26

1.7K 292 12
                                    


"

Kau benar-benar akan merelakannya begitu saja?" Seo Jisoo menatapnya tak percaya.

"Memangnya kenapa?" tanya Jennie.

Seo Jisoo memandangnya seolah dia orang aneh yang datang dari mars. "Kau seharusnya mendatangi Jisoo lalu menamparnya. Kemudian kau meninggalkan mereka dan pergi bersama pria lain. Lakukan balas dendam kepada mereka!" ujar Seo Jisoo berapi-api.

"Kau jahat sekali," ujar Jennie terkekeh geli.

"Pft!" itu Hanbin.

"Ne?" Seo Jisoo memandang Jennie bingung.

Jennie tersenyum. "Seo Jisoo-ssi... Tidak semua hal buruk harus dibalaskan dengan hal buruk pula. Balas dendam itu tidak ada gunanya sama sekali, hanya membuang-buang waktumu. Tuhan tidak tidur, dia akan membalas perbuatan kita sesuai dengan yang telah kita lakukan."

Ucapannya seolah menampar Seo Jisoo.

"Kau bisa jadi tangan kanan Tuhan untuk memberi balasan pada orang yang berbuat jahat. Itu lah cara Tuhan membalas perbuatan mereka, melalui orang lain," ujar Seo Jisoo.

Jennie mengalihkan pandangannya pada dua orang yang ada di dalam cafe itu. "Terkadang kita keliru. Tuhan tidak selalu menjadikan orang yang tersakiti itu menjadi tangannya untuk menghukum orang-orang. Bisa juga melalui orang lain, meskipun tidak sedikit pula yang langsung mendapat hukuman dari orang yang pernah dia sakiti."

Seo Jisoo memandang takjub Jennie. Jauh di dalam hatinya dia bisa menerima ucapan Jennie.

"Sekarang aku tau mengapa keparat gila bernama Lee Taeyong itu begitu mencintaimu," ujar Seo Jisoo.

Jennie lantas menatapnya. "Kau sedang memujiku?" tanyanya bergurau.

Seo Jisoo menatap Hanbin, "Mungkin ucapanmu akan aku pikirkan," ujarnya kemudian.

Hanbin menatapnya kaget, "Jinjjayo?" (Benarkah?)

Seo Jisoo mengangguk, "Aku akan menemui Jhonny terlebih dahulu agar dia mengatur jadwalku ke rumah sakit jiwa."

"Jennie-ah!" panggil Seo Jisoo. "Apa aku boleh bertanya?"

Jennie lantas mengangguk

"Apa kau masih mencintai Lee Taeyong?"

Jennie diam. 'Apa aku masih mencintainya?' batinnya sendiri.

"Ah... Arraseo. Lebih dari setahun kau tidak mengingatnya, mungkin perasaanmu juga sudah sedikit berubah. Itu sebabnya kau tampak biasa saja saat mereka berduaan begitu. Dan bahkan kau ingin merelakan mereka berdua untuk bersama," ujar Seo Jisoo.

"Ne?"

Seo Jisoo mendengus, "Aku sudah bicara panjang lebar, terlalu malas untuk mengulang. Tapi kemungkinan besar, kau sudah tidak mencintai Taeyong lagi."

Hanbin menatap Jennie cemas.

Seo Jisoo menatap Jennie. "Katakan padaku, siapa yang akhir-akhir ini sering terpikirkan olehmu? Sebelum kau bertemu dengan Taeyong tentunya."

Jennie menatap Taeyong dan Jisoo sekali lagi sebelum beralih menatap Seo Jisoo dan Hanbin.

"Sepertinya... Kim Jungwoo," jawab Jennie pelan.

"APA?!" Lagi dan lagi Seo Jisoo dan Hanbin memekik kaget bersamaan.

Jennie benar-benar penuh kejutan.

"Kim Jungwoo?" ulang Seo Jisoo.

"Hanya perasaanku saja," ujar Jennie pelan.

Seo Jisoo berdecak, "Ya! Kau pikir cinta berasa dari mana kalau bukan dari perasaan?" tanyanya.

Jennie mengusap tengkuknya kikuk.

"Menyedihkan sekali kisah cinta kalian," ujar Seo Jisoo kini menatap ke arah Taeyong dan Jisoo di dalam cafe.

"Jisoo tampaknya masih menyukai Taeyong, Taeyong mencintaimu, tapi kau tampaknya sudah menyukai orang lain. Kita tinggal cari tahu apa Jungwoo menyukai wanita lain atau tidak. Jika ya, maka cerita kalian benar-benar kompleks. Tapi jika dia menyukaimu balik, maka pada akhirnya kau dan dia akan bersatu. Heol, aku pusing!" ucap Seo Jisoo.

Lalu Seo Jisoo mendadak melotot kaget, "Belum lagi Hanbin!" ujarnya menatap Hanbin.

"Hanbin?" tanya Jennie bingung.

Oke sepertinya, Hanbin menyesal telah membohongi Seo Jisoo dengan mengatakan ia menyukai Jennie.

"Ah ani. Sudah lah Jisoo-ya, biarkan iti urusan percintaan mereka!"

Seo Jisoo terkekeh pelan. "Aku tidak menyangka bahwa alur ceritanya akan serumit ini," gumamnya.

"Hei! Lihat itu!" serunya menepuk bahu Jennie untuk melihat ke dalam cafe.

Taeyong sedang menahan Jisoo yang terhuyung karena seorang pelayan menabrak bahunya saat ia baru saja berdiri. Seo Jisoo dan Hanbin kompak menatap ekspresi Jennie melihat itu semua.

Seo Jisoo tersenyum, "Kau masih mencintainya."

"Ne?" Jennie menatap Seo Jisoo, membelakangi Jisoo dan Taeyong.

Seo Jisoo tersenyum, "Jangan biarkan perasaanmu yang ingin membiarkan Jisoo bahagia membuatmu terluka. Kau boleh baik, tapi bukan berhati melukai diri sendiri untuk menyelamatkan perasaan orang lain. Jangan lupa, perasaan Taeyong juga perlu kau pikirkan."

"Aku tidak mengerti maksud-"

"Jangan bohongi perasaanmu Jennie." Kali ini Hanbin yang bersuara.

"Tapi aku sudah tidak ada perasaan lagi pada Taeyong."

"Jennie-ah, kau-"

Jennie, Seo Jisoo, dan Hanbin menatap ke sumber suara.

Itu Taeyong.





TBC

Our Love | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang