CHAPTER 8 : THAT'S WHY

1.4K 234 10
                                    

"Come in, honey."

Sisca melirik Thalia yang berdiri didepan lemari es yang terbuka. Sisca pun melangkah menuju dapur dimana Thalia berada. Sisca memakan sebuah anggur berwarna ungu yang tersedia di tempat biasanya.

Thalia meneguk air mineral dingin dari lemari es itu. Dan memutar tubuhnya sehingga dapat melihat sosok sang kakak tertua didepannya. Hito pun terlihat di matanya.

"That was annoyed, right?" Sisca bersuara, sehingga Hito menengok ke arahnya.

"As always." Thalia menanggapi.

"That dumb brother!" Sisca mengunyah kasar anggur yang baru saja masuk ke dalam mulutnya.

"What's happen?" Heran Hito.

"I'm going up." Thalia pamit ke kamarnya.

"Can you please tell me what happens, babe?" Hito menatap Sisca.

"Duduklah disana!" Sisca melirik sofa di ruang tamu, kemudian melenggang pergi ke lemari es.

Hito malah mengikutinya, "Babe, can you just tell me?"

"Please take a seat, Mr. Kenneth."

Sementara itu, di kamar bernuansa hitam-putih, Thalia disana. Sudah berganti baju dengan baju santai. Kakinya melangkah mendekat pada jendela. Matanya menatap dua sejoli yang duduk di ayunan di bawah sana.

Tatapannya yang dingin pada kedua sosok itu membuat siapapun yang melihatnya akan merinding seketika. Ia mendengus.

"That dumb brother! Can you just realize your fuckin' decision? That girl not that good for you, as everyone knows. You are such a foolish here."

Getaran yang ia rasakan dari saku jeans pendeknya mengalihkan perhatiannya. Ia merogoh sakunya sampai pada ponselnya sudah berada di genggamannya.

Hi, Thal. Lancar ngambil mobilnya?

Tepat tertera pada layar ponselnya. Tangannya hampir saja lepas kendali karena terlalu kaget. Tak pernah ia sangka orang dengan id 'AR_kaihzar' itu akan men-chat-nya seperti sekarang ini.

"Doi tau darimana id line gue?" Gumamnya seorang diri.

Tiba-tiba ponselnya bergetar lagi.

Ini Arka, Thal.

"I do know, Ka." Bukan lewat ketikan, melainkan bibirnya. Ya, bahkan Arka tak mungkin tahu apalagi mendengar itu.

Thalia mengetik sesuatu di ponselnya.

Lancar, Ka.

Thanks to you.

Oh iya,

Gue dapet id line lo dari Egita.

Egita? Ya, tak pernah terpikirkan bahwa seharusnya ia meminta id line Arka dari Egita saja sehingga tanpa harus mengemis pada Jeffrey ataupun Sean. Bodoh memang.

Oh iya?

Sejujurnya, balasan yang amat pendek dari Thalia itu terlihat bodoh di matanya sendiri. Tidak bisakah dia mengetik yang lebih panjang? Tentunya demi Arka yang bahkan dengan keberaniannya kembali tertarik pada seorang gadis usai di khianati. Bodohnya kau, Thalia Ayu Zanetta!

Dearest ThaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang