CHAPTER 28 : Genre of Our Story

1.3K 202 8
                                    

Hi, dear~

I never thought would write you a letter. I want to be honest to you. I admit that I look awkward even in front of you. I'm trying, but I'm sorry because it didn't go well. I want to always be better in front of you, I hope it will go well.

What I wanna say is I'm happy when you were beside me. I was found my another side since I met you. Because of you, I can smile brightly. I guess I was the luckiest girl around the world, yea because I have you.

One you should know is I love you more that you know. I really love you. That's all I wanna say.


Dengan senyuman manis di bibirnya, Arka membaca kata demi kata yang tertulis dengan tinta berwarna hitam di atas kertas putih itu. Tulisan tangan yang amat rapih itu membuktikan betapa berhati-hatinya si penulis.

Makna yang tercurah di atas kertas putih itu menghangatkan hatinya. Surat bermakna itu adalah definisi dirinya bagi Thalia. Itulah yang membuat dirinya bahkan tak bisa bergerak seinci pun saking tertegunnya.

Arka taruh secarik surat itu di nakasnya, kemudian ia sibuk dengan ponselnya. Ia tempelkan ponselnya di telinganya, tentunya dengan senyuman manisnya.

"Hai~" Suara manis di seberang sana terdengar di telinga Arka. Oleh karena itu, senyum yang terukir di bibirnya semakin lebar.

"I have read the letter."

"Really?" Di seberang sana, dengan ponsel yang tergeletak di atas ranjangnya, Thalia tersenyum setelah ia dengar suara Arka lewat loud speaker ponselnya. "How do you feel?" Thalia penasaran.

"I want run to you just right now, for real."

"Then do it, for real." Thalia menantang.

"I can't."

"Why?"

"Karena setiap cewek punya batas waktu malam. Bisa di kutuk buat cowok yang ngelanggar."

Thalia menengok jam di sisi layar laptopnya yang kini berada di depannya. Tertera disana 00.38 AM. Thalia terkekeh mendengar penuturan Arka yang membanggakan petuahnya sendiri.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Arka.

"Lagi streaming."

"Dari pada streaming, mending nonton langsung di bioskop."

"Kode nih?" Thalia terkekeh.

"Cerdas!"

Thalia tersenyum lebar, "Which is movie you wanna watch with me? Romantic movie?"

"Hey babe, movie which is more good choice for couple is horror movie, you know?"

Thalia mendecih, "Tsk, apa pikiran cowok selalu ke sana?"

"Siapa cowok yang selalu berpikiran ke sana? Let me know who the dude is!"

"That dude's name is Kaihzar Arka Putra."

Arka terkekeh, "You want to watch romantic movie, right?"

"I never talk if I want to watch that kind of genre."

"Why? I guess you like that kind of genre."

"I like that kind of genre, but I never told you if I want to watch that with you."

"Ah, balas dendam nih?"

Thalia menggidikkan bahunya.

"Di bioskop nggak ada film romantis, Thal."

Dearest ThaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang