29 | -KAMU-

78 2 0
                                    

"Ihhh sebel....!!!" Suara teriakan gadis itu terdengar bersamaan dengan pintu yang dibukanya kemudian membentur dinding dengan keras.

Seorang laki-laki yang sedang bersandar pada meja sambil membaca buku hanya menatapnya sekilas lalu kembali membaca buku yang dia pegang. "Kenapa sih? Baru dateng langsung berisik."

"Gak tau orang lagi sebel emang?" Gadis itu masih berbicara dengan nada yang sama, lalu duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

"Gak." Balas laki-laki itu cepat, membuat gadis itu berdecih kesal. "Cuci muka sana gih." Laki-laki itu berbicara dengan nada malas.

"Ihh... Bukan sebel yang kayak gitu." Gadis itu membalas dengan nada bicara yang semakin kesal.

Laki-laki itu menghembuskan nafas panjang. Dia menutup bukunya dan berjalan ke arah sofa, lalu duduk di sebelah gadis itu. "Sebel kenapa emang?"

"Awww... Sakit. Kebiasaan deh." Gadis itu berteriak karena laki-laki di sebelahnya mencubit pipinya.

"Udah hobi." Laki-laki itu terkekeh geli. "Kamu kenapa? Cerita dong."

"Aku gak papa." Gadis itu menggelengkan kepalanya, nada suaranya pun sudah tak terdengar tinggi.

"Kebiasaan cewek tuh gitu, kayak kamu. Bilangnya aja gak papa, tapi aslinya ada apa-apa." Laki-laki itu berbicara sambil mencibir.

"Ini urusan aku sama dia, aku gak mau orang lain tau." Gadis itu berbicara jujur. Dan dia yang gadis itu maksud adalah kekasihnya.

"Oh jadi aku orang lain nih? Oke." Laki-laki itu berbicara datar, namun menusuk tepat di benak gadis itu.

Laki-laki itu berdiri dan menjauh dari sofa, kembali bersandar di meja dan membaca buku yang tadi dibacanya.

"Ihhh... Bukan gitu maksud aku." Gadis itu berbicara dengan sedikit merengek, namun tidak diperdulikan oleh laki-laki itu. "Makanya kamu juga cari someone special gih, biar tau rasanya."

Laki-laki itu menatap gadis itu malas, lalu kembali membaca buku yang dia buka asal saja. "Udah."

"Beneran? Jadi kamu udah punya? Kok gak cerita sama aku?" Gadis itu mencecar pertanyaan begitu mendengar jawaban dari laki-laki itu.

"Ini urusan aku, aku gak ingin orang lain tau." Laki-laki itu menirukan apa yang tadi dilakukan oleh gadis itu.

"Ishhh kamu." Gadis itu kesal, lalu memajukan bibirnya ke depan. "Siapa orangnya? Anak mana? Satu kampus sama kita? Cantik gak? Awas aja kalo masih cantikan aku." Gadis itu masih mencecar pertanyaan yang ada di kepalanya.

"Ya jelas cantikan dia lah." Laki-laki itu menjawab dengan sedikit kesal. "Tapi dia gak suka sama aku." Nada suaranya menurun, dia meletakkan buku dan kemudian kembali duduk di sofa.

"Jadi belum jadian?" Laki-laki itu menggeleng. "Jahat banget sih dia gak suka sama kamu. Padahal kamu kan banyak yang suka."

"Kata siapa aku banyak yang suka?" Laki-laki itu bertanya dengan alis yang terangkat sebelah.

"Yee.. Jangan dikira aku gak tau. Banyak yang laporan sama aku." Gadis itu berbicara sambil membanggakan dirinya. "Nih, yang pertama anak pecinta alam itu yang sering banget naik gunung. Kedua anak jurusan sastra yang mana aku juga gak tau, tapi yang jelas dia suka sama kamu, aku ada sumber referensi terpercaya. Yang ketiga vokalis band kampus yang cantiknya badas, banyak pula yang ngejar-ngejar dia. Bahkan sampe cewek nerd di jurusan kita juga suka sama kamu." Gadis itu berhenti sejenak setelah berbicara panjang. "Kamu kira aku gak tau?"

"Dasar cewek." Laki-laki itu berdecak, heran mengapa gadis di sebelahnya bisa tau semua hal itu. "Kurangin gosipnya deh." Dia mendorong dahi gadis itu dengan jari telunjuknya.

"Siapa yang gosip? Satu kampus hampir tau kabar itu. Terus yang paling heboh tuh waktu siapa tuh namanya? Lupa. Pokoknya dia yang selebgram sekaligus youtubers. Yang cintanya bertepuk sebelah tangan sampe unggah vidio dia curhat sambil nangis-nangis yang sempet viral dan ternyata yang buat dia nangis begitu sekarang orangnya lagi duduk di sebelah aku." Gadis itu berbicara dengan semangat 45, tak sadar dengan laki-laki di sebelahnya yang malas dengan topik pembacaraan ini. "Kurangnya mereka itu apa sih? Dari yang cantik, yang terkenal, yang pinter, yang-"

"Kurangnya dia itu bukan kamu." Laki-laki itu memotong perkataan gadis itu sambik berbicara datar, sama dengan raut wajahnya sekarang.

"Maksud kamu?" Gadis itu bertanya dengan berharap semoga maksud dari apa yang dipikirkan berbeda dengan maksud dari perkataan laki-laki itu. "Jangan bilang kalo kamu suka sama..."

Laki-laki itu memutar bola mata malas, menghembuskan nafas berat. Meraih kedua tangan gadis itu dan menggenggamnya. Pada akhirnya dia harus mengatakannya juga.

"Kamu."

-uw-


An :
Ok, ini garing banget!

Btw ini juga udah di draft dari bulan November 2018, udah hampir satu tahunan mendekam di draft.

Daripada kelamaan hiatus, aku up dech :v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tanpa NamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang