28 | -DIA YANG LAIN-

32 3 0
                                    

Drttt drttt.

"Lagi apa, dik?"

Aku tersenyum membaca sebaris pesan yang masuk.

Tersenyum, senyum yang hambar.

Lalu perasaan bersalah itu muncul lagi.

"Lagi makan ini, mas."

Aku meletakkan ponselku di atas meja, kemudian kembali menyuapkan potongan bakso beserta kuahnya yang masih panas.

Nikmat?

Ahh semenjak perasaan bersalah itu muncul lagi, semua rasa lezat perpaduan kuah panas dan gerimis kecil di luar rumah, seakan hambar semua.

Drttt drttt.

Satu pesan masuk lagi, aku yakin itu balasan dari dia.

Aku menghela nafas, memilih untuk membiarkan pesan itu tak terbaca, agar perasaan bersalahku tak menjadi-jadi.

Aku mengaduk-aduk mangkok berisi bakso di hadapanku tanpa nafsu. Lalu melepaskan sendok yang aku pegang sehingga menyebabkan bunyi berdenting yang lumayan keras.

Aku mengalihkan pandanganku keluar jendela kaca yang terkena rintikan gerimis. Menyangga daguku dengan kedua tangan.

Bakso. Gerimis.

Ahh kenangan itu datang lagi.

Kenanganku dengan dia.

Dia yang lain.

-uw-

Tanpa NamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang