[11] Fracas

1.6K 224 33
                                    

Nyatanya memang benar, bahwa yang paling berusahalah yang paling sering terluka.

***

Yang Hanbin ingat, saat itu ia baru saja membuka pintu rumahnya dan seseorang mengguyur wajahnya dengan seember air.

"Yaa, apa yang kau lakukan?" Serunya kaget. Isterinya baru saja mengguyurnya dengan sangat tak sopan.

Hayi berdecih. "Yaa, Kim Hanbin! Kau tega sekali membohongiku, eoh?"

"Membohongi apa? Dan Hayi, kau tak seharusnya memperlakukan suamimu seperti ini!"

"Oh begitu. Lalu? Apa yang harus kulakukan pada seorang suami yang malah menikahi orang lain dan berkhianat pada isterinya sendiri?"

Deg

Hanbin terdiam membantu. Hayi, tahu?

"Hayi, apa maksudmu? Kau menuduhku?"

"Ya. Kenapa? Kau tidak ingin ku tuduh? Ah. Benar! Kau kan sudah lama menikah dengannya, benar? Dasar penghianat kau, Hanbin!"

Plakk

Hanbin meraba pipinya yang baru saja di tampar Hayi.

"Aku membencimu!" Seru Hayi.

Dan---Brakk!

Pintu rumah itu dibuka kasar olehnya dan berjalan keluar.

Hanbin berlari menyusul isterinya. Tidak! Ia tidak ingin Hayi pergi.

"Sayang, dengarkan aku!"

Hayi menepis tangan Hanbin pada kedua pundaknya. "Apa lagi, hah?"

"Aku---maafkan aku, Hayi. Sebenarnya---"

"Maaf? APA KATA MAAF CUKUP UNTUK MENGEMBALIKAN SEMUANYA, HAH?!"

"Sayang, aku---"

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu. Aku muak!"

"Hayi-ya, aku tidak bermaksud untuk mengkhianatimu. Kau tahu, aku terpaksa menikah dengannya. Dia telah menyelamatkan hidupku."

Mendengarnya, Hayi mendengus. "Tapi kau telah membuat hatiku patah, Hanbin. Hubungan kita sudah hancur. Sekarang, apa yang akan kau lakukan? Apa sebaiknya kita cerai?"

Hanbin menggeleng. "Tidak!"

Hayi tertawa. "Tidak, kau bilang? Hah. Aku sangat muak. Aku ingin kita cerai!"

Rahang Hanbin mengeras. "Ku bilang tidak, ya tidak!"

"AKU TAK PEDULI!"

PLAKKK

Hanbin menatap tangannya nanar. "H-hayi-ya, maaf---"

"AKU MEMBENCIMU, KIM HANBIN!" Teriak Hayi dan berlari menuju mobilnya. Menghidupkan mobil itu.

Hanbin mengejarnya dan ikut masuk ke dalam mobil.

"Keluar!" Titah Hayi.

"Tidak."

"Keluar?!" Titah Hayi lagi.

"Tidak. Sayang, maafkan aku---"

"KUBILANG KELUAR!"

"Hayi-yaa---"

Hayi menghidupkan mobilnya. "Baik, sekarang kita ke pengadilan. Lebih bagus jika hari ini kita bercerai."

Mata Hanbin membulat. Ia berusaha menghentikan Hayi melajukan mobil yang mereka tumpangi.

"Hayi-ya, kita bisa bicarakan baik-baik."

IGNORAMUS - HANLIS / HANLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang