_MOM_
Jiae terlihat gelisah. Dia bulak balik di kamarnya sambil menggigit kuku jarinya. Ia berharap rencananya akan berjalan mulus. Ia lah yang meminta orang tua Yoongi untuk mempercepat pertunangan anaknya dengan Yuna. Ia tidak mau Jungkook jatuh pada Yein semakin dalam. Ia tidak mau berbesanan dengan Mijoo. Dalam mimpi pun tidak sudi ia membayangkannya.
"Sayang."
Jiae tersentak melihat sang suami yang baru pulang kerja menutup pintu kamar. Ia segera menghampiri suaminya kemudian melepas jas dan dasinya.
"Kenapa? Kau terlihat gelisah." Tanya Yoongi sembari duduk di tepi ranjang.
"Sayang, aku meminta omonim mempercepat hari pertunangannya." Jawab Jiae.
"Kenapa kau melakukan itu? Kau dengar sendiri kan bagaimana perasaan Jungkook saat itu?" Yoongi menatap Jiae tak percaya. Bagi Yoongi, Jungkook sang anak lebih penting daripada rekan bisnisnya. Toh kalaupun perusahaannya mengalami kerugian, ia dapat mengatasinya.
Jiae menggeleng cepat. "Aku tidak setuju. Sampai kapanpun aku tidak setuju. Kau tidak lupa apa saja ku lakukan untuk memisahkan Jungkook dengan gadis itu kan? Sia-sia aku melakukannya kalau sampai mereka kembali bersama." Jiae kembali mondar-mandir seperi setrikaan di depan Yoongi.
Yoongi merasa jengah melihat tingkah laku sang istri. Di tangkapnya tangan putih nan mungil itu kemudian menariknya mendekat dan menyuruhnya duduk di sebelahnya. "Aku ingat. Jelas mengingatnya. Bagaimana kau dan Mijoo, musuh bebuyutanmu itu, bekerja sama untuk memisahkan mereka. Aku bahkan tak percaya kalian bisa menghilangkan gengsi hanya untuk kebahagiaan kalian tanpa memikirkan perasaan mereka."
"Mungkin saat itu aku memang diam saja, Jiae-ya. Tapi kali ini, aku tidak akan tinggal diam. Kau lihatkan? Setelah mereka berpisah, mereka kembali jatuh cinta. Ini sudah takdir. Tolong jangan ikut campur masalah pribadi mereka."
"Tidak. Masalah Jungkook juga masalahku. Aku eommanya." Bantah Jiae.
Yoongi mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Eomma, bisa kau jelaskan maksudnya kau bekerja sama dengan ibu Yein memisahkan kami?"
Suara itu mengejutkan Jiae dan Yoongi. Entah sejak kapan Jungkook sudah berdiri di depan pintu kamar yang terbuka. Anaknya menatapnya dengan tatapan tak percaya.
"Jangan bilang rencana dipesta itu, eomma dan Mijoo ahjumma yang merancangnya."
Jiae terdiam kaku. Tatapan Jungkook padanya berbeda. Tidak pernah sekalipun ia melihat tatapan kekecewaan dari Jungkook. "Jungkook-ah, eomma... eomma bisa jelaskan semuanya." Jiae bangkit dari duduknya dan bergerak mendekati Jungkook.
"Aku butuh waktu sampai aku sanggup mendengar penjelasanmu. Jangan cari aku." Ucap Jungkook kemudian beranjak pergi dari sana.
"Jungkook-ah!" panggil Jiae mengejar Jungkook menuruni tangga.
Yoongi mengejar mereka. Ia segera menangkap tubuh Jiae yang terjatuh di depan pintu setelah mobil Jungkook melaju meninggalkan halaman rumah.
"Biarkan dia. Dia butuh waktu seperti yang dia katakan."
"Maafkan aku. Bagaimana ini sayang?" Jiae mulai menangis. Ia tidak tahu kalau Jungkook mendengarnya.
.
.
.
Hari itu, Jungkook menghubungi Yein setelah ia memakai setelan jas hitam. Sambil menunggu panggilannya diangkat, ia memperhatikan penampilannya di depan cermin. Hari ini ada pesta di perusahaan Jeon. Jungkook berniat mengajak Yein untuk menemaninya disana. Sekalian memperkenalkan Yein pada kerabat jauhnya. Terutama kakek dan neneknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MOM
FanficJeon Jungkook dan Jung Yein menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih selama tiga tahun harus kandas hanya karena kesalahpahaman. Namun siapa sangka di balik kesalahpahaman, ada pihak yang melakukannya dengan sengaja. Orang yang tak pernah mereka...