7

2.4K 393 17
                                    

Edisi chapter pendek.

===

"Seulgi-ya, ada apa denganmu?" tanya Jennie ketika memasuki cafe dan melihat Seulgi sedang melamun. Seulgi berjengit kaget. Dia menggeleng lalu berpura-pura sibuk.

Jennie dan Hanbin saling berpandangan melihat gelagatnya yang aneh.

"Kau sakit?" tanya Hanbin.

"Kurasa aku baik-baik saja. Ah-bukan hanya perasaan, aku memang baik-baik saja," jawab Seulgi gugup dengan melirik-lirik Jennie sesekali.

Hanbin menaikkan sebelah alisnya, "Kau yakin? Kau tampak... Aneh."

"Aku baik-baik saja Hanbin-ah... Hanya sedikit... Syok," Seulgi melihat ke Jennie lalu memandang ke Hanbin dengan senyum palsu.

"Syok?" tanya Hanbin. "Kau syok pada Jennie? Tapi karena apa?" tanya Hanbin yang rupanya menyadari pandangan Seulgi yang sedari tadi melirik-lirik Jennie.

"Ah-bu-bukan," Seulgi tertawa sumbang. "Aku... Aku hanya baru mendapat info dari mantan kekasihku kalau dia..."

"Kalau dia?"

"Kalau dia... Kalau dia akan menikah. Ya, aku baru mendapat info dari mantan kekasihku kalau dia akan menikah. Jadi... Aku hanya sedikit syok" Seulgi memang payah dalam hal berbohong.

Hanbin tidak bisa langsung percaya. Dia mengenal Seulgi bukan hanya sekedar teman. Kau tahu? Mereka pernah menjadi sepasang kekasih. Walaupun itu sudah sangat lama, Hanbin masih paham jelas sifat Seulgi.

"Kurasa kau harus banyak istirahat. Pulanglah lebih awal," ujar Jennie.

Seulgi memandangnya lalu tersenyum tipis, "Tak apa, aku baik-baik saja kok."

Ada banyak yang ingin Seulgi tanyakan pada Jennie. Tapi dia tidak yakin, karna ada Hanbin di sana.

...

Jisoo meletakkan nasi dan lauk-pauk di meja makan. Taeyong sudah duduk di tempatnya sambil melamun.

"Kau melamun apa eoh?" tanya Jisoo yang membuat Taeyong sadar seketika.

Taeyong menggeleng lalu memaksakan seulas senyum tipis di wajahnya.

"Tentang hari ini? Hari anniversary kau dan Jennie?" tebak Jisoo tepat sasaran.

Taeyong hanya menghela nafasnya, dan Jisoo pikir itu berarti, iya.

Padahal sebenarnya Taeyong sedang memikirkan kenapa rasa masakan makan siang yang dia makan tadi sore di cafe berbeda dengan rasa makan siang yang dia pesan untuk diantar ke kantornya.

"Kapan Jiyong dijemput?" tanya Taeyong.

Jisoo mendudukkan dirinya lalu tersenyum tipis, "Nona Seo bilang 2 bulan ke depan dia akan membawa Jiyong pulang," jawab Jisoo. Taeyong mengangguk paham.

"Jika Jiyong kembali pada ibunya, kita bisa lebih fokus mencari Jennie," senyum Jisoo merekah lebar dan Taeyong ikut tersenyum.

"Sekarang makanlah dengan banyak agar energimu untuk mencari Jennie penuh. Jangan sampai Jennie tidak mengenalimu karna badanmu kerempeng dan loyo," ujar Jisoo menyendokkan makanan ke piring Taeyong.

"Gomawo," kata Taeyong tersenyum tipis dan Jisoo ikut tersenyum tulus.

"Hei, kau mau dengar ceritaku tidak?" tanya Jisoo menyuapkan sesendok makanan ke mulutnya.

"Tentu," jawab Taeyong.

"Kau mau tau tidak siapa yang menjemputku tadi?" tanya Jisoo semangat.

"Bukannya kau bilang dia temanmu?" tanya Taeyong.

Jisoo mengangguk, "Namanya Hanbin, Kim Hanbin."

"Kim... Hanbin?" ulang Taeyong.

Jisoo mengangguk seraya mengunyah makanannya. "Kurasa kau mengenalnya. Dia bahkan datang di pesta perayaan ulang tahun pernikahanmu dan Jennie satu setengah tahun yang lalu," jelas Jisoo.

Gerakan mulut Taeyong yang tadinya mengunyah tiba-tiba berhenti. Dia rasa dia kenal nama itu. Seperti sudah lama, tapi cukup membekas di ingatannya.







TBC

Banyak sekali misteri di cerita ini :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak sekali misteri di cerita ini :')

Our Love | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang