[5] LIMA

905 77 7
                                    

Irene POV

Aku sedang mengganti pakaianku dan sedikit berdandan serta menggunakan wewangian, karena aku takut Sehun akan mengatakan bahwa aku bau lagi.

"Ren!! Ren!!" Seru Sehun.

Oh? Itu suara Sehun, aku harus bergegas kesana.

"Iya, ada apa" sahutku. Sehun duduk di sofa sambil memandangiku tanpa mengatakan sepatah katapun. Tunggu, apakah ada yang aneh dari dandanan ku?

"Oo...Umm..Duduklah" titahnya sambil menepuk sofa di sebelahnya.

"Hmm..Kau wangi sekali. Apa ini karena tadi... tanya Sehun. Tapi dia tidak menyelesaikan kalimatnya. Aku tidak mengerti kenapa sikap Sehun selalu berubah ubah, ya aku tahu dia sekarang memang bersikap sangat menyebalkan, tapi entah kenapa aku menyukai ini. Rasanya kami berdua seperti sahabat yang sudah lama mengenal satu sama lain.

"Aishh...tidak! Aku memang wangi, hanya saja kau yang keterlaluan" sahutku dengan nada bicara yang semakin rendah. 

"Oh yaampun!!" Seruku sambil memukul pipiku beberapa kali.

Ren? Yaampun kenapa kau bicara seperti itu pada Sehun? Bagaimana jika Tuan dan Ibu Oh mendengar ini?

"Apa? Ada apa Ren?" Tanya Sehun yang kebingungan.

"Sehun, oh tidak maksudku Tuan. Maafkan aku!!" Seruku lagi dengan panik.

"Maaf kenapa Ren?" Tanya Sehun sambil tersenyum kecil.

"Um..aku tidak seharusnya bicara seperti tadi, karena kau kan..." Aku belum menyelesaikan kalimatku, tapi Sehun menengaskan bahwa..

"Karena aku anak dari majikanmu? Ren, aku baik baik saja jika kau bicara padaku seperti tadi, karena aku merasa...aku seperti punya teman sekarang. Sebaliknya aku akan marah jika kau memanggilku Oh Sehun, Tuan Sehun dan semacamnya" seru Sehun.

"Kau yakin?" Tanyaku untuk memastikan.

"Tentu saja" sahutnya.

"Begini Ren, aku ingin memberi sesuatu untukmu" seru Sehun sambil menyerahkan sebuah kotak kecil padaku.

"Apa ini??" tanyaku sambil mengambil kotak tersebut.

"Buka saja" seru Sehun.

Dari hati terdalam aku benar benar tidak menyangka jika Sehun memberi kalung yang menjadi hadiah untuk tunangannya padaku.

"Waahh..Sehun..Apa kau akan memberiku kalung ini??.. Benarkah??" tanyaku padanya. Tapi mataku tidak pernah terlepas menatap kalung yang indah ini.

"Hmm..Aku fikir kau sangat menyukai kalung itu, jadi aku berfikir akan memberimu ini" sahut Sehun sambil tersenyum.

Jika dia memberikan ini untukku, lalu bagaimana dengan tunangannya?

"Tunggu..Lalu bagaimana dengan tunanganmu??" tanyaku penasaran.

"Aku sudah memberinya hadiah yang lain. Tenang saja" sahut Sehun.

Kenapa dia tidak memberikan kalung ini untuk tunangannya. Apa Sehun benar benar tidak menyukai kalung ini, lalu dia memberikannya padaku? Lalu kenapa dia tidak menolak saja kemarin saat aku menawarkan kalung ini padanya? Yaampun aku sangat merasa bersalah karena ini. Apa aku harus menanyakan ini pada Sehun?

"Se...Hun? Sehun!! Sehun" seruku. Namun Sehun hanya diam sambil melamunkan sesuatu.

"Sehun? Oh Sehun? Kau baik baik saja Sehun? Sehun! Apa yang kau pikirkan huh? Sehun!!" Apa dia benar benar tidak mendengar suara ku?

Apa dia baik baik saja? Kenapa dia melamun, apa yang dia pikirkan?

"Sehun!! Hya!!" seruku sambil mengayun ayunkan lengannya.

MY BODYGUARD [HUNRENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang