Cemburu

550 64 2
                                    

Kasih meniatkan dirinya untuk menyelesaikan masalahnya dengan Indah. Saat di waktu yang bersamaan...

Pandu's Calling.

Indah yang melihat itu kembali pada suasana tidak berdamai dengan Kasih dan pergi meninggalkan Kasih.


Kasih hanya menghela nafas kasar dan mengangkat telfonnya dengan nada kesal pada Pandu.


"Halo, Kasih lo marah sama gue ya? Maafin gue ya kalau perkataan malam itu kelewatan menurut lo, gue bener bener gak ada maksud buat lo marah sama gue." Jelas Pandu sebelum akhirnya Kasih angkat bicara.

"Gak ada yang salah kok." Kasih menjawabnya dengan singkat. Ketika Pandu ingin berbicara lagi terdengar nada sambung terputus. Pandu hanya menghela nafas.


'Kalau gue? Ya gue.. Gue akan ngalah untuk temen gue, karena pertemanan gak bisa di gantikan oleh apapun.' Ucapan Pandu yang terus terngiang di fikiran Kasih.


Kasih hanya mendecak kesal dengan apa yang sudah Pandu ucapkan pada dirinya. Pandu yang begitu mudah melepaskan dirinya? Tidak memperjuangkan dirinya? Apakah dia hanya mempermainkan perasaannya, dengan memberikan perhatian kecil yang di ucapnya?


***

Ketika Indah yang sedang berada di ruangan kerjanya bersama Silvi, terlihat sibuk mengerjakan laporan kerjanya Kasih mengurungkan niatnya untuk bertemu Indah. Karena Kasih tau bahwa jika Indah sedang sibuk atau banyak kerjaan yang harus cepat di selesaikan, Indah akan menolak nya untuk di ganggu atau sekedar berucap.


"Kasih." Panggil Dimas, rekan kerja di ruangannya selain Vivie, Hana, dan Ghani. Kasih pun menengok ke arah sumber suara yang memanggil dirinya.


"Kenapa, Dim?" Tanya Kasih yang berlalu melanjutkan pekerjaan nya. "Makan yuk." Ajak Dimas menghampiri Kasih. "Sebentar." Jawab Kasih yang kemudian berdiri dan menerima ajakannya.


"Mas Pandu." Panggil Jelita asisten nya. "Iya, ada apa, El?" Respon Pandu. "Ini ada berkas yang harus di tandatangani untuk jadwal pemotretan." Ucap Jelita tersenyum. Pandu hanya mengangguk terhadap apa yang di katakan Jelita. Selesai itu, Pandu akan berlanjut motrait model untuk siang ini.


Dua jam sudah Pandu menyelesaikan urusannya, ia memutuskan untuk kembali kerumah. Saat teringat ada pesan masuk di hpnya tadi siang, ia membuka dan melihatnya. Cukup terkejut akan adanya foto Kasih dengan seorang pria yang sedang makan siang bersama. Itu jelas membuat Pandu memanas, ia pun berusaha menghubungi nomor tak di kenalnya yang mengirimkan pesan itu. Namun nihil nomor itu sudah tidak aktif, akhirnya ia segera menghubungi Kasih demi mendapat kebenaran.


Beberapa kali sudah di coba oleh Pandu untuk menghubungi Kasih, tapi masih dengan nada sambung telfon yang tak di angkat. Hingga akhirnya...


Tling. New Message


'Kasih lagi dimana?' Pesan singkat yang di kirim Pandu pada Kasih.

'Di kantin. Kenapa?' Balas Kasih yang bingung terhadap sikap Pandu yang tiba-tiba menanyakan dirinya.


'Ada waktu gak? Gue pengen ketemu.' Pesan Pandu yang menanyakan to the point.

'Gak bisa, gue lagi sibuk.' Balas Kasih bohong, karena ia tak mau Indah melihat Pandu datang menemui nya.

'Kenapa? Lagi sibuk sama pacar baru ya?' ucap Pandu yang mulai tak tahan.

'Pacar siapa?' tanya Kasih yang tak paham terhadap apa yang diucapkan Pandu.

'Yaudah malam ini gue mau ketemu sama lo.' pesan terakhir Pandu. Kasih tak membalas nya.

Tepat jam sembilan malam, Pandu sudah berada di depan rumah kost an Kasih. Pandu memang tau karena Kasih lah yang waktu itu pernah memberitahunya.

