Pertengkaran

579 63 2
                                    

"Vi, mana temen lo?" Tanya Indah."Bentar lagi dateng katanya."balas Vivie pada Indah. "Awang!" Panggil Vivie pada Awang sahabatnya.

"Kenalin ini Awang sahabat gue dari SD."ucap Vivie memperkenalkan teman lamanya pada sahabatnya. "Halo gue Awang." Ucap Awang si kulit hitam manis ini.

"Indah."

"Kasih."

Mata Kasih dan Awang saling bertemu. Mereka bertatap yang kemudian di sadarkan oleh Indah. Setelah Vivie mengenalkan teman teman nya pada Awang, mereka langsung akrab berbincang. Kasih dan Indah termasuk orang yang humble pada orang yang baru di kenalnya

***

Keesokan harinya Kasih, Vivie, dan Indah kembali ke Jakarta untuk melanjutkan aktivitasnya. Lain hal nya dengan Kasih, yang masih sangat merindukan sosok laki laki itu. Pandu Angkasa . Indahpun membuyarkan lamunan Kasih yang sedari tadi melamun menatap kosong, Indah pun bermaksud untuk menanyakan ada apa dengan Kasih? Namun ia urungkan. Selama hampir delapan jam setiap harinya mereka bekerja di tempat yang sama, disana lah mereka saling support dan terjalin dengan baik persahabatannya. Sampai suatu saat...

Indah memilih kemeja hijau muda model untuk laki laki. Vivie dan Kasih menanyakan untuk siapa kemeja itu, walau mereka tau Indah juga saat ini memiliki beberapa teman dekat laki laki yang sebenernya memang masih dalam hubungan teman dan tidak lebih. Saat Indah menjawab bahwa kemeja itu ia belikan untuk Pandu, nama itu seakan membuat Kasih terkejut akan ucapannya. Kasih hanya membalasnya dengan senyuman simpulnya.

Sesampainya di kost-an, saat Kasih hendak pergi menuju kamar Vivie memanggilnya dan bermaksud untuk membicarakan tentang Pandu. Ya, Vivie adalah orang yang tau bagaimana perasaan Kasih pada Pandu.  Vivie menyarankan agar Kasih berganti dengan Awang, Kasih tak merespon. Di fikirannya hanya pada Indah, bagaimana ia memberitahu bahwa sesungguhnya ia juga memiliki perasaan juga pada Pandu?

Vivie yang terus berbicara tanpa henti menehati bahkan menyarankan Kasih, tak disangka Indah sudah mendapati di hadapannya. "Jadi, lo suka Pandu juga?" Kalimat itu yang di ucap Indah. 

"Gue bisa jelasin." Ucap Kasih memohon.

"Mau jelasin apa lagi, Kasih? Lo jahat nusuk gue. Sahabat lo sendiri!" Ucap Indah menatap Kasih tajam.

Ini yang gue takutin malah terjadi. Batin Vivie. Saat Kasih ingin berbicara, Indah langsung pergi begitu saja meninggalkan Kasih dan Vivie.

"Ini semua salah gue, Vie." Ucap Kasih menutup wajahnya dengan kedua tangannya. 

"Yaudah, tunggu Indah tenang dulu ya. Kita bisa bicarain. Jauh sebelum ini gue udah ingetin ini, Kasih. Gue kejar Indah dulu ya." Ucap Vivie dengan pengertian pada sahabatnya.

Ditempat lain Indah sedang terduduk di sebuah ayunan di halaman kost-an. Vivie menghampiri dan mencoba berkomunikasi dengan Indah yang sudah membanjiri seluruh wajahnya dengan airmata. "Gue mau sendiri, please Vie." Ucap Indah yang menyadari Vivie menghampirinya. Indah pun berlalu pergi. Vivie hanya bisa pasrah saat sahabatnya tak ingin di ganggunya.

Lo jahat. Batin Indah.

Sambil berjalan entah kemana tujuan kaki nya akan melangkah. Sampai akhirnya Indah di tolong oleh Ghani yang saat itu Indah sedang menyebrang tidak melihat jalan ada motor melintas. Indah shock terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Indah segera menghapus airmatanya saat bertemu Ghani, ia tak mau Ghani mengetahuinya.

"Thanks, Ghani." Ucap Indah. "Lo kenapa sih sampe gak liat jalan gini?" Tanya Ghani sedikit memarahi. Gadis itu hanya menggeleng. "Abis nangis ya lo?" Ghani yang tak tega melihat temannya lemah seperti sekarang, ia mengajaknya ke sebuah kafe bintang. Disana lah Ghani mengajak Indah untuk berbicara walau tidak ke inti permasalahannya, namun ia berusaha untuk menghiburnya. 

Senjaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang