1.2. Be Mine

4.4K 250 1
                                    

Musik terdengar dari semua sudut, tarian bahkan dansa romance acara ini sudah dimulai. Bau minuman bersoda bahkan beralkohol tercium dari segala tempat.

"Kamu yakin Ka? Aku gak kayak odong-odong kan?" Aurell memperhatikan dirinya lagi. Gadis ini tidak suka dengan dress pemberian dari Ranz. Sangat minim, berwarna merah polos. Panjangnya diatas lututnya.

Aurell tidak memakai kacamata, merias rambutnya bak ratu bahkan dia sudah mencoba untuk menempelkan makeup di wajahnya. Ini semua perintah Kika yang menyuruhnya ber-makeup.

Kata Kika, cewek bermakeup akan terlihat cantik walaupun tidak natural.

"Bagus, lo cocok! Bahkan gue gak nyangka lo bakalan secantik ini, Rell" Balas Kika. Gadis itu berdecak kagum dengan sahabatnya yang berubah 180°.

Aurell mengedarkan pandangannya menatap semua orang yang sedang asyik berdansa dengan pasangannya masing-masing.

Aurell kira acara ini seperti acara ulangtahun biasanya. Berkumpul, bernyanyi selamat ulangtahun, meniup lilin dan selesai.

"Ish, pestanya gak seru. Masa harus dansa berpasangan gitu. Nasib jomblo gimana?" Kika mendengus. Seharusnya dia tidak perlu datang ke acara ini. Namun jika tidak mengingat ucapan Hendra itu, Kika tidak perlu repot kemari.

"Kan ada gue?" Cowok berambut hitam itu menghampiri Kika. Menjawab semua dengusan Kika.

Kika memutar bola matanya saat melihat siapa orangnya.

"Ya Tuhan! Apa gak ada cowok lain, selain kutu kumpret ini?" Kika menatap sengit Hendra.

"Kalau lo gak ketemu gue, lo kangen" jawab Hendra.

"Bodo amat! Rell, mending kita kesana" Kika hendak menarik Aurell.

"Aurell"

Kika terhenti. Mereka mengenali siapa pemilik suara ini.

"Aduh! Ngapain sih dia" Ucap Kika kesal.

"Mas Ranz? Selamat ulangtahun"

Ranz menatap Aurell dari atas hingga bawah.

"Lo cantik"

Mendengar itu entah mengapa membuat jantungnya berdisko aneh. Debaran jantungnya tiba-tiba semakin menggila saat bertatapan dengan Ranz.

"Eh? M-makasih,"

Ranz tersenyum tipis. Tangannya terulur ke depan Aurell. "Mau dansa?"

"Heh, lo nyentuh sahabat gue sejengkal aja gue habisin lo sekarang juga" Kika bersuara membuat Ranz menatap risih kepada gadis berambut panjang kuncir itu.

"Ikut gue nona galak" Rio menarik pergelangan tangan Kika secara paksa. Pasalnya gadis ini meronta dilepaskan dengan amat terpaksa Hendra bersikap kasar pada perempuan. Terlebih pada perempuan angkuh seperti Kika.

***


Aurell berdiri di pinggir antara orang-orang yang tengah berdansa. Gadis itu menatap setiap pergerakan dari gadis disana, sangat lihai.

"Aku gak bisa dansa mas" ujar Aurell.

Ranz diam menatap Aurell. Bola mata coklatnya itu memang tajam tapi entah kenapa itu terasa nyaman bagi Aurell.

Beberapa pasang mata menatap Aurell iri. Pria yang memiliki acara ini lebih memilih berdansa pada gadis cupu di universitasnya. Lagipula siapa yang tidak mengenali Aurell? Gadis cupu yang pernah menjadi bahan lelucon pada saat hari pertama mereka menjalani ospek.

Ranz menyingkirkan anak rambut Aurell ke belakang telinganya. Lalu tangan kekarnya itu mengambil kedua tangan Aurell dan ditaruhnya di pundak Ranz sedangkan pria itu menaruh kedua tangannya di pinggang ramping Aurell.

Aurell masih diam tidak bergeming. Gadis itu masih menatap kebawah tak berani menatap Ranz saat ini, ia malu tidak bisa berdansa.

Ranz mendekatkan wajahnya. "Biar gue ajarin"

Aurell merinding saat Ranz meniup leher Aurell. Akhirnya pelan-pelan dan penuh lemah lembut Ranz mengajarkan gerakan dansa awal. Hanya maju mundur kemudian kearah kanan dan kiri. Aurell menikmati semua dansanya. Jujur ini baru pertama kalinya Aurell merasakan dansa. Dengan pria pula.

"Jadilah pacarku, Serta kekasihku"

Aurell menghentikan dansanya. Gadis itu terdiam membisu. Sadarkan Aurell segera! Apa Aurell hanya salah dengar? Apa ada yang salah dengan pendengaran Aurell?

Aurell mengerjapkan matanya berkali-kali. "Mas, mas Ranz ngomong apa?" Tanya Aurell. Aurell yakin tadi dia hanya salah dengar.

"Be Mine!" Tegas Ranz dan menatap mata Aurell sedalam-dalamnya.

Sadarkan Aurell sekarang juga!

Aurell ... Lemah dengan bola mata coklat itu.

Bola mata itu seakan menghipnotisnya.

Bangunkan Aurell sekarang juga! Aurell mohon.

Bodoh. Aurell mengangguk begitu saja. Setan apa yang ada di tubuhnya saat ini?

Ranz tersenyum miring. Diluar dugaan, ternyata sangat mudah untuk mendapatkan Aurell.

"Bagus! Mulai saat ini lo adalah pacar gue. Mine! Nggak ada yang bisa ubah itu selain gue" setelah mengucapkan itu Ranz pergi meninggalkan Aurell yang masih mematung.

Namun baru beberapa langkah pria itu berbalik.

"Sekarang kita pulang. Untuk besok gue mulai perhatiin setiap sikap lo. Jangan pernah deket sama cowok lain selain gue" Ranz terdiam sejenak.

"Karena gue gak suka apa yang udah jadi milik gue disentuh orang lain" Lanjutnya dengan tegas. Selanjutnya Ranz benar-benar melanjutkan langkahnya pergi tanpa menoleh lagi kebelakang.

Aurell sampai sekarang belum sadar juga. Hingga akhirnya dia benar-benar sadar akan tindakan bodohnya hari ini. Aurell ingin berteriak sekencang-kencangnya.

Aurell berjalan dengan tatapan kosong. Gadis itu terduduk di bangku kosong sembari menatap keberadaan Kika namun nihil.

Tanpa disadari sepasang mata memperhatikan mereka sejak tadi.

Cewek Cupu vs Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang