Jimin terbangun di atas tempat tidur mereka, Jimin rasa Jungkook memindahkannya atau memang dia yang tidak sadar melangkah ke kamar.
Setelah benar-benar terjaga dan mengucek mata, Jimin menangkap pemandangan dimana Jungkook berada di samping lemari dan sibuk memasukkan segala macam pakaian ke dalam koper kesayangannya.
Pikiran buruk langsung menyergap, Jimin sudah dilanda kemungkinan-kemungkinan tak mengenakkan di hati.
"J-Jungkook?"
Yang dipanggil menoleh ke sumber suara dengan wajah datar. Jimin memilih turun dari kasur dan menghampirinya, meraih bahu Jungkook.
"Kook, kamu mau kemana?"
"Aku mau pergi,"
Degh.
Pria mungil itu seketika berjongkok dan menangis, Jimin tak menyangka akan jadi seperti ini. Jungkook benar-benar marah hingga ingin pergi dari rumah.
"Jangan nangis, aku pergi bareng kamu."
Kepalanya seketika mendongak, Jungkook dengan sigap memangku Jimin. Dia tahu betul apa yang pertama muncul di pikiran pria mungil itu. Jungkook terlalu mengenal Jimin. Air matanya diusap lembut.
"M-maksudnya?" Jimin yang masih linglung dan bingung sungguh tidak mengerti situasi yang dia alami saat ini.
"Aku ambil cuti biar kita bisa honeymoon. Jadi kamu nggak bisa dance lagi, jahatkan?" Dia setengah tersenyum, sementara itu Jimin mulai merasa tak enak hati.
"K-kook, maaf.."
"Kenapa minta maaf?"
"Karena ngebantah kamu,"
"Hm."
Hanya itu, Jungkook kembali meletakkan Jimin di kasur. Dia beranjak dan hilang di balik pintu kamar mandi. Aksi yang menimbulkan pertanyaan lagi dan membuat Jimin bingung setengah mati.
"Masih marah?"lirihnya pada diri sendiri, kaki mungil itu menghentak lantai tak tenang. Pikiran melayang-layang sampai Jungkook keluar di menit keduapuluh.
"Mandi sana, kita berangkat malam ini."ujarnya tanpa melihat Jimin, pria mungil itu hanya bisa menurut. Dia takut bila membantah lagi, maka Jungkook akan semakin mengabaikannya.
Setelah selesai dengan kegiatan membersihkan diri, Jimin langsung mengemasi barang-barangnya sesuai instruksi yang Jungkook berikan.
Saat ini Jimin rasa dia sudah merelakan harapannya, dia tidak mengerti kenapa Jungkook bersikeras menolak permintaannya hingga melakukan ini.
Bukankah agak berlebihan?
"K-kita kemana, Kook?"
"Jepang."katanya singkat, kemudian sehelai handuk jatuh di kepala Jimin yang basah. Diikuti oleh dua tangan besar yang mengusap surainya dengan telaten.
"Berapa lama?"
"Sampai kamu terbiasa buat mikirin aku seorang. Dan lupain soal dance."
"Tapi kenapa?"
"Jangan bertanya."
Hening, Jimin benar-benar menutup mulutnya dan tak melayangkan pertanyaan lagi meskipun dia penasaran sekali. Lalu kegiatan Jungkook berhenti, rambut Jimin juga sudah tak terlalu basah.
"Kita sarapan di luar." Lagi, tanpa membantah Jimin mengangguk patuh. Dia jadi merasa sedikit canggung dengan Jungkook yang seperti ini.
Ketika Jimin hendak beranjak dan mengambil langkah untuk keluar dari kamar, Jungkook menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married To You [Kookmin] Ⓡⓔⓥⓘⓢⓔⓓ
FanficJust Some Kookmin Story written in Bahasa. ------ Warning (bxb) Rated : T - M -Kookmin- Kisah sehari-hari keluarga kecil Jeon dengan bumbu-bumbu penyedap tak sehat tapi nikmat. fluff!Kookmin Started on : June 2018 Ended on : May 2019