Tling.

'Gue di depan kosan.' Pesan Pandu. Sungguh Kasih tak sangka bahwa Pandu bener bener akan menghampiri dan ingin bertemu dengan nya. Dengan cepat Kasih pun keluar dan menemui Pandu. "Aduh, lo ngapain kesini?"


"Kangen." Ucap Pandu yang meledek Kasih yang sebenarnya memang itu rasa yang ada untuknya.

"Apaan si lo. Mau ngapain malam malam dateng kesini?" Tanya Kasih ketus dan mengantisipasi adanya Indah. Kasih berharap Indah tak melihat nya bertemu dengan Pandu.

"Lo tadi siang makan bareng siapa?"Tanya Pandu to the point. Kasih berfikir sejenak.

"Dimas."Ucap Kasih singkat.


"Pacar lo ya?" Tanya Pandu. Kasih hanya menggeleng.


"Terus?" Tanya Pandu penasaran. "Temen. Lo kenapa si kepo banget?"


"Jelas lah. Gue sayang sama lo dan gue gak mau liat lo berdua terus sama laki-laki lain, termasuk sama Dimas." Ucap Pandu jujur dari dalam hatinya dengan tatapan tajam, namun melunakkan hati setiap wanita. Karena sebelumnya memang beberapa kali Kasih memposting kebersamaan nya dengan Dimas aku akun sosial media nya. Namun, sebelum nya itu hanya sebuah khayalan Pandu terhadap ekspetasi pada Kasih.


"Gue nanya aja. Gak boleh?" Tanya Pandu. Langsung disanggah oleh Kasih, "Gak."

'Kasih sebenarnya emang gue bener bener sayang sama lo sejak pertama gue kenal sama lo. Tapi lo gak menyadari itu. Perhatian kecil dulu yang pernah lo kasih ke gue itu membuat gue berharap lebih sama lo, tapi sekarang lo malah memberi harapan palsu buat gue?' Batin Pandu yang sangat tersiksa diberi harapan yang tak pasti oleh Kasih.


Pandu pun memutuskan untuk pulang karena memang waktu sudah larut malam.

"Pandu kenapa gak bilang aja sih kalau dia cemburu gue deket sama Dimas?!" Ucap Kasih kesal karena Pandu tak peka pada perasaan nya.


"Ah, kenapa gue gak bilang aja yang jujur kalau gue sayang dia. Gue cemburu liat dia sama laki-laki lain." Ucap Pandu kesal terhadap dirinya sendiri. Pandu melemparkan bantal nya ke lantai.


***

"Jelas lah. Gue sayang sama lo dan gue gak mau liat lo berdua terus sama laki-laki lain, termasuk sama Dimas." Ucap Pandu jujur dari dalam hatinya dengan tatapan tajam, namun melunakkan hati setiap wanita. Karena sebelumnya memang beberapa kali Kasih memposting kebersamaan nya dengan Dimas aku akun sosial media nya.


Kasih yang mendengar pengakuan dari mulut Pandu tercengah. "Bercanda lo gak lucu."


"Gue serius." Ucap Pandu menatap lebih dalam lagi seakan ia merindukan perhatian kecil yang dulu selalu Kasih berikan terhadapnya. Lagi lagi Kasih dibuatnya terpanah melihat tatapan sosok laki-laki yang ia sayangi juga. Kasih tak menyangka bahwa hati Pandu hanya untuk nya. Seketika Pandu tersadar dari mimpi nya. Begitupun dengan Kasih yang memimpikan Pandu. Mimpi itu begitu nyata,bagaimana bisa?

"Cuma mimpi." Ucap Pandu mengacak acak rambutnya.

"Kirain beneran tadi lagi sama Pandu." Ucap Kasih yang lagi lagi terbangun dari bunga tidur nya.

Siang ini Indah berada di ruang meeting bersama atasannya, Arif. Arif merupakan pemilik dari kantor Indah, Kasih dan Vivie bekerja namun beda tugas. Arif orang yang sangat ramah dan yang terpenting masih single.


"Baik, Pak. Meeting sudah selesai tinggal nanti saya rekap ulang. Ada yang bisa saya bantu lagi?" Tanya Indah sopan dan tersenyum. "Tidak, terimakasih."

Bersambung~

Ciyeee siapa ni yang cemburu sama Dimas?

Hai guys bakal banyak peran baru disini😆

Vote dan Comment yaa😍

Senjaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang