MOM : Chapter 3

316 72 21
                                    

_MOM_


Setelah bendera perang dikibarkan oleh pria bernama Jeon Jungkook, Yein tidak mau kalah. Hari itu juga ia melakukan pembalasan pada Jungkook. Setelah rapat, Yein bergegas menuju parkiran. Ia mencari mobil sport milik Jungkook yang berwarna merah. Ia hafal mobil yang sering terparkir di halaman rumah tetangganya. Ia segera mencabut katup ban dan membiarkan ban mobilnya kempes. Tidak hanya satu, tetapi semua ban mobilnya.

"Rasakan!" kata Yein penuh dendam. Ia menepuk-nepuk telapak tangannya untuk menghilangkan bekas kejahatannya.

"Mau balas dendam, hm?"

Suara berat tepat di telinganya membuat Yein berbalik. Betapa terkejutnya ia begitu melihat Jungkook dihadapannya dengan jarak sedekat itu. Oh tidak, rencananya gagal.

"Jung Yein, kuno sekali caramu." Jungkook menatap Yein kasihan.

Sungguh, Yein ingin sekali meninju wajah itu detik ini juga. Lebih baik ia melarikan diri sebelum setan di tubuhnya bangun.

Jungkook menyadari gerak-gerik Yein. Ia menggunakan kedua tangannya seakan mendorong mobil dengan Yein yang terjebak di dalamnya. Menghalangi akses gadis itu untuk melarikan diri. "Kau tahu kan aku tidak akan membiarkanmu kabur." Kata Jungkook.

"Minggir sebelum aku menghajarmu." Ketus Yein. Ia menyesal terjebak peperangan dengan Jungkook. Seharusnya ia lebih bersabar agar lelaki itu lelah mengganggunya.

"Duh, kemana Jung Yein yang lembut dan perhatian padaku?"

Dengan jarak sedekat itu, Yein bisa merasakan hembusan napas Jungkook yang menyapu kulit wajahnya. Ia merinding sekarang. "Minggir atau kau akan menyesal, brengsek!" ancam Yein. Kesabarannya sudah habis.

"Apa yang akan ku sesali? Jangan terlalu serius, Jung Yein." Kata Jungkook. Kini ia menatap Yein dengan intens. "Panggil aku sayang seperti dulu. Baru aku akan melepaskanmu."

Yein tersenyum sinis. Siap-siap kau, Jungkook. "Jangan harap!" setelah mengatakan itu, Yein mengangkat sebelah kakinya hingga dengkulnya membentur masa depan Jungkook.

"Akkhh..." Jungkook bergerak mundur sambil menyentuh miliknya yang sekarang terasa ngilu.

Kesempatan itulah Yein ambil untuk melarikan diri. Ia menendang kaki Jungkook hingga lelaki itu terjatuh sebelum pergi dari sana.

"Sialan kau, Jung Yein!!" geram Jungkook.

Seperti biasa, Yein membalas nya dengan mengacungkan jari tengahnya.

.

.

.

"Kamu kenapa, Jungkook-ah? Tidak biasanya murung seperti itu." heran Jiae ketika melihat anaknya hanya meringkuk di sofa ruang tengah setelah pulang kuliah. Dia bahkan belum mengganti pakaiannya.

"Sakit Eomma." Rintih Jungkook.

Jiae menghampirinya kemudian menyentuh dahi Jungkook. "Tidak panas." Heran Jiae.

"Bukan itu. Maafkan aku kalau aku tidak bisa memberikanmu cucu." Kata Jungkook mulai berlebihan.

"Jangan aneh-aneh deh. Pergi belajar sana!" usir Jiae sambil memukul bokong anaknya.

"Argg.. Eomma. Sakit. Kau tidak tahu apa yang dilakukan gadis itu pada masa depanku?" kesal Jungkook. Ia merubah posisi meringkuknya menjadi duduk.

"Gadis mana? Masa depan apa? Maksudmu bagaimana?" Jiae semakin heran mendengar Jungkook yang mulai ngelantur.

"Jung Yein. Dia menendang masa depanku. Salahkan dia kalau aku tidak bisa memberikanmu cucu." Jelas Jungkook.

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang