[4] Happy Six Month Anniversary

1.9K 233 42
                                    

Aku layaknya orang dungu yang selalu ingin bersamamu meski kau selalu melarang.

***

Hari sudah pagi. Hanbin membuka matanya, dan yang pertama ia lihat adalah sebuah amplop yang berada di bawah kepalanya. Sebenarnya, mungkin amplop itu harusnya ada di bawah bantal, tapi bantal putih itu kini sudah ada di bawah kaki Hanbin.

Hanbin membuka amplop itu, dan ketika melihatnya, ia tersenyum kecil.

Fotonya dan Lisa di gereja yang diambil dari belakang.

Hanbin terkekeh. "Kenapa harus diamplop begini?" Gumamnya heran.

Kemudian, Hanbin membalikan foto itu dan ia melihat sebuah tulisan di belakangnya.

16 Desember 2016

"Ah, aku hampir lupa tanggal ini." Gumamnya.

Tok tok tok

Hanbin memasukan kembali amplop itu ke bawah bantal.

"Masuk saja." Serunya.

Cklek

Terlihat Lisa yang membawa sebuah kue tart di tangannya dan duduk di samping Hanbin.

"Happy six month anniversary." Ujarnya sambil tersenyum manis. Membuat Hanbin seketika membeku.

I-ini Lisa? Kenapa---kenapa sangat manis?

Hanbin menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tidak, kau hanya milik Hayi. Batinnya berusaha untuk tetap bersikap normal.

"Ah, ya." Jawab Hanbin kaku.

Lisa terkekeh. "Ayo tiup! Lalu, kita membuat permohonan."

Hanbin mengangguk. Dan mereka pun meniup lilin itu dan membuat permohonan dalam hati.

Aku ingin semuanya kembali seperti dulu. Tanpa ada pernikahan ini, dan tidak ada---

Hanbin menghentikan permohonannya sejenak. Ia menatap Lisa yang kini sedang memejamkan mata, berdoa.

---dan tidak ada ikatan apapun diantara aku dan Lisa.

Dan entah kenapa, Hanbin merasa ragu atas permohonannya.

"Kau meminta apa pada Tuhan?" Tanya Lisa membuat Hanbin tersadar dari lamunannya.

"Kau sendiri meminta apa?" Dan Hanbin menjawab pertanyaan Lisa dengan pertanyaan.

Lisa tersenyum. "Aku meminta apa yang kau inginkan dalam doa tadi terkabul." Jawabnya.

Dan Hanbin hanya bisa terdiam.

Aku ingin apa yang Hanbin minta terkabul. Bagaimanapun caranya, tolong kabulkan, Tuhan.

***

Hanbin menghentikan mobilnya. Hal itu membuat kening Lisa mengerenyit heran.

"Kenapa kita berhenti? Kau ingin membeli sesuatu?"

"Turunlah!"

"Eoh?" Lisa menatap Hanbin bingung.

"Turunlah disini. Dan kita bertemu lagi di kantor."

Mendengarnya, Lisa menghela nafas dalam. "Kau takut orang lain melihat kita berangkat bersama?"

Hanbin mengangguk. "Ya."

Lisa tertawa kecil. "Bilang saja aku ketinggalan bus dan kau melihatku berjalan kaki sehingga memberiku tumpangan sampai kantor."

Hanbin menatap Lisa tajam. "Kenapa kau sangat susah diatur, eoh? Aku tidak ingin orang lain berbicara salah tentang kita."

IGNORAMUS - HANLIS / HANLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang