19

2.4K 399 34
                                    

Up yeay...

--

Taeyong menatap wajah Jennie di depannya. "Jennie-ah, gotjimal hajima," (jangan berbohong) ujarnya sendu.

Jennie diam, ia tak tau dimana letak kebohongan dalam jawabannya.

"Kau yakin tidak ingat padaku?" tanya Taeyong.

"Maaf tapi aku-"

"Aku Lee Taeyong," air mata menumpuk di pelupuk mata Taeyong.
"B-bagaimana mungkin kau tidak mengingat suamimu sendiri?"

"S-suami? Tapi tuan, aku belum meni-"

Taeyong merengkuh tubuh Jennie dan mendekapnya erat, "Kau menghilang dan kembali tanpa mengingat suamimu sendiri." uraian air mata Taeyong kembali mengalir.

"Dasar istri nakal! Kenapa kau melupakan suamimu?" ujarnya dengan sesenggukan.

Hati Jennie menghangat, hati kecilnya merasakan sebuah kerinduan besar yang terobati. Meski dia sendiri tidak pernah sadar bahwa sebagian dari dirinya merindukan pria yang memeluknya saat ini.

Tiba-tiba kepala Jennie pusing.

Taeyong yang merasakan keanehan dari Jennie segera melepas pekukannya dan menatap khawatir Jennie.

"Ada apa denganmu?" tanyanya memegang kedua bahu Jennie dan menatapnya cemas.

"K-kepalaku s-sakit..."

"Kepalamu sakit? Di bagian mananya? Kita ke rumah sakit-"

"Shhhh..." Jennie meremas rambutnya.

"Jangan remas rambutmu, nanti rontok. Ini, remas rambutku saja..." ujar Taeyong tidak tega.

Tanpa aba-aba, Taeyong mengangkat Jennie dan menggendongnya menuju salah satu bangku taman terdekat.

Taeyong meninggalkan Jennie sebentar lalu kembali dengan air mineral di tangannya. Ia lega saat melihat Jennie sudah tidak begitu kesakitan lagi.

"Minumlah," ujarnya seraya membantu Jennie meminum air yang ia bawa.

Lalu hening, Jennie hanya diam dengan pandangan kosong.

"Taeyong, apa benar kau ini suamiku?" tanya Jennie tiba-tiba. Taeyong mengangguk mantap. "Apa kau pernah hampir tertembak?"

Seketika kejadian di ulang tahun pernikahan mereka terputar di ingatan Taeyong. Lalu dengan pasti Taeyong kembali mengangguk.

"Aku memang belum bisa mengingatmu. Tapi..." Jennie tersenyum. "... Aku percaya kau memang suamiku."


---


Taeyong menatap Jennie di sebelahnya, senyum di wajahnya tak pernah luntur setelah mendengar perkataan Jennie sore tadi.

"Jennie-ah, ireona... Kita sudah sampai," (bangun...) Taeyong mengguncang bahu Jennie pelan.

"Heung..." Jennie menggeliat lalu mengucek-ucek matanya persis seperti anak kecil yang baru bangun tidur.

"Aah, neomu kyeopta," (imut sekali,) Taeyong mencubit gemas pipi chubby Jennie.

Taeyong keluar lalu membukakan pintu untuk Jennie.

"Kita dimana?" tanya Jennie menatap bangunan mewah di depan mereka.

"Di rumah kita," jawab Taeyong riang.

Mata Jennie melotot, "B-benarkah ini rumah-"

Chup!

"Too many talk," ujar Taeyong setelah membungkam Jennie dengan kecupan singkat di bibir tipis wanita itu.

Jennie hanya mematung.

Satu ingatan muncul di kepalanya. Saat orang yang sama—Taeyong—mengecup singkat bibirnya di sebuah dapur dan Taeyong juga mengatakan hal yang sama padanya. "Too many talk"

"Jennie, kau tak apa?" tanya Taeyong.

Jennie berkedip beberapa kali, lalu menggeleng dengan senyum di wajahnya.

"Kau yakin?" tanya Taeyong.

"Tentu saja, suamiku." Lalu Jennie kabur sambil menutup mukanya malu. Dia tidak tau kemana arah ia berlari, hanya ia tau ia mengarah pada sumber cahaya.

Bruk!

"AH!"

"JENNIE?!"







TBC

Our Love | Complete (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang