20. Kesepakatan

51 5 0
                                    

"Sorry lama" Ucap Gara

"Kalo aku marah juga kamu gak bakal peduli kan"

"Ya elah lo mah baru juga telat 30 menit"

"Waktu 30 menit bagi aku itu penting dan aku udah ngebuang cuma-cuma buat nunggu kamu yang ngaret" Kesal Tari

"Bawel amat sih lo. Cuma 30 menit jugaan" Heran Gara

"To the point aja! Sebenernya tujuan kamu ngajak aku ketemu disini ngapain?" Tanya Tari

"Nah, gini. Lo kan gak bisa bayarin kerusakan motor gue kan? Sebagai gantinya lo harus jadi kacung gue selama sebulan" Tegas Gara

"Hah? Ya kali jadi kacung kamu! Tega banget jadi orang"

"Kalo gak mau yaudah bayar! Tinggal di lo nya aja pilih yang mana, gue sudah berbaik hati gini"

Tari tidak memikirkan apa yang akan terjadi jika ia menjadi kacungnya si Gara. Bisa-bisa cepat tua karna selalu emosi saat mereka bertemu.

"Gimana ya? Gak ada pilihan lain selain jadi kacung gitu?" Tanya Tari

"Gak ada"

"Cuma sampai sebulan aja kan?"

"Iyee"

"Ya udah deh" Pasrah Tari

"Na gitu kek dari tadi. Lama amat lo"

Tari hanya menatap Gara dengan muka yang sedatar mungkin. Saat hendak menanyakan sesuatu pada Gara, handphone Tari berbunyi menandakan pesan masuk.

Tring!
Tring!

Ray

Tar
Lo lagi dimana?

Knp ray?
Aku lg diluar

Gak
Gue tadi kerumah lo gak ada

Ooo gitu
Iya ada urusan

Besok brangkat sekolah gue jemput ya

Iyaa boleh

Okee
See you tar

See you too ray

Tari menutup percakapannya dengan Ray saat suara bariton di depannya mengagetkannya.

"Woy kacang"

"Eh" Kaget Tari

"Lo dengerin gue gak?"

"Apa?"

"Gak ada siaran ulang! Pokoknya lo harus turutin apa yang gue bilang tadi" Tegas Gara

"Eh tapi kan aku gak denger. Serius"

"Itu derita lo"




Gadis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang