[13] Kim?

1.7K 181 9
                                    

Izinkan aku untuk kembali masuk ke dalam hidupmu
Untuk sekali waktu saja
Untuk yang kedua kalinya.

Meski ku tak yakin, apakah kepusanku kali ini benar. Atau mungkin salah lagi?

***

Lisa  mungkin memang hamba yang penuh dengan dosa. Ia telah merusak rumah tangga orang lain. Ia telah membangkang pada sosok lelaki yang sudah mengurusnya sejak kecil dengan penuh kasih.

Itukah sebabnya Tuhan menghukumnya dengan cara seperti ini?

Bagi Lisa, hukumannya sangat kejam. Saking kejamnya, ia bahkan sesak hanya untuk bernafas saja.

Hanbin melupakannya. Lisa awalnya menyangka bahwa itu semua adalah lelucon. Kebohongan Hanbin untuk membuatnya menjauh.

Tapi, setelah ia bertanya pada Chaeyong-tentunya lewat telepon-Lisa benar-benar merasa menjadi pendosa yang sangat besar.

Hayi meninggal.

Lisa yakin itu terjadi karena wanita bermata bulat itu tahu tentang hubungannya dengan Hanbin.

Merasa bersalah?

Lisa merasa lebih dari itu. Dadanya sesak. Sakit. Menyakitkan kala mengetahui sesuatu yang bahkan ia tak ingin hal itu terjadi.

Ia sudah berniat merelakan Hanbin untuk Hayi. Sungguh. Meski pada dasarnya, sebenarnya Lisa tidak ada hak untuk merelakan hal yang pada awalnya memang bukanlah miliknya.

Lisa berniat untuk mengembalikan apa yang Hayi miliki. Apa yang sudah ia rebut.

Kenapa juga dulu ia harus memaksa lelaki bangir itu untuk menikah dengannya? Ia tidak menyangka bahwa perbuatannya akan membuat Hayi pergi meninggalkan Hanbin.

Cairan bening itu terus saja merembes dari matanya. Apa yang harus Lisa lakukan sekarang?

Hayi pasti membencinya. Sangat membencinya.

Lisa lebih baik dihina bahkan dihujat---disiksa juga tidak papa untuk menerima kemarahan Hayi. Jangan seperti ini.

Lisa bahkan belum mengucapkan kata 'maaf' padanya. Lisa bahkan belum sempat memohon ampun pada sosok Hayi.

Kenapa Tuhan mengambilnya dengan sangat cepat?

Dan juga---

Kenapa Hanbin melupakannya?

Lisa mengusap wajahnya kasar. "Maaf---hks---m-maaf---" Liquid itu terus saja menetes disaat ia berusaha untuk menahannya agar tidak keluar.

Lisa menepuk bagian dadanya berulang kali. Matanya terus saja memanas.

Ia benar-benar pendosa yang besar!

"Lisa-ya, kau kenapa?" Jiwon bertanya khawatir. Baru saja ia berniat untuk menjemput sepupunya itu ke kantor dan melihat Lisa sedang dalam keadaan mengkhawatirkan.

Maksudnya, wanita manis itu menangis. Matanya bengkak, nafasnya tak beraturan, hal itu membuat Jiwon dilanda khawatir berlebih.

"Ada apa, eoh?"

Lisa tak menjawab. Ia masih saja menangis. "Maaf--hks---maaf---"

Jiwon berusaha menenangkan Lisa dengan cara memeluk dan mengelus punggung sepupunya itu lembut. "Tenanglah."

IGNORAMUS - HANLIS / HANLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang