[6] Special One Day With You

2K 252 13
                                    

Kau itu seperti hujan.
Turun dan reda tak beraturan.
Sedangkan, aku seperti tanaman.
Yang selalu setia menunggumu untuk turun. :')

Dan hal bodoh itu selalu ku lakukan sampai akhir.

Bahkan, sampai disaat aku memutuskan untuk pergi. Karena---tanpa ampun kau telah mencuri seluruh hati yang ku jaga sedari dulu.

Tanpa kau kembalikan lagi.

***

Berpisah, ya?

Hanbin sebenarnya tidak pernah menyangka bahwa Lisa akan mengatakan kalimat yang mengandung unsur kepergian itu secepat ini.

Bukankah wanita berponi itu mencintainya?

Dulu, bahkan Lisa pernah berlutut hanya untuk membuatnya berucap kata 'baiklah'.

Tapi, apa sekarang?

Berpisah? Apa Lisa fikir pernikahan itu adalah main-main?

Tapi---bukankah ini bagus?

Doanya terkabul, kan? Berpisah artinya ia tidak akan memiliki hubungan lagi dengan Lisa.

Iya, kan?

Tapi, kenapa hatinya berkata lain?

Kenapa jiwanya seakan enggan untuk melepas kepergian wanita cantik itu?

Apa ia mulai menyukai Lisa?

Ah, tidak mungkin! Dari dulu---hingga saat ini ia hanya mencintai Hayi.

Hanbin yakini dalam hati. Ia harus mengambil keputusan yang tepat sekarang.

Sudah cukup ia mengkhianati isterinya.

Ia tidak ingin membuat masalah lagi dengan menolak ajakan perpisahan Lisa.

"Ya." Jawabnya.

"Ya, baiklah. Itu bagus! Aku akan segera mengurus surat cerainya." Ujar Hanbin tersenyum simpul.

Senyum yang ia yakini adalah senyum terburuk yang pernah ia buat.

Senyum palsu kah?

Lisa yang masih membelakangi Hanbin tersenyum miris.

Ia kira lelaki bangir itu akan menolak ajakannya. Tapi nyatanya---ah!

Lisa mengerti.

Hanbin tidak pernah menginginkan pernikahan ini, kan?

Lisa membalikan tubuhnya, sehingga kini wanita cantik berponi itu menghadap ke arah Hanbin.

Hanbin terhenyak ketika melihat air mata menganak sungai di pipi putih itu.

"Tapi, aku minta satu permintaan."

Hanbin menatap Lisa. "Apa?"

"Bisakah aku minta waktumu sehari saja?" Tanyanya Lisa dengan nafas tertahan. Air matanya terus saja mengalir tanpa ia perintah.

Dahi Hanbin berkerut. "Eum, ya. Lalu?"

"Besok, mari kencan. Dan kumohon, perlakukan aku sebagaimana kau memperlakukan Hayi."

Cintai aku seperti kau mencintainya

"Perlakukan aku dengan spesial."

***

Hanbin menatap kosong jendela kamarnya.

"Perlakukan dia seperti aku memperlakukan Hayi? Maksudnya apa? Aish! Kenapa aku jadi dungu seperti ini." Gumamnya frustasi.

IGNORAMUS - HANLIS / HANLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang