23

2.3K 334 11
                                    

"Jisoo, kau mengenal Hanbin?" tanya Jennie.

Jisoo menatap Jennie, "Ah-aku seharusnya bertanya padamu saja. Aku lupa bahwa dia mungkin saja mencari alasan," ujar Jisoo menyindir Hanbin.

"Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Taeyong.

"Tolong jelaskan padaku Hanbin-ah," ujar Jennie menuntut.

Namun Hanbin tetap diam.

"Hanbin..." panggil Jisoo lembut. "Bicaralah, kami menunggu."

Hanbin mulai menegakkan badannya dan menatap Jennie lemah, "Aku..."

Tiba-tiba ponsel Taeyong berdering membuat seluruh perhatian teralih ke arahnya.

"Ah-maaf," ujarnya.

"Yeoboseyo?" sapa Taeyong.

"...."

"A-apa?"

"...."

"Baiklah kami akan segera ke sana," ujar Taeyong panik lalu segera mematikan sambungan telepon itu.

"Apa?" tanya Jisoo panik.

"Jiyong... Hilang," ujar Taeyong lemah.

"Jangan bercanda!"

Taeyong menatap Jisoo, "Menurutmu apa pantas aku bercanda? Sudah lah, ayo cari dia"

"Ah-ne!" Jisoo segera mengambil tasnya dan berdiri.

Tanpa arahan, Jennie ikut berdiri dan mengekor Taeyong dan Jisoo yang sudah berjalan duluan.

"Jennie-ah!" Jennie menoleh. "Aku..."

"Kau kenapa?" tanya Jennie bingung.

"Sial aku kehilangan kata-kataku" umpat Hanbin pelan.

"Ya! Kau hanya membuang waktu jika begini, lebih baik bantu Taeyong dam Jisoo menemukan Jiyong," ujar Jennie lalu menarik tangan Hanbin pelan.

"Memangnya kau tau siapa Jiyong?" tanya Hanbin.

"Tidak, mungkin teman mereka."

"Jiyong... Apa kau tidak merasa ada yang... Mencurigakan?" tanya Hanbin.

"Mencurigakan apamu? Sudah jangan bicara yang tidak-tidak."

"Jiyong... Jisoo dan Taeyong. Seperti sudah-ya! Kenapa kau tiba-tiba berhenti berjalan?" tanya Hanbin bingung.

Jennie membalikkan tubuhnya dan menghadap Hanbin, "Kau..."

"Apa?" tanya Hanbin bingung.

"Kau sebenarnya mengenal Taeyong dan Jisoo kan? Apa kau tau mereka punya..." Jennie meneguk ludahnya. Merasa tak siap dengan kata selanjutnya.

"Anak?" tebak Hanbin. "Aku tidak mengenal mereka sebaik yang kau pikirkan, tapi... Aku tau mereka mengurus anak kecil di rumah mereka."


---


"Bagaimana?"

"Hufff.... Aman, syukurlah kau dengan cepat mengontrol semuanya"

"Ya ya... Jangan lupa transfer uangku!"

"Tentu saja, selagi kerjamu bagus. Sudah ya, aku matikan."

Pip.

Seo Jisoo menatap etalase cafe di depan dari dalam mobilnya. Senyumnya mengembang begitu melihat Taeyong dan Jisoo yang keluar dari sana dengan terburu-buru. "Idiot," ujarnya dengan senyum sinis.

"Sejauh ini berjalan sesuai rencanaku. Jiyong... Anak itu sebentar lagi harus aku jemput dan kembalikan kepadaku. Aku harus segera mencari rencana lainnya," gumamnya menatap Jennie dan Hanbin yang kali ini nampak namun masih berdiri di pintu bagian dalam cafe.

Jemari lentiknya mengetikkan satu persatu nomor dengan lihai.

"Yeoboseyo?"

"Hei sepupu gila, aku perlu bantuanmu."



---


"Ini semua salahmu! Kenapa membiarkan Jiyong main sendirian di taman?!"

"Ya! Kau juga salah, kenapa kau tidak membiarkan aku istirahat sebentar dan menggantikanku sebentar saja? Kau pikir aku robot? Bahkan robot pun perlu istirahat," Lucas menatap sebal ke arah Taeil.

"Ya! Ya! Ya! Sudah lah, jangan bertengkar!" lerai Yuta pusing sendiri dengan pertengkaran kedua temannya. "Taeyong sudah dalam perjalanan kemari. Kalian harus jelaskan nantinya dengan tenang"

Tin! Tin!

Suara klakson terdengar.

"Panjang umur, dia datang. Persiapkan diri kalian terkena amukan Jisoo," ujar Yuta ringan.

"Bagaimana bisa terjadi?" suara Taeyong terdengar disertai langkah terburu-buru serta nafas yang tidak beraturan.

Lucas dan Taeil hanya menunduk membuat Yuta menghela nafas.

"Biar aku jelaskan. Tadi mereka berdua tidur pulas di ruang tengah. Tapi Jiyong tiba tiba merangkak keluar dan meninggalkan dua babi yang sedang tidur pulas itu dan pergi ke halaman. Lucas duluan terbangun setelah merasakan tidak ada lagi kepala Jiyong di perutnya. Jadi dia keluar dan mencari Jiyong, dan ya... Jiyong sudah hilang" jelas Yuta.

"Aku tidak akan percayakan Jiyong lagi pada kalian!" Jisoo menatap kesal ke arah Lucas dan Taeil.

"Maafkan kami..." ujar keduanya kompak.

"Jisoo-ya, jangan salahkan mereka sepenuhnya... Mereka juga pasti merasa lelah mengurus Jiyong..."

Sontak semua yang berada di sana menoleh menatap siapa yang bicara.

"J-Jennie?!" pekik Lucas, Taeil, dan Yuta serempak.

Jennie kaget dan hanya mampu menampilkan senyum tipis, "Ah, iya. Ini aku."






TBC

Our Love | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang