat wajah yang lainnya dari tempat duduk mereka.

Sementara itu, Mr. Oliver duduk di tempatnya dan memperhatikan muridnya, sesuai dengan ciri khasnya.

Raven memimpin jalannya rapat dengan Kniga yang duduk di sebelahnya siap untuk mencatat apa saja yang dibicarakan. Langkah pertama tentu saja pencarian ide. Kniga memulainya dengan memberikan ide berupa pembuatan inovasi dalam bidang teknologi dan pendidikan.

Ide yang tidak buruk, sama seperti Argia yang menawarkan untuk membuat aplikasi berbasis pendidikan untuk mempermudah pelajar mencari informasi. Raven kembali meminta teman-temannya untuk mengeluarkan pendapatnya.

Dengan penuh percaya diri, Blue mengangkat tangannya. Ia menyampaikan idenya dengan penuh semangat, "Bagaimana jika membuat video pembelajaran?! Kita bisa membagikannya melalui youtube, lalu jika subscriber-nya bertambah banyak kita bisa memperoleh uang! Bagaimana?"

"Itu ide yang bagus!" puji Sophia.

"Aku juga setuju. Bagaimana dengan yang lain? Apa ada ide lain?" tanya Raven. Tidak ada jawaban dari yang lain, Raven pun memutuskan, "Kalau begitu, apa ada yang tidak setuju dengan ide Blue?"

Kniga mengetuk bolpoinnya beberapa kali. Ia menatap Blue dan bertanya, "Apa yang harus kita siapkan jika kita memilih ide itu? Bagaimana dengan peralatannya? Biayanya?"

"Tidak perlu yang mahal untuk pemula. Hanya membutuhkan kamera DSLR, tripod, lighting, dan laptop saja sudah cukup," jawab Blue.

"Bagaimana dengan tempatnya?" Argia bertanya.

Welcome to Class ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang