MOM : Chapter 9

360 78 10
                                    

_MOM_


Mijoo hanya bisa menganga melihat Jungkook dengan celemek di tubuhnya sibuk memasak di dapur. Sementara sang suami duduk di ruang makan sambil membaca Koran. Ia menghampiri suaminya tanpa menghilangkan ekspresi wajah terkejutnya. Mungkin saja ia masih bermimpi kan?

"Sayang, bisakah kau mencubitku? Sepertinya aku melihat anak musuh bebuyutanku memasak di dapur kita." Pinta Mijoo.

Tanpa disuruh dua kali, Hooseok langsung mencubit pipi istrinya. Mijoo hanya bisa meringis kesakitan.

Atensi Hooseok teralihkan begitu melihat anak gadisnya dengan wajah baru bangun tidurnya menuruni tangga. "Pagi sayang." Sapa Hooseok. Tanpa membalas sapaan sang ayah, Yein memilih menarik bangku di depan Hooseok dan duduk disana. Hooseok menarik kursi di sebelahnya dan menuntun Mijoo untuk duduk.

"Yein-ah, sepertinya Eomma harus ke klinik psikiater. Beritahu Eomma alamat klinik langgananmu itu."

Yein terkekeh geli melihat wajah terkejut ibu kandungnya. "Appa, ada apa dengan Eomma? Dia kelihatan aneh." Tanyanya.

"Aku melihat anak musuh bebuyutanku di dapur kita, Yein-ah. Aku mulai gila. Pengelihatanku sudah tidak normal." Mijoo memijit kepalanya pelan.

"Jungkook? Dia disini?" tanya Yein. Bukan pada ibunya tapi pada sang ayah.

Hooseok melipat korannya ketika Jungkook masuk ke ruang makan sambil membawa nampan berisi makanan. "Aku mengajaknya sarapan disini. Yoongi sepertinya tidak keberatan." Jelas Hooseok.

"Pagi bibi. Pagi Yein-ah." Sapa Jungkook pada dua wanita yang menatapnya bulat-bulat.

"Apa ibumu tidak masalah kau disini?" heran Mijoo.

Sebelum Jungkook menjawab, dari luar rumah terdengar keributan.

"Jungkook! Kenapa kau di dalam? Yak, Mijoo brengsek. Jangan culik anakku!"

"Sayang, biarlah. Aku yang mengizinkan Jungkook makan disana."

Mijoo bergegas melangkahkan kakinya menuju suara sebelum Yein maupun Hooseok mencegahnya. "Apa-apaan kau ini?" heboh Mijoo begitu ia membuka pintu. Jiae segera menerobos masuk. Melihat Jungkook di ruang makan, ia segera menarik tangan anaknya.

"Ayo Pulang."

"Jiae-ssi, bagaimana kalau kau dan suamimu makan disini juga? Sepertinya Jungkook masak terlalu banyak." Ajak Hooseok.

"Gila kau bicara seperti itu padaku." Ketus Jiae.

"Aku setuju, Hooseok-ah." Yoongi yang tiba di ruang makan bersama Mijoo segera menarik kursi di sebelah Yein. "Sayang, ayo duduk. Tidak ada salahnya kita makan bersama. Kau juga belum masakkan?" ucap Yoongi. Pria itu sebenarnya sudah menahan lapar. Lihat pakaian rapih yang sudah di pakainya. Tidak mungkin ia rapat dalam keadaan perut kosong.

Mau tidak mau Jiae menarik kursi disebelah Yoongi dan duduk disana. Mijoo kembali duduk di kursinya sementara Jungkook menarik kursi di sebelah Mijoo.

"Maaf Eomma. Appa sudah mengizinkanku makanya aku tidak memberitahumu." Ucap Jungkook.

"Cih." Ketus Jiae.

"Ayo silahkan dimakan. Anggap rumah sendiri." kata Hooseok ramah.

"Apanya rumah sendiri?" Mijoo mendengus sebal.

"Tentu saja tidak. Rumahku lebih besar darimu." Balas Jiae.

"Sayang." Tegur Yoongi.

"Yein-ah, bagaimana? Lezat?" tanya Jungkook menatapnya antusias.

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang