5.8. END (2)

3.8K 178 44
                                    

Upacara wisuda serta pembagian gelar sudah dilaksanakan setengah jam lalu. Semua orang tertawa bahagia bergandengan tangan dengan sahabat-sahabatnya bahkan berfoto ria dengan sahabat atau sang kekasih.

Nyatanya ini benar-benar hambar untuk seorang gadis yang kini tengah duduk di balkon gedung atas sendirian. Aurell berkali-kali menatap ponselnya yang tidak berdering tanda telpon, chatingannya dengan Ranz juga berakhir sejak Ranz datang kerumahnya kemarin.

Keluarganya sudah pulang sepuluh menit lalu saat dipikir sudah tidak ada keperluan lagi. Tapi Aurell memilih untuk tetap diam di balkon gedung ini.

Menunggu Ranz?

Aurell akui itu. Aurell memang menunggu Ranz, tadi gadis itu hanya melihat Ranz sekilas saat penerimaan gelar dan pemberian toga seusainya Ranz sama sekali tidak terlihat seperti ditelan bumi. Gadis itu sudah menelpon Ranz berkali-kali namun tidak diangkat bahkan pesannya pun tidak dibaca dan dibalas.

Sejak kepulangan Ranz dari rumahnya Aurell merasa ada yang tidak beres pada pria itu. Langkah kakinya serta wajahnya pada saat di pintu luar rumah Aurell ada yang berbeda, entah ini perasaan Aurell saja atau ... Entahlah Aurell tidak mengerti.

"Rell,"

Aurell menoleh dengan cepat saat ada suara yang memanggilnya. Namun lagi-lagi dia menghembuskan nafasnya.

"Mas Hendra, ngapain kesini?"

Hendra duduk disamping Aurell, ada jarak sedikit diantara mereka. Apalagi Hendra sempat marah pada Kika yang pergi ke luar negeri tanpa memberi tahu pria itu.

"Harusnya gue yang nanya begitu" Hendra menatap wajah Aurell. "Lo ngapain kesini?"

"Gak ngapa-ngapain kok mas, aku cuman mau disini sebentar. Besokkan udah gak bisa begini lagi" jawab Aurell.

Aurell bingung harus menjawab apa. Dia ingin sekali bertanya pada Hendra soal keberadaan Ranz tapi egonya berkata untuk tidak bertanya seperti itu. Aurell takut hanya dia yang terbawa perasaan pada sahabatnya Hendra ini.

Hendra mengangguk sekilas, kemudian mengeluarkan rokoknya.

Aurell mendelik tajam dia tidak suka pria berokok. Nikmatnya rokok yang pria rasakan tidak sebanding dengan sesaknya paru-paru orang yang menghirup asap rokoknya, itu pikiran Aurell.

Menyadari ada perubahan gestur badan Aurell, Hendra langsung menaruh lagi rokok itu pada bungkusnya.

"Kenapa? Bukannyao udah deket sama Ranz, Ranz juga perokok"

"Ranz udah berhenti merokok" Balas Aurell.

Alis Hendra terangkat satu, benarkah? Bahkan Hendra mengenal rokok saja dari pria brengsek itu, ya saat itu Hendra tidak seperti ini dan pria itu benar-benar membenci geng yang dibentuk oleh Ranz. Namun, semenjak perceraian kedua orangtuanya, Hendra mulai sedikit nakal. Pria itu awalnya hanya sering menonjok-nonjok orang yang dia rasa mengusik hidupnya, kemudian beralih menjadi pengedar  obat, tapi jujur Hendra tidak pernah memakai obat. Kemudian Ranz mengetahui perbuatan Hendra, entah bagaimana ceritanya Hendra masuk kedalam geng yang dulu dia anggap buruk. Ranz mengajari Hendra merokok, berfoya-foya, bahkan memainkan Perempuan.

Lantas bagaimana bisa dalang dari keburukan orang yang ada di geng itu bisa berubah. Apa lagi alasannya itu hanya karena cewek?

Cewek Cupu vs Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang