14. Kecewa

56 6 0
                                    

Senja memang indah..
Namun, tak akan terasa indah
Bila masih ada hati yang gundah
Dan hanya meninggalkan resah

Semilir angin menerbangkan rambut Tari yang melihat senja, di bukit yang selalu ia datangi.

Kali ini, aku sendiri tanpa ditemani oleh Ray. Aku memakluminya karna ia akan mempersiapkan lomba basketnya esok dengan Sma Garuda.

Senja hari ini aku rasakan sedikit hampa tanpa kehadirannya. Mungkin, aku terlalu terbiasa dengan Ray di sampingku yang berceloteh tiada henti dan membuat ku sedikit kesal walau sesungguhnya, aku terhibur dengan tingkah konyol nya itu.

Sekarang, Andini lebih sering bersama aku dan Ray.
Entahlah, aku agak tidak menyukainya walupun ku lihat ia memang baik. Tapi, kehadirannya itu membuatku sedikit tersisihkan. Mungkin, aku belum terbiasa dengan kehadiran orang lain selain Ray disisiku atau .. ah sudah lah.

~~~

Aku bersiap-siap bergegas ke lapangan basket tempat pertandingan SMA ku dengan SMA Garuda dimulai. Disana kulihat, Ray tengah melakukan pemanasan dengan tim basketnya. Sorak dan teriakan penonton saling berseruan mendukung tim sekolah kebanggaannya masing-masing.

Bunyi peluit dari wasit menandakan pertandingan baru saja dimulai. Sontak hal tersebut membuat teriakan dari kubu supporter bertambah semangat berharap timnya memenangkan babak pertama.

Tari melihat Ray dengan gesitnya merebut bola dari tim lawan dan memasukkannya ke ring membuat kehebohan di babak pertama ini. Hal tersebut tidak menyurutkan semangat tim lawan untuk menyeimbangkan kedudukannya maka mereka juga berhasil menyamakan skor.

Memang SMA Garuda terkenal akan siswanya yang pandai bermain basket. Salah satu yang terkenal dalam keahliannya yaitu Gara ya Gara Samudra itu lah saingan terberat Ray.

Pertandingan basket kali ini dimenangkan oleh SMA Garuda. Itu membuat siswa siswi SMA Harapan sedikit kecewa dengan perbandingan kali ini. Pertama kalinya tim mereka di kalahkan dalam pertandingan sahabat dan di kandang sendiri.

Tari langsung bergegas turun untuk mencari Ray. Langkahnya dibuat lebar-lebar agar mempercepat tujuan Tari. Ia sempat melihat Ray, menunduk lesu akan hasil pertandingan tadi dan secepatnya Tari ingin memberikan semangat kepadanya karna sudah berjuang semaksimal mungkin untuk sekolah.

Namun, langkah Tari semakin melambat, menemukan Ray di depannya bersama dengan Andini. Wajahnya sudah tak selesu ketika tadi Tari melihatnya dan ada seulas senyuman yang diberikan Ray kepada Andini sambil menepuk bahu Andini.

Kaki Tari refleks berjalan mundur dan perlahan meninggalkan sepasang manusia yang bercengkrama itu.

Nb : maaf semuaa, aku baru sempet next ceritanya sekarang😄
Jangan lupa tekan⭐
Makasii yang sudah membaca dan vote💛

Gadis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang