_MOM_
Baik Jungkook maupun Yuna sama-sama duduk di bangku taman kampus dengan dilanda keheningan. Setelah Jungkook berhasil mengejar Yuna, ia mengajaknya ke taman. Sekarang ia malah membiarkan keheningan itu memenuhi atmosfer. Yuna yang tidak tahan segera menghela napas panjang kemudian bangkit.
"Kalau kau hanya diam, aku pulang."
Jungkook menangkap tangan Yuna dan menyuruhnya duduk kembali. "Maafkan aku." Kata Jungkook setelah Yuna kembali duduk.
"Maaf untuk apa? Kau terlalu banyak berbuat salah." Sahut Yuna dingin.
"Semuanya. Aku sungguh minta maaf. Menerima perjodohan tanpa perasaan cinta, bersikap seakan-akan aku mencintaimu, dan lebih parahnya menjadikanmu pelarian. Sungguh, Yuna-ya, aku minta maaf. Kau boleh membenciku." Ucap Jungkook tulus.
"Bagaimana aku bisa membencimu sementara disisi lain aku sangat mencintaimu, Kook?" lirih Yuna. Ia menunduk untuk menyembunyikan matanya yang mulai berkaca-kaca.
Jungkook mengacak-acak rambutnya kasar. Ia tidak tahu mau bagaimana lagi. Ia tidak mencintai Yuna. Baginya, gadis itu sudah seperti sahabatnya sendiri. Ia tahu dirinya memang salah. Menerima perjodohan karena marah hubungannya berakhir dengan Yein. Kalau saja ia menolaknya, mungkin Yuna tidak menerima harapan palsu darinya.
"Baiklah aku mengerti. Aku sangat mengerti. Maafkan aku karena mencintaimu, Jungkook-ah. Kau boleh membatalkan perjodohannya. Aku akan membujuk kakekku untuk melakukan yang kau inginkan." Kata Yuna dengan suara bergetar. Ia segera bangkit dan melangkah. Namun ia kembali menghentikan langkahnya saat Jungkook memanggil namanya.
"Choi Yuna." Jungkook bangkit menghampirinya kemudian menarik Yuna kedalam pelukannya. "Maafkan aku. Aku terlalu buruk untukmu. Lagi, maaf aku mengatakan ini. Terima kasih karena mencintaiku dengan tulus. Maaf karena tidak bisa membalasnya. Kau... teman yang baik Yuna-ya."
Tangis Yuna pecah. Ia tidak bisa menahannya lagi. "Kenapa memelukku, bodoh? Jangan salahkan aku kalau aku berubah pikiran dan menyuruh kakekku untuk menikah denganmu sekarang juga." Lirihnya sesekali sesenggukan.
Jungkook mengusap puncak kepalanya sambil terkekeh pelan. "Kau teman terbaikku, Choi Yuna."
.
.
.
Yein menunduk setelah melihat Chanwoo yang mengalihkan pandangannya. Lelaki itu tidak mau menatapnya. Ia meremas kedua tangannya gugup.
"Maaf." Hanya satu kata yang berhasil keluar dari bibir mungilnya.
Chanwoo tetap tidak menanggapinya. Lelaki itu melipat tangannya di depan dada.
"Chanwoo-ya. Maafkan aku. Aku sangat bodoh menyia-nyiakan lelaki sebaik dirimu tapi... tapi aku tidak mencintaimu." Dengan susah payah ia menahan air matanya yang memaksa keluar. Ia tahu Chanwoo sangat kecewa padanya. "Kau boleh marah padaku." Lirih Yein pilu.
"Yak! Jung Yein! Kau tahu aku tidak bisa marah padamu!" kesal Chanwoo. Tidak sadar kalau dirinya sedang marah sekarang. "Karena ini kah kau belum menjawab lamaranku?" tanyanya.
Yein mengangkat wajahnya menatap Chanwoo yang kini menatapnya. "Maaf." Gumamnya.
"Tidak mau! Aku tidak mau memaafkanmu!" ketus Chanwoo. Ia kembali mengalihkan padangannya.
"Chanwoo-ya. Maafkan aku. Kau tahu kita bersahabat sejak kecil. Saat kau menyatakan cinta padaku setelah aku putus dengan Jungkook, aku menerimamu dengan berharap aku bisa melupakannya. Aku tidak mau mengecewakanmu. Tapi tidak bisa. Cintaku padanya tidak berubah sekeras apapun aku berusaha membencinya. Sama sepertimu. Perasaanku tidak berubah sekeras apapun aku berusaha mencintaimu."

KAMU SEDANG MEMBACA
MOM
Fiksi PenggemarJeon Jungkook dan Jung Yein menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih selama tiga tahun harus kandas hanya karena kesalahpahaman. Namun siapa sangka di balik kesalahpahaman, ada pihak yang melakukannya dengan sengaja. Orang yang tak pernah mereka...