"Aku nggak mau!!"

7.7K 915 210
                                    

"Jahat kamu Kook, ini yang pertama buat aku..buat kamu juga. Kenapa kita nggak bisa pertahanin baby?!"

"Jimin.."

"Apapun alasan kamu, aku bakal mempertahankannya."

"Kali ini, Aku mohon. Untuk kali ini saja, Jimin. Tolong dengarin aku.."

Meskipun Jungkook mati-matian memohon, bahkan penuh penekanan, nyatanya gelengan tetap dia dapat sebagai jawaban, menusuk relung kalbu Jungkook. Dalam hati dia begitu ketakutan. Takut dengan sikap apa yang akan Jimin pilih, Jimin yang tak bisa dia tebak merupakan jenis Jimin yang dia benci.

"Aku nggak mau!!"

"JIMIN!"

Tok. Tok.

Dua insan dengan emosi menggebu-gebu tak bergeming ketika pintu diketuk. Beberapa saat kemudian, seorang wanita dengan senyum penyesalan masuk dan memanggil Jungkook.

Cklek.

Tepat disaat pintu kembali tertutup, disaat itu pula Jimin berjongkok. Dia tidak bisa menutup-nutupi kesedihannya saat ini. Semua mengalir begitu saja, dia terisak pedih, menghancurkan hati siapapun yang mendengarnya.

"Hiks, Mom bakal jaga kamu.."

"Jangan takut ya baby?"

Usapan lembut dia tempatkan tepat di atas perut ratanya. Kemudian Jimin menyapu kasar pipi putih polos yang telah berubah warna. Sudut matanya masih berair, Jimin terisak sekali lagi.

Apapun yang terjadi tak akan mempengaruhi niat awal Jimin untuk menjaga bayinya hingga lahir dengan sehat dan selamat ke dunia ini.

Ini merupakan titipan, anugerah paling hebat untuk gundah gulananya. Awal dari rasa percaya dirinya ada pada bayi ini. Jungkook lah yang mengajarkannya untuk menjadi berani, jadi dia rasa itu saja sudah cukup untuk meyakinkannya.

Memang bisa saja bukan keputusan yang tepat, tapi Jimin tidak akan mempermasalahkannya. Selama Jungkook mendapatkan apa yang seharusnya--ingin sekali dia dapatkan.

Meskipun artinya dia harus siap untuk menentang suaminya sendiri.

🌻

Brugh.

Jungkook berlutut, memeluk perut Jimin selembut mungkin. Kemudian, dia tak henti-hentinya mengecup perut Jimin. Mengucapkan beribu maaf.

"Maafin Daddy, maaf, maaf, maaf."

Sekali lagi, Jungkook menangis. Di hari yang sama seperti ini. Hal yang jarang terjadi, menyayat hati Jimin. Dia pikir Jungkook mungkin sudah berubah pikiran dan mengizinkannya untuk tetap menjaga makhluk kecil di dalam perutnya.

"Kookie,"

Kepala Jungkook mendapatkan balasan dekapan dari tangan Jimin, pria mungil itu tersenyum sedih. Ini memang berat, namun dia percaya semuanya akan berlalu.

"Syukurlah, baby baik-baik saja.."

"Hn?"

Jungkook bangkit untuk mengecup kening Jimin lamat-lamat. Lalu dia mendekap si mungil cukup lama, Jimin masih linglung.

"Baby kita sehat, Ji."

Akhirnya Jimin dapat bernapas dengan lega, bahu yang tadinya menegang, kini telah kembali merosot nyaman. Tatapan sayunya berganti binar bahagia.

Married To You [Kookmin] ⓇⓔⓥⓘⓢⓔⓓTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang