IGNORAMUS - HANLIS / HANLICE

[23] Different

Aku patah hati.
Karena, aku begitu mencintaimu.

***

"Kau ingin makan apa?" Tanya Lisa.

Hanbin mendudukan tubuhnya di atas kursi dan menumpukkan dagunya di atas meja makan.

"Makan kamu." Jawabnya.

"Huh?"

Hanbin terkekeh saat melihat kerutan di wajah Lisa. "Aku ingin makan semua masakan yang kau buat, Lisa." Ralatnya.

Hanbin lupa, ia dan Lisa kan belum pernah melakukannya. Jadi, mana mungkin wanita cantik berponi itu mengerti.

"Oh, okey."

Lisa lalu membalikan tubuhnya ke arah kulkas. Dengan pipi memerah.

Kenapa Hanbin tiba-tiba berkata ambigu seperti itu?

"Lisa?"

"Eum-ya?"

Lisa lalu merasa tangan Hanbin melingkar di perutnya.

"Ah, aku merasa sangat menyayangimu sekarang."

Deg

Harusnya, Lisa senang. Tapi, kenapa perasaannya takut sekarang?

"Lisa?"

"I-iya?"

Hanbin terkekeh. "Malah melamun."

Lisa tersenyum kecil.

Jungkook---bagaimana dengan pemuda itu?

***

Jieun menghela nafas. "Kenapa melewatkan jam obatmu, oppa?" Tanyanya.

Di tatapnya sesosok lelaki bermata kelinci yang tengah melamun di dekat jendela.

Tanpa berniat untuk menjawab, Jungkook melengos pergi dari hadapan Dokternya itu.

"Aku pergi dulu, Jieun. Ada yang ingin ku selesaikan."

Jieun mengikuti langkah Jungkook. "Makan dulu obatmu, oppa."

Jungkook menghentikan langkahnya dan menatap Jieun. "Nanti. Nanti ku makan. Hal ini lebih penting dari obat itu sekarang."

***

"Lisa, warna apa yang kau suka?"

"Aku suka merah muda. Tapi, hitam juga."

"Kalau makanan favorit, apa yang kau favoritkan?"

"Sushi?"

"Minuman favoritnya?"

"Air putih."

"Eiiiiii, selain air putih, sayang."

Blush~

"E-eum-jus mangga?"

"Kalau nomor favorit?"

"131"

"Itu juga nomor favoritku."

"Eh-em, benarkah?"

"Kalau olahraga favoritmu apa, Lisa?"

"Mungkin lari?"

"Great! Aku juga!" Hanbin tertawa lepas, menampilkan gigi putihnya.

Hanbin yang tertawa itu terlihat bukan Hanbin, bagi Lisa.

Lelaki itu---sangat berlaku hangat padanya.

Hanbin terlihat berbeda.

"Lisa?"