VIOLET
Part 2
MELARIKAN DIRI
Oleh : Triana Kumalasari
Violet menatapnya heran. "Kau membenci dia? Bukankah katamu dia seperti saudara?"
"Bila ada orang menjahatimu, menggantung tasmu di atas pohon, bukankah wajar bila jadi benci?"
"Dia melakukan itu? Menggantung tasmu di atas pohon? Kenapa?"
"Ya begitulah dia." Rosa mendekatkan wajahnya pada Violet. "Kau harus hati-hati padanya."
"Kenapa? Apa kau pikir dia akan menggangguku?"
Rosa tertawa sinis. "Kau membuat dia harus berbagi kamarnya dengan Reza, kan?"
Oh, iya...
🌸🌸🌸
Violet duduk di ranjang dengan size untuk satu orang. Perutnya telah kenyang terisi makan siang, meski sebenarnya ia tak terlalu berselera. Bukan. Bukan karena masakan Bik Sum tidak enak, tetapi karena perasaan galaunya telah menghalau selera makannya.
Pantas saja Reza menyebut kamarnya sebagai kamar loteng. Rumah ini sebenarnya dua lantai. Namun, di lantai ketiga, di bagian loteng, ada sebuah kamar kecil. Kamar tambahan. Kamar Reza.
Bila dilihat dari luar, kamar ini seperti menyembul sendiri. Atapnya lebih tinggi dibandingkan atap ruangan lainnya. Seakan menjadi sebuah menara kecil.
Violet menghampiri jendela berkusen putih, membuka kuncinya dan mendorongnya hingga terbuka. Udara luar langsung berebut masuk menerpa wajahnya. Terasa segar sekali.
Jendela ini menghadap halaman depan rumah. Jalanan dan rumah di seberang tampak dengan jelas. Rosa bilang, rumah tempat Reza mengungsi ada di seberang. Apakah rumah berpagar hitam itu?
Violet beranjak dari ambang jendela, tanpa menutupnya. Ia menyukai udara segar yang menyelusup melalui jendela itu. Seharusnya ia mulai memindahkan baju-bajunya dari koper ke lemari, tetapi entah mengapa, ia enggan.
🌸🌸🌸
"Besok waktunya belanja mingguan ya, Ren? Moga-moga Udin datang membantu ibunya." ujar Reza. Waktu telah menunjukkan pukul 20:05. Violet dan tiga saudara tirinya tengah menonton televisi selepas makan malam. "Minggu lalu dia nggak datang. Aku yang bantuin Bik Sum ngangkat beras dari becak ke dapur."
"Bapaknya udah janji sama Papa buat memperbaiki rumput gajah mini yang di depan pagar," sahut Rena. Matanya tetap asyik mengawasi film 'Spiderman' di layar televisi, sedangkan tangannya sibuk mengantar wafer cokelat ke mulut. "Berarti kemungkinan besar, Udin pagi ikut ke sini bareng Pak Parto dan Bik Sum. Biasanya Pak Parto kan ngajak dia buat bantuin."
"Udin tuh benar-benar minta dipukul," tukas Rosa. Yang lain menoleh ke arahnya.
"kenapa emangnya?" tanya Rena.
"Mbak Rosa, nih. Jangan mukul dia dong, Mbak. Sekarang kita semua kan udah gede. Masa masih main pukul." celetuk Reza. Tangan gembilnya mengambil wafer coklat yang kalengnya dipeluk Rena.
Rosa menggebuk Reza dengan bantal sofa. "Udin tuh metik bunga mawarku, tahu! Ya wajarlah kalau nanti aku pukul dia pakai gagang sapu."
"Udin itu siapa?" tanya Violet.
"Anak Bik Sum dan Pak Parto," jawab Rena. Diangsurkannya kaleng yang sejak tadi dipeluknya. "Wafer, Mbak Vi?"
Violet mengambil sebuah dan mengigitnya. Mmm ... renyah dan manis. "Buat apa anak cowok ngambil bunga mawar?"
![](https://img.wattpad.com/cover/157962085-288-k268146.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLET (SUDAH TERBIT)
RomanceBLURB VIOLET Ambisi yang terpantik dari sulitnya hidup yang pernah ia jalani bersama sang mama pasca mamanya kehilangan pekerjaan, membuat Violet memutuskan berdiam dalam keluarga tiri. Demi kesuksesan akademis, karier dan materi. Namun, di saat ia...