15

2.3K 363 8
                                    

Hng

...

Hanbin medatangi Jennie yang sedang duduk di kasur. "Soal yang tadi siang, aku minta maaf. Maaf karna aku membuatmu kesal."

"Aku juga minta maaf karna terlalu emosi membalas perkataanmu hingga meninggalkan cafe," ujar Jennie.

Hanbin tersenyum lalu merentangkan tangannya lebar-lebar yang langsung di sambut pelukan oleh Jennie.

"Maaf aku terlalu berlebihan mengkhawatirkanmu" ujar Hanbin mengelus rambut Jennie.

"Ah iya, cepat susun pakaianmu ke koper, besok kita akan pergi ke Seoul," ujar Hanbin melepaskan pelukan mereka.

"Untuk apa kita ke Seoul?" tanya Jennie.

"Liburan," jawab Hanbin sambil bangkit berdiri dan berjalan ke kopernya di samping lemari. Lalu ia mulai memasukkan pakaian ke dalam kopernya.

"Jinjja? Tapi kenapa tiba-tiba begini?" tanya Jennie heran.

"Hubungan kita semakin tidak baik akhir-akhir ini, jadi aku berinisiatif mengajakmu liburan. Kenapa? Kau tidak suka ya?"

Jennie cepat-cepat menggeleng, "Bukan begitu," ujarnya dengan wajah cemberut.

"Yasudah, cepat susun bajumu. Kereta kita berangkat pukul 7 pagi."

Jennie mengangguk lalu pergi keluar dari kamar itu menuju kamarnya.

"Maaf aku membohongimu, lagi dan lagi" lirih Hanbin sendu sambil meremas pakaian di tangannya.



---



Besoknya...

Tring!

Bunyi lonceng kecil yang ada di pintu cafe membuat Seulgi yang tadinya sedang sibuk mendata keuangan cafe segera berdiri dan hendak menyambut tamu yang datang.

"Annyeonghase-eoh?! Taeyong-ssi?" Seulgi menatap kaget orang yang baru saja masuk ke dalam cafe.

Taeyong tersenyum tipis, begitu pula Jisoo yang berada tepat di belakangnya.

"Kami ingin bertemu Jennie."




---



Hanbin dan Jennie sudah berada di stasiun kereta. Kini keduanya tengah menunggu jadwal kereta mereka tiba di stasiun dan berangkat menuju Seoul.

"Aku sudah buat rencana selama kita di sana," ujar Hanbin menunjukkan secarik kertas pada Jennie.

Jennie mendengus geli pada tingkah menggemaskan Hanbin yang menyembunyikan kertas itu kala Jennie mencoba mengintip. Lalu tak lama terdengar suara pemberitahuan bahwa kereta mereka sudah tiba dan para penumpang diharapkan masuk ke gerbong masing-masing. Maka segera saja mereka berdua bangkit berdiri dan bergegas menuju kereta mereka menuju Seoul.

Kota penuh kenangan dalam hidup Jennie.

Jisoo menatap kedua orang yang baru saja memasuki gerbong kereta itu dari kejauhan. Seulas seringai timbul di wajah cantiknya.

Tak lama ponsel wanita itu berbunyi menandakan sebuah panggilan masuk.

Johnny is calling...

Jemari lentiknya dengan santai menekan button merah, sengaja menolak panggilan sepupunya itu.

Saat hendak memasukkan ponselnya kembali ke dalam tasnya, pesan dari Jhonny membuatnya harus membatalkan niatnya itu.

Johnny
June mencarimu. Cepat kemari.

Deg.

Sekarang, dia harus senang atau sedih?




---





Jisoo menghela nafasnya, "Kami sudah berusaha semaksimal kami untuk mencarinya. Tapi dia menghilang bak ditelan bumi," ujar wanita itu mengakhiri kisahnya.

Seulgi menatap kedua orang di depannya tanpa berkedip. Terlalu shock dengan fakta yang baru dia tau. Ia sangat tidak menyangka bahwa kehidupan Jennie benar-benar mencengangkan dan di luar nalarnya.

"Jadi kami mohon bantuanmu. Kami sudah tau bahwa Jennie bekerja di sini. Nomor yang aku simpan ternyata adalah nomornya. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa selama ini aku sering bertukar pesan dengan istriku yang aku cari," Taeyong terkekeh pedih di akhir kalimatnya.

Hening, ketiganya asik berkutat dengan pikiran masing-masing.

"Aku tidak tau mereka kemana. Yang jelas, mereka bilang mereka akan pergi untuk sementara dan belum tau kembali kapan." Seulgi akhirnya angkat suara.

Taeyong dan Jisoo menghela nafas mereka.

Gagal lagi mereka menemukan Jennie.



---




Sudah dua hari Jennie dan Hanbin berada di Seoul. Banyak hal yang mereka lakukan seperti berwisata kuliner, mengunjungi Namsan Tower, berbelanja di Distrik Gangnam, mendatngi sungai Han, dan yang lainnya.

Jennie akui dia menikmati liburannya dengan Hanbin ini. Sangat.

"Hanbin, aku ingin belanja ke super market, mau ikut tidak?" tanya Jennie sambil mengikat tali sepatunya.

Hanbin menggeleng, "Aku ngantuk."

"Ya sudah. Lagipula aku tidak akan lama. Aku pergi dulu," ujar Jennie sebelum melangkahkan kakinya keluar dari kamar hotel yang mereka tempati.

---

"Yeoboseyo? Ne, aku aku akan segera sampai."

"..."

"Ah-mungkin sekitar-YA!"

TINNN!!

Pria langsung mengerem mobilnya.

Matanya masih melotot kaget karna hampir saja menabrak seseorang.

Dengan cepat pria itu keluar dari mobilnya dan mengecek keadaan orang yang sudah berjongkok seraya menutup kedua telinganya karna ketakutan itu.

Deg.

"J-Jennie?"







TBC

Our Love | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang