Kesempatan (I)

542 69 5
                                    

Malam ini adalah malam terindah untuk Kasih dan Pandu. Setelah sekian lama Pandu mengenal Kasih dan mendambakan dirinya sebagai pasangan hidupnya kini penantian yang tak sia sia. Dirinya baru saja melamar Kasih. Pandu begitu bahagia mendapat kesempatan lebih untuk menjadi calon pendamping hidupnya. Begitupun sebaliknya dengan Kasih.

Vivie dan Indah saling pandang ketika melihat Kasih senyum senyum sendiri terhadap jari nya. Tak butuh waktu lama,  mereka pun menghampiri meja kerja Kasih.

"Bahagia banget bu? " ledek Vivie pada Kasih melirik sesekali. "Gak mau bagi bagi nih bahagianya?" Tanya Indah terkekeh menggoda Kasih. Kasih hanya menunjukkan jari nya yang sudah terpasang cincin di jari manisnya. Kemudian tersenyum.

"Lo di lamar siapa? " tanya Vivie memegang cincin berlian itu pada jari Kasih. "Kayaknya yang bakal nikah duluan elo nih." Goda Indah terkekeh. "Pandu ngelamar gue semalam. " ucap Kasih dengan hati hati. "Wah selamat ya." ucap Indah tersenyum seperti tidak ada beban yang disembunyikan.


"Lo gak marah kam sama gue? " tanya Kasih hati hati. Indah menggeleng cepat. "Enggak lah. Ngapain gue marah sama lo? " ucap Indah menyenggol bahu Kasih.

"Gue udah punya kali." ucap Indah terkekeh. Temen temennya kini semakin penasaran, siapa yang membuat Indah jatuh hati seperti ini?

Indah seakan tau apa yang di pikirkan oleh kedua sahabatnya itu,  kemudian ia menjelaskan kejadian malam itu.

Acara yang di buat untuk Indah di resto malam itu sangat elegan dan romantis seperti putri. Indah di buat terkagum oleh Audi yang sudah menyiapkan dinner di resto tersebut. Disana lah ada rasa bahagia dalam hatinya, tak terbayang sebelumnya bahwa Audi akan hadir dalam hidupnya lagi kali ini. Indah tersenyum menatap Audi.

Saat SMA dulu mereka tidak begitu dekat sampai akhirnya wisuda mereka hanya saling pandang dan tersenyum yang kemudian di ajak foto bersama oleh temen temennya. Jarak mereka yang begitu dekat, tapi hati yang berjarak.

Hanya ada pembicaraan sedikit diantara mereka, kemudian terfokus pada kegiatan masing masing. Saat kuliah mereka tak saling ketemu dan mengabarkan sampai akhirnya malam itu dimana mereka dipertemukan kembali.

***

"Duh selamat ya sahabat sahabat gue. Gue ikut seneng." ucap Vivie memeluk kedua sahabatnya itu. Mereka pun membalas pelukan nya dan tersenyum.

"Lo kapan nih nyusul sama Daniel?" Ledek Kasih. Indah pun terkekeh. Karena belakangan ini curahan tentang Daniel yang terdengar dari mulut Vivie. Banyak hal yang tak terduga sebenarnya tapi apa boleh buat. Vivie terlihat bahagia dengan Daniel walau ada problem sedikit sedikit tapi bisa mereka hadapi.

Tling. New Message.

"Pandu?" gumam Kasih. Kasih segera membuka pesan itu.

Sayang, lagi ngapain? Nanti sore jalan yuk.

Kasih tersenyum. Pandu memanggilnya sayang? Bagaikan mimpi baginya. Batin Kasih.

Masih kerja. Kita sekalian dinner aja ya. Hari ini masih banyak laporan 😔

Pandu yang mendapat pesan itu tersenyum gemas terhadap kekasihnya. Bagimana tidak. Jarang sekali Kasih memberikannya emoticon yang menggambarkan dirinya, bahkan tidak pernah sama sekali. Jikalau ia ada di sampingnya saat ini, pasti sudah mencubit pipi nya. Pandu tersenyum lagi membayangkan Kasih.

Okey nanti aku jemput yaa ❤

Balas Pandu pada Kasih,  kekasihnya. Kasih hanya melihat notif yang tertera pada hpnya dan memilih tidak membalasnya. Kemudian tersenyum.

"Ndu, nanti malam nongkrong yuk, Levin ngajakin nih." Ajak Ryan pada Pandu yang baru saja bertemu di tempat kerja Pandu saat ini. Pandu pun menolak karena sudah ada janji dengan kekasih nya. "Gak asik lo. So sibuk." lontaran kalimat yang di dapat Pandu dari Ryan.

"Ada janji gue sama si Kasih." ucap Pandu mulai menceritakan kejadian malam itu. Ryan pun terkejut karena Pandu baru saja memberitahunya bahwa malam itu Pandu telah melamar Kasih. Wanita yang dipertemukan nya dulu saat senja tiba. Wanita yang sederhana dengan tampilan elegan. Ryan memahami itu dan tersenyum.

Malam ini Kasih baru saja selesai dari pekerjaan nya. Saat ingin pulang, tiba tiba saja Arif yang baru keluar dari ruangan nya menghampirinya dan menawarinya untuk pulang bersamanya karena tak tega harus melihat Kasih pulang sendiri. Saat Kasih ingin menerima ajakannya, Pandu datang menemui Kasih.


"Kasih balik bareng gue." ucap Pandu yang langsung menggenggam tangan Kasih dan menariknya keluar bersamanya. Kasih yang ingin menjelaskan pada Pandu kini seakan berbicara pada Arif dengan isyarat mata nya bahwa ia tidak bisa menerima tawaran saat ini.


"Pandu?" Panggil Kasih yang menyadari sedaritadi sikap Pandu yang diam saat kejadian itu. Pandu tak membalas. Pandu terus fokus pada jalanan yang dilaluinya dan mengantarkannya kembali ke kosan Kasih. Tak ada pembicaraan disana. Kasih yang juga terfokus pada telfon genggamnya.


Setelah satu jam sudah Pandu menunggu Kasih untuk membersihkan dirinya, Kasih pun menggandeng tangan Pandu. Pandu tak mengelak atas perlakuannya dan juga tak ada senyum sedikitpun pada kekasihnya.

Saat di kafe tempat mereka makan malam, baru lah Kasih mulai mengajak Pandu berbicara yang akhirnya di balas oleh nya. Kasih sudah menyadarinya tentang sikap Pandu yang dingin terhadapnya.


"Sayang?" ucap Kasih. "Hmm.. " balas Pandu yang sedang melahap makanannya. "Kamu marah ya. Kok cuekin aku gini?" tanya Kasih. "Enggak." balas Pandu singkat dan tetap pada aktivitasnya, sesekali mengecek hp nya yang berbunyi.


"Kamu cemburu ya sama Pak Arif?" tanya Kasih to the poin dengan menatap kekasihnya lekat dan memberhentikan aktivitas nya. Pandu yang sedang melihat hp nya langsung menatap Kasih lekat lalu kembali pada handphone nya.

Kasih memegang kedua pipi Pandu, agar bisa menatap matanya. Pandupun terhenti pada aktivitasnya. "Aku gak ada apa apa sama Pak Arif,  sayang." mulai Kasih menatap Pandu dan mengganti memegang tangan Pandu. "Dia cuma atasan aku, bos aku. Aku cuma sayang sama kamu."

"Tapi keliatan banget kalau dia suka sama kamu." balas Pandu menatap Kasih lalu melempar pandangannya. "Tolong kamu percaya sama aku. Aku sama dia gak ada apa apa." ucap Kasih memohon dengan menggenggam tangan kekasihnya itu. Alhasil Pandu pun luluh dengan tatapan Kasih yang begitu tulus kepadanya.

***

"Pagi,  Mas Pandu. Mas panggil saya? " tanya Jelita yang memasuki ruang kerja Pandu, karena seorang karyawan di depan memberitahukan bahwa ia di cari Pandu, atasannya.

"Eh iya,  ini tolong lo kasih saran yang bagus buat gue." Ucap Pandu menunjukan beberapa konsep pertunangan nya dengan Kasih.

"Wah buat siapa, Mas? Ada client ya?" tanya Jelita to the poin dan langsung melihat lihat konsep tersebut.

"Buat gue." ucap Pandu tersenyum menunjukkan sederet gigi putihnya. Jelita yang mendengar itu aktivitasnya terhenti sejenak dan...

Jangan jangan.... Gue?  Batin Jelita.

"Maksudnya, Mas?" tanya Jelita pura pura tak mengerti. "Iya buat acara pertunangan gue sama Kasih, pacar gue. " ucap Pandu dengan bangganya menaikan alisnya kemudian tersenyum.

DEG!

Hati Jelita seperti di hantam truk besar yang melebihi kapasitas. Badannya yang tegang dan terpaku saat ini. Hatinya kini remuk, sehancur serpihan kaca. Perasaan yang sudah ia pendam pada atasannya itu,  ternyata hanya sia sia.

"Permisi, saya ingin ke toilet dulu." ucap Jelita langsung menjauhi ruang Pandu.

Pandu masih sibuk memilih konsep pada browser yang digunakannya. Sesekali ia tersenyum membayangkan betapa beruntungnya ia memiliki Kasih. Wanita yang ia cintai selama hampir satu tahun lamanya, lika liku perjalanan cinta yang telah dilewati, dan akhirnya ia akan mempersunting Kasih sebagai istri nya.


Bersambung ~

Hai guys! Maaf baru sempet upload part lanjutan ya, semoga kalian suka. Happy Reading! 💛

Vote and comment guys.

Senjaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang