Terharu

552 74 5
                                    

Hari ini Pandu dan keluarga datang menemui kediaman keluarga Kasih. Pandu pun menyampaikan niat nya untuk melamar Kasih menjadi bagian dari hidupnya.

Pandu meyakinkan kedua orangtua Kasih bahwa ia dapat menjaga dan membimbing Kasih dengan tanggungjawabnya. Yunus dan Rani selaku orangtua dari Kasih pun menyetujui dan menerima nya dengan rasa ikhlas dan bahagia, karena sebentar lagi anak kesayangannya akan di pinang oleh calon suaminya.

Semua tersenyum, Pandu dan Kasih saling pandang menatap penuh arti. Selesai acara, Pandu dan Kasih sudah berada di halaman rumah Kasih.

"Sayang, makasih ya udah meyakinkan mama dan papa. Aku bahagia." ucap Kasih tersenyum di hadapan Pandu. Pandu meraih tangan Kasih, "Sama sama, aku juga bahagia. InsyaAllah aku akan secepatnya untuk mempersuntingmu dan tentunya atas izin-Nya." ucap Pandu tersenyum, membuat Kasih terharu dibuatnya. Kasih mengangguk paham.

"Jangan pernah menangis di hadapanku karena kekecewaan,kecuali menangis karena kebahagiaan." ucap Pandu tersenyum mengusap air mata Kasih yang jatuh. Kasih mengangguk dan memegangi tangan Pandu yang berada di pipinya saat ini. Kemudian Kasih memeluknya erat,tak ingin kehilangan. Pandu membalasnya dengan mengecup kening, sebagai tanda rasa sayangnya yang tulus pada kekasihnya.

***

Beberapa hari ini Pandu lebih sering menghampiri Kasih di kantornya, hanya sekedar untuk makan siang atau mengobati rasa rindunya.

Sesekali Pandu membahas konsep pertunangan dan pernikahan untuk mereka. Saat ini mereka sedang berada di butik. Kasih yang antusis memilih dresscode untuk keduanya. Pandu akan menuruti segala permintaan calon istrinya,tidak peduli jika ia memilih dresscode berwarna pink ataupun ungu,asal ia senang. Pandupun ikut senang juga. Karena Kasih adalah segalanya bagi hidupnya.

"Ay, bagus yang mana?" tanya Kasih,menunjukan salah satu gaun favorite nya. "Hijau muda(pudar) bagus,ay." respon Pandu antusias. "Tapi peach bagus juga." jawab Kasih mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah satu buat akad dan yang satunya lagi buat resepsi,gimana?" saran Pandu. Kasih mengangguk pasti.

"Aku coba dulu ya, ay." ucap Kasih mengganti gaunnya. Beberapa saat setelah di bantu oleh pelayannya, kini Kasih memperlihatkan bentuk tubuh yang indah pada Pandu.

"Gimana, ay. Bagus gak?" tanya Kasih sedikit merapihkan dan menghadap cermin yang telah tersedia. Sesaat Pandu yang sibuk dengan hpnya kini teralih,melihat calon istrinya begitu cantik menggunakan gaun itu. Alhasil setelah Kasih mencoba, kini giliran Pandu yang ikut mencoba pakaian jas berwarna senada. "Tambah ganteng,ay." puji Kasih terkekeh ,melihat pantulan cermin tersebut.

Selesai untuk dresscode,Kasih dan Pandu mencari referensi undangan dan merchendise pernikahan.

Hari hari begitu padat untuk mengurusi pernikahan mereka. Karena sebelumnya Pandu sudah membicarakan lagi terhadap keluarga dirinya dan keluarga Kasih untuk siap dan akan segara menikah. Kedua keluarga menyetujui rencana tersebut.

"De, udah menyiapkan undangan yang akan di pakai?" tanya Rani berjalan mendekati Kasih dengan membawakan teh.

"Belum ma, masih milih." balas Kasih terkekeh.

"Gak kerasa anak mama udah mau di pinang." Ucap Rani menatap Kasih tersenyum. Kasih memberhentikan aktivitas memilih undangan yang ada di tangan nya.

"Iya ma, makasih ya ma, udah sabar ngerawat aku. Udah sabar ngadepin aku yang suka ini itu. Makasih untuk semuanya." ucap Kasih menatap dalam, memegang tangan sang mama. Kemudian dipeluknya. Mama hanya mengangguk dan membalasnya.

Tok... Tok... Tok...

Kasih membuka pintu rumahnya dan di lihat nya Pandu seorang membawa bucket bunga mawar merah. "Cie tumben banget bawain aku bunga." goda Kasih terkekeh. "Thank you sayang." lanjut Kasih menerima bucket bunga. Pandu tersenyum dan sedikit mencubit pipi kekasihnya itu.

Senjaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang