_MOM_
Sepasang mata itu tak henti melirik objek yang sedari tadi menarik perhatiannya. Meliriknya dengan hati-hati agar tidak ketahuan. Sesekali ia mengetuk-ketuk meja dengan jari telunjuknya untuk mendapat perhatian sang objek. Namun sayangnya, si objek tersebut tengah sibuk dengan ponselnya.
"Aku sudah menahan diri untuk tidak mengatakan ini, Jeon."
Jungkook tersentak. Walau bukan si objek yang berbicara, tetap saja ia merasa kepergok. Kini atensinya beralih pada gadis tinggi dan ramping yang berdiri di depan mejanya. Entah untuk apa dia datang ke ruang rapat yang hanya ada dirinya dan Yein. Selesai rapat tentang proyek, Seokjin menyuruh Jungkook dan Yein untuk rapat berdua membicarakan masalah promosi.
"Mengatakan apa?" tanya Jungkook pura-pura bodoh. Semoga saja bukan tentang mata jelalatannya.
"Berhenti melirik Jung Yein." Kata Ryu Sujeong. Si gadis tinggi nan ramping tanpa dosa di wajahnya.
Merasa terpanggil, Yein, si objek mengangkat wajahnya menatap Sujeong dan Jungkook bergantian. Tatapannya berhenti pada Jungkook seakan meminta penjelasan. Walau sedari tadi ia sibuk dengan ponsel, telinganya tetap berfungsi.
"Aish... bicara apa kau ini, Sujeong. Aku... yah kau lihat kan sedari tadi dia fokus pada ponselnya. Padahal Seokjin sunbae menyuruh nya untuk membahas cara promosi." Entah kenapa nada bicara Jungkook terkesan marah. Pengalihan untuk rasa panik tentunya.
"Sunbae. Panggil aku Sunbae, sial!" ketus Sujeong yang kini menarik bangku di depan Jungkook dan duduk di depannya.
"Yak! Kenapa kau duduk disana?" omel Jungkook hanya di balas tatapan tajam Sujeong.
"Aku hanya membalas pesan kekasihku. Kalian tahu kan dia sesibuk apa. Rasanya tak tega kalau mengabaikannya." Ucap Yein menjelaskan kenapa sedari tadi ia fokus pada ponselnya. Jawabannya tersebut justru membuat Jungkook jengkel.
"Kasihan? Kau tidak benar-benar cinta pada si idol itu kan?" tanya Jungkook dengan nada acuh.
"Kalau tidak cinta untuk apa aku menjadi kekasihnya?" jawab Yein tak suka mendengar pertanyaan Jungkook.
"Yah mungkin untuk pelarian saja. Buktinya kau hanya bilang 'rasanya tidak tega kalau tidak membalasnya'. Kenapa tidak bilang kalau kau membalasnya karena kau merindukannya. Kau tidak bisa jauh darinya. Kau tidak bisa hidup tanpanya."
"Aku memang meridukannya. Untuk apa aku memperlihatkan itu padamu?" kesal Yein.
"Sudahlah. Sepertinya Jungkook hanya iri padamu." Sujeong buru-buru meleraikan agar perdebatan tidak mutu itu segera selesai.
"Iri? Untuk apa? Aku menghabiskan akhir pekanku dengan calon tunanganku seharian penuh." Ketus Jungkook tak terima argument Sujeong.
"Aku tidak peduli asal kau tahu itu." sahut Yein acuh.
"Kalau tidak peduli kenapa nadamu seperti itu?"
"Seperti itu apanya? Memang seperti ini nada bicaraku dari dulu."
Sujeong memutar bola matanya jengah. "Aku heran kenapa kalian selalu saja berdebat. Apa kalian saling memendam dendam? Atau ada masalah yang belom terselesaikan?"
"Tidak. Aku hanya merasa tidak cocok dengan lelaki itu. Dia selalu membuat darahku mendidih." Jawab Yein.
"Tentu saja tidak cocok. Kau itu neraka dan aku surganya. Soal darahmu yang mendidih, memang dasarnya saja kau pemarah." Balas Jungkook tak mau kalah. Yein hanya mendelik tajam kearahnya.
"Huft. Kalian ini benar-benar. Kenapa Seokjin Sunbae harus menempatkan kalian dalam satu tim?" kesal Sujeong.
"Sunbae. Sepertinya kau ada urusan kesini. Kenapa?" Yein mengubah topik pembicaraan agar si Jungkook tidak mengoceh dan buang-buang waktu.

KAMU SEDANG MEMBACA
MOM
أدب الهواةJeon Jungkook dan Jung Yein menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih selama tiga tahun harus kandas hanya karena kesalahpahaman. Namun siapa sangka di balik kesalahpahaman, ada pihak yang melakukannya dengan sengaja. Orang yang tak pernah mereka...