MOM : Chapter 2

421 73 31
                                    

_MOM_


Menurut kalian kesialan yang paling menyebalkan seperti apa? Kalau menurut gadis, yang tengah berlari menuju kelasnya, dengan penampilan acak-acakan itu adalah terlambat di hari pertama kuliah. Berkali-kali bibir tipisnya mengeluarkan sumpah serapah untuk jam beker di kamarnya. Padahal salahnya sendiri melempar benda itu dengan bantal saat mencoba membangunkannya.

BRAK!

Seisi ruangan mendadak hening ketika gadis itu, Jung Yein, mendorong pintu kelas dengan kasar. Sungguh ia tidak sengaja melakukan itu. Sialnya mereka semua hanya diam menatapnya seolah berkata matilah kau. Ia hanya menelan ludahnya dengan susah payah ketika matanya bertemu dengan mata dosen yang tengah mengajar. Oh tidak, dosen itu terlihat garang dengan raut wajahnya yang tegas.

"Ma.. maafkan saya. Maafkan saya karena terlambat." Yein buru-buru membungkuk berkali-kali.

"Terlambat di hari pertama? Menarik sekali, nona." suara berat sang dosen seakan menggelegar di ruangan yang mendadak sepi itu. "Jangan bilang kau terlambat karena menangis semalaman setelah menonton drama korea yang sedang famous itu. Goblin?"

Suasana ruangan yang sepi mendadak riuh dengan suara tawa para manusia yang menganggap ucapan sang dosen adalah lelucon. Sial, di permalukan di depan kelas.

"Maafkan saya." Yein kembali membungkuk berkali-kali untuk menyembunyikan wajahnya yang memanas. Bukan karena ketahuan menonton drama goblin, ia bahkan belum menonton drama itu, melainkan menjadi pusat perhatian adalah hal yang sangat dibencinya.

"Untuk hari pertama, kau ku maafkan. Jangan harap menerima kebaikan ku setelah hari ini. Silahkan duduk."

Kalimat itu sukses membuat Yein lega sambil mengusap dadanya. Dengan senyum cerahnya, ia melangkah menghampiri kursi kosong di sebelah gadis berambut pendek yang tengah melambaikan tangannya pada Yein. Park Myungeun, sahabat Yein dari sekolah menengah pertama namun beda sekolah menengah atas. Maklum, Myungeun melanjutkan sekolah ke Busan.

"Beruntungnya." goda Myungeun setelah Yein duduk.

Yein hanya menampilkan senyum manisnya.

.

.

.

"Akhirnya selesai juga." Seru Yein sembari merenggangkan otot-otot di lengannya setelah dosen meninggalkan ruangan.

"Aku bosen banget nih. Pulang mampir ke toko baju dulu yuk. Ada diskon setengah harga untuk dress musim semi yang kau incar minggu lalu." Ajak Myungeun.

Mendengar itu, mata Yein berbinar-binar dengan senyum manis menghiasi wajahnya. "Asyik tuh. Ayo." Tanpa berpikir dua kali, Yein segera menggandeng lengan Myungeun. Senyum Yein surut seketika begitu ia dan Myungeun bangkit dari kursinya. Matanya menangkap sosok yang tak pernah diharapkannya muncul dihadapannya. Ia menatap tajam lelaki yang kini tersenyum mengejek kearahnya. Kesialan terlambat di hari pertama tidak ada apa-apanya dibandingkan fakta bahwa ia satu kampus dengan lelaki itu. Mungkin kalau hanya satu kampus, ia bisa terima. Tapi ini? Satu jurusan? Kalau tahu begini ia lebih baik kuliah di kampus terpencil dari pada kampus terkenal bersama mantannya. Ya, Jeon Jungkook sialan.

"Eh kita ketemu lagi nih." Ucap lelaki itu dengan senyum andalannya.

Yein buru-buru menarik tangan Myungeun pergi dari kelas.

"Jangan lupa makan, mantan."

Yein mendengus sebal. Kenapa lelaki itu bisa bersikap biasa saja? Susah payah Yein menghindarinya, tapi apa yang ia lakukan? Seenaknya datang kembali di kehidupannya. Jangan salah paham. Yein menghindar bukan karena masih menyimpan perasaan pada lelaki itu, hanya saja ia tidak ingin berurusan lagi dengannya.

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang