Hari ini Pandu dan Levin sudah kembali dan berada di Jakarta. Mereka sudah menjalankan aktivitas nya siang ini. Pandu yang sudah menyegarkan pikiran dan raga nya kembali untuk aktivitasnya. Saat di Bali kemarin Jetita terus mengabarinya, dari telfon, message dan vidio call. Tapi Pandu hanya membalas pesan nya saja karena tak ingin di ganggu oleh pekerjaan nya.
"Pagi, Mas." Sapa Jelita pada Pandu yang baru memasuki ke ruang kerjanya. Pandu hanya dengan muka datarnya saja dan kembali pada laptop di hadapan nya saat ini. Jelita berlalu. Pandu sibuk memilah foto yang ingin di cetak dan beberapa akan di kirimkan ke orang yang telah memakai jasanya.
Sesekali Pandu menengok hp yang ada di salah tangan kanan nya. Berharap ada notif dari Kasih. Namun sia sia ia menunggu, kemudian melanjutkan memilah. Ragu tapi ingin sekali bertemu dengan Kasih saat itu, alhasil ia lah yang mulai menelfon Kasih. Ada nada dering terhubung disana.
"Assalamualaikum Pandu. Ada apa?" suara terdengar dari sebrang telfon. "Waalaikumsalam, My Kasih." Ucap Pandu yang membuat wajah Kasih merona di buatnya. Walau Pandu tak melihat pipi merona nya ia sangat tau betul bahwa jika ia sedang menggoda Kasih alhasil wajah Kasih seperti kepiting rebus.
"Nanti sore bisa ketemuan gak?" Tanya Pandu lagi sebelum Kasih membalas ucapan sebelumnya.
"Loh bukannya lo masih di Bali?" Tanya Kasih sambil menyelesaikan laporannya. Kasih menggunakan tambahan earphone nya untuk berkomunikasi dengan Pandu saat ini.
"Udah balik gue. Kenapa. Kangen ya?" ledakan Pandu dari sebrang telfon.
"Ih geer. Gue nggak bisa, Pandu." Ucap Kasih. Wajah Pandu terlihat ditekuk saat itu. "Kenapa, Kasih. Udah ada janji ya?"
"Oh enggak kok, gue sore ini masih banyak kerjaan. Paling malam InsyaAllah bisa. Itupun kalau lo mau nungguin gue." Jawab Kasih membuat Pandu bersemangat lagi.
Sampai kapan pun gue akan nunggu lo Kasih. Batin Pandu tersenyum.
"Okey nanti gue jemput di kosan ya." Ucap Pandu mengakhiri telfon nya.
"Pandu ngajak gue jalan. Mau ngapain?" Gumam Kasih yang masih terfikir tentang malam mereka di Bali.
"Kenapa lo pergi gitu aja dari gue. Plis jangan kayak gini Kasih." Mohon Pandu yang tak mau Kasih berubah terhadap dirinya. Kini Kasih juga menatap sendu Pandu. Kasih membisu.
"Bilang sama gue. Siapa yang bikin lo kecewa kayak gini?" lanjut Pandu. Kini butiran kristal itu jatuh dari mata Kasih. Pandu yang melihatnya langsung dengan cepat menghapus nya kemudian memeluknya.
Kasih sudah tak tahan lagi menahan emosi yang ada pada dirinya saat ini, alhasil ia tumpahkan pada pelukan Pandu. Kasih menerima pelukan Pandu yang hangat.
Pandu masih mengelus puncak kepalanya dan sesekali mengecupnya. "Maafin gue Kasih. Gue gak bermaksud buat lo nangis dan kecewa." Ucap Pandu menyadari bahwa dia lah yang membuat Kasih menangis. Suara isak tangis Kasih mulai mereda, Kasih mengangkat perlahan kepalanya dari dada bidang Pandu. Pandu menghapuskan air mata yang membasahi wajahnya. Pandu menatap Kasih sendu yang kemudian tersenyum.
"Kasih." Panggil Jesi yang tiba tiba di hadapannya saat ini. "Eh sorry. Ada apa Jes?" Tanya Kasih yang tersadar akan lamunannya. "Di panggilin dari tadi ternyata lagi senyum senyum sendiri. Khayalin apaan si lo?" Tanya Jesi penasaran.
"Ih apaan si lo. Enggak kok." balas Kasih tersenyum. Alhasil karena bujukan Jesi, Kasih mulai menceritakan kejadian malam itu di Bali dengan Pandu. Jesi pun ikut terbayang akan hal yang di rasa sahabatnya itu. Sampai sampai Dimas datang mengganggu khayalan mereka.
"Ngapain nih. Kalian senyum senyum. Seneng ya liat gue?" Ucap Dimas tanpa dosa karena telah mengganggu dua wanita di hadapannya. "Ih geer banget si lo. Emang lo siapa?" Ucap Jesi. Kasih hanya terkekeh.
"Gue pengen dong ketemu sama orangnya." Ucap Jesi pada Kasih. Kasih tersenyum. "Nanti gue ajak ya kalau dia ada waktu." Ucap Kasih berlalu jalan ke kantin yang mendapat jatah istirahat lebih lama karena telah mengikuti dinas bersama Arif. Jesi pun menyusul.
***
New Message From Pandu.
Dandan yang cantik ya malam ini.
Kasih yang mendapat pesan itu tersenyum dan ingin cepat sampai di rumah. Tepat jam delapan malam Kasih sudah bersiap menunggu pangerannya. Tak lama Pandu mengetuk pintu kosan Kasih. Kasih membukanya dan...
Pandu yang melihat Kasih kini seperti bidadari yang diperuntukkan malam ini untuknya. Masyaallah cantik banget. Batin Pandu.
Kasih yang hanya menggunakan dress selutut berwarna abu yang bercorak biru donker dengan riasan makeup sederhana dengan rambut di gerai dan jepitan yang menempel pada rambutnya kini terlihat anggun dikenakannya. Wedges biru donker senada dengan corak dress Kasih.
Kasih yang menyadari Pandu tak langsung menyapanya, "Jelek ya gue?" Ucap Kasih polos. Pandu menggeleng cepat. "Lo perfect malam ini." puji Pandu membuat Kasih tersenyum.
"Kok lo pake jas gitu sih. Rapih banget. Sebenarnya kita mau kemana sih?" Tanya Kasih tapi Pandu tetap tidak memberitahunya.
"Udah nanti liat aja. Ohya baju kita bisa pas gitu ya." Ucap Pandu mengalihkan pembicaraan. Pandu memang menggunakan kemeja dan warna senada dengan Kasih. Kebetulan. Karena Pandu pun tidak menjanjikan tentang dresscode malam ini.
Jas abu dengan kemeja biru donker sebagai bagian dalamnya, celana yang senada dengan jas dan sepatu pantopel nya yang sudah melekat pada Pandu terlihat sempurna.
Khusus malam ini Pandu menggunakan mobil pribadinya. Kasih seperti putri yang baru saja di jemput oleh pangerannya, kini di jabatlah tangan Kasih oleh Pandu. Di silahkan Kasih menaiki mobilnya.
Kini Mereka sudah berada di dalam resto terkenal di Jakarta. Pandu menyewa dan menyiapkan kejutan untuk Kasih dengan sangat detail. Alunan musik telah terdengar ditelinga semua orang yang ada di resto malam itu.
Mulai dari pemain piano, gitar, dan tentu saja biola yang sangat syahdu itu terdengar.
Pandu mengeluarkan sebuah kotak cincin permata dari saku jas miliknya. Kasih yang sedang melihat sekeliling resto kembali shock akan kejutan yang ia dapatkan dari Pandu.
Malam ini seperti tidak dapat diungkap dan di gambar kan suasana hati Kasih yang begitu terharu dan bahagia mendapatkan kejutan bertubi tubi dari laki laki yang ada di hadapannya saat ini.
Tangan Kasih tergerak untuk menutup mulutnya yang terlihat tak bisa mengucapkan kata kata lagi. Kristal bening yang sudah meluncur begitu saja di pipi nya.
"Pan.. duu... " lirih Kasih. "Ini a.. paa..?" lanjut Kasih yang terbata bata. Pandu yang langsung membuka kotak berlian itu.
"Will you marry me?" Ucap Pandu lantang. Hati nya kini lega karena telah mengungkapkan itu pada Kasih. Tapi belum sepenuhnya lega karena Kasih belum dapat menjawab nya.
Kini semua pengunjung resto tertuju pada mereka, dari awal dengan datang nya kejutan kejutan yang Pandu beri untuk Kasih, sudah menjadi sorotan. Siapapun yang melihat ini pasti merasakan haru dan bahagia seperti Kasih saat ini karena diberikan banyak kejutan.
Tak lama Kasih menjawab pertanyaan yang dilontarkan Pandu dengan mengangguk dan, "I.. Iyaa gue mau." suara serak Kasih terdengar kemudian tersenyum. Kini Pandu begitu sangat bahagia karena usahanya tak sia sia untuk melamar Kasih malam ini. Ia pun kembali memakaikan cincin itu ke jari manis Kasih. Kemudian Kasih memeluknya terlebih dulu dan membenamkan wajahnya ke dalam pelukan Pandu. Pandu membalas pelukanya.
Lanjut apa enggak nih guyss? Hehehe
Jangan lupa vote ya.
17 Agustus 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjaku
Teen FictionPandu Angkasa seorang fotografer yang selalu menikmati setiap alam yang ia potrait . Potrait adalah hobinya. Baginya suatu suasana bisa jadi artistik. Ia sangat menyukai Indonesia, karena baginya Indonesia adalah kehidupan nya dan juga kaya akan pem...