9

2.4K 391 60
                                    


"Seulgi-ya, aku mau bertanya sesuatu padamu," Jennie mendudukkan dirinya di depan Seulgi dan menatap gadis itu dengan serius. Saat ini cafe memang sedang tidak begitu ramai.

"Mwoya?" balas Seulgi sambil mencatat pesanan pelanggan yang baru saja menghubungi cafe mereka.

"Apa kau tentang diriku sebelumnya?"

Gerakan tangan Seulgi seketika terhenti. Dia menatap lantai di depannya menunggu Jennie memperjelas kalimatnya.

"M-maksudku, aku sama sekali tidak mengingat apapun dalam hidupku. Dan entah mengapa akhir-akhir ini aku sering merasakan kepalaku berdenyut dan timbul suara-suara serta gambaran yang sangat acak di kepalaku," jelas Jennie.

Seulgi meletakkan pena yang ada di tangannya lalu menatap Jennie serius, "Lanjutkan," katanya singkat.

Jennie mendengus tapi tetap melanjutkan, "Dan terkadang, aku memimpikan sesuatu yang aneh. Kau tau, seperti yang aku pernah ceritakan padamu beberapa hari yang lalu."

"Aku merasa itu sangat nyata dan bahkan aku tidak bisa percaya bahwa itu hanya mimpi," Jennie berujar dengan wajah frustasinya.

"Aku tidak tau pasti, tapi di setiap mimpi itu... Aku merasa aku melaluinya bersama seorang pria yang sama."

Deg.

Pikiran Seulgi langsung tertuju pada Taeyong.

"Aku tau aku amnesia-" Seulgi melotot kaget di bagian ini. "-Hanbin pernah mengatakannya padaku di rumah sakit dimana aku seolah baru saja lahir di dunia karna aku benar-benar tidak ingat apapun."

"Aku bangun dengan keadaan yang mengenaskan, rambutku hanya beberapa helai, tubuhku kurus dan ringkih, kulitku pucat. Aku merasa seperti alien yang baru muncul di planet ini. Hanbin mencoba menanyaku beberapa hal tapi aku justru balik bertanya padanya." Jennie tertawa pelan di akhir kalimatnya.

"Bantu aku... Bantu aku mengingat semuanya," ujar Jennie.

Seulgi menatapnya lalu memasang senyumnya, "Aku pasti membantumu. Begini, aku punya satu hal yang pasti dapat benar-benar membantumu mengingat semuanya. Tapi..." Seulgi memberi isyarat pada Jennie untuk mendekat padanya. "-Kau harus bisa rahasiakan ini dari Hanbin."

"Eoh? Wae?"

"Entahlah. Aku sedikit curiga pada mantan kekasihku itu," ujar Seulgi.

"Curiga kenapa?"

"Aku sebenarnya tau kalau ibu dan ayahnya Hanbin sama-sama anak tunggal. Itu sebabnya aku heran, bagaimana bisa kau adalah sepupunya?"

"Ap-apa? Tapi dia mengatakan padaku bahwa ibunya dan ayahku bersau-"

"Itulah mengapa aku heran. Tapi kau tenang saja, aku akan membantumu," Seulgi menepuk-nepuk pundak Jennie.

"Gomawo."



----


Flashback.

"Siapa kau? Aku siapa? Ini dimana? Apa kau mengenalku? Atau apa aku mengenalmu?" tanya Jennie pada pria di depannya.

"Aku Hanbin, Kim Hanbin. Dan kau Jennie, Jennie Kim. Sekarang kita sedang berada di rumah sakit."

"Kenapa kita di rumah sakit?"

"Karna kau sedang sakit, dan kata dokter harus dirawat untuk sementara sampai proses pemulihan selesai," jelas Hanbin sesederhana mungkin.

"Apa kau suamiku?"

"A-ahaha, bu-bukan... Aku... Aku sepupumu. Ya, sepupu. Dan
.. Dan tentu saja kita saling mengenal," Hanbin mengacak helaian rambut Jennie. Dia menatap iba Jennie kala menarik tangannya dan menemukan beberapa helai rambut di sana.

Jennie termenung, "Kenapa aku tidak ingat apapun?" gumamnya dengan suara lemah.

Hanbin mendudukkan dirinya di kursi di sebelah brankar Jennie, lalu dia menarik sebelah tangan Jennie dan meremasnya pelan, "Kau amnesia karna benturan keras di lantai saat kau terjatuh karna ada orang jahat yang menembakmu."

'Dan akulah orang jahat itu.'

"Kenapa dia menembakku?"

"Sebenarnya dia tidak ingin menembakmu. Dia salah sasaran. Sebenarnya... " Hanbin menatap jemari Jennie yang ada di genggamannya. "Sebenarnya dia hendak menembak orang yang di sebelahmu tapi karna kondisi ruangan gelap dia tidak sengaja menembak ke arahmu."

"Memangnya apa salah orang yang di sebelahku?" Jennie bertanya layaknya anak kecil yang sedang mendengarkan dongeng sebelum tidur.

"Karna dia menghancurkan hidup sahabatnya."

"Menghancurkan?"

Hanbin memainkan jemari Jennie, "Ya, menghancurkan. Dia membuat kekasih dari sahabat orang itu marah besar dan ingin membalaskan dendam."

"Siapa kekasih sahabatnya itu?"

Hanbin terkekeh, 'Dia iblis bernama-'

"Jisoo. Seo Jisoo."












TBC

Gimana? Gimana? Blur masa, hehe.

Pernah tida kalian berpikir Jisoo di Korea tida cuma satu?

PASTI ENGGA KAN MAKANYA PADA MIKIR NENG KIM JISOO JAHAT
Hayo yang pernah maki-maki neng Jisoo minta maaf...

Btw, AKU ADA WORK BARU TENTANG TIWAY HEHE. DICEK YUUUKKK, Judulnya "KETOS GALAK"

Oh iya, Seo Jisoo itu member lovelyz gais, nih muka cantiknya mba Seo Jisoo...

Oh iya, Seo Jisoo itu member lovelyz gais, nih muka cantiknya mba Seo Jisoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Napa cocok bener jadi antagonis ya? :"(

Our Love | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang