Jungkook dan Jimin telah menghabiskan waktu seharian berada di luar demi mencari kembali kebahagiaan yang sudah sekian lama tak bisa mereka cicipi.
Mereka pulang dengan membawa dua ice cream--yang kata Jungkook hanya untuk Jimin. Pria mungil itu berjingkrak kesana-kemari seperti bocah kegirangan bersama tautan tangan sang dominan.
"Kookieee, aku pengen kita sering-sering kaya gini ya?"
"Hn? Hn."
"Kok jawabnya nggak ikhlas gitu?"
"Aku ikhlas sayang, cuman lagi kepikiran hal lain."
"Mikirin apa? Bukan aku ya?" Mata sipitnya melebar, cukup berpengaruh untuk melemahkan hati yang melihatnya termasuk Jungkook yang kini menggeleng pelan seraya tersenyum lemah.
"Aku mikirin baby.."
"Siapa? K-kamu punya baby selain aku?"
"Baby buat kita, Jimin.."
"Apa.-"
"Kamu nggak pernah peka ya aku pengen punya anak?" Dalam senapan jari, nada Jungkook berubah serius dan agak kecewa membuat Jimin mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
"Ji?"
"A-aku..bukannya gitu," Jungkook menatap penasaran namun Jimin tak melanjutkan omongannya. Menurut pengamatan Jungkook, bahu Jimin tampak tegang.
"Hh, nggak apa. Kita bahas ini lain kali aja ya?" diraihnya lembut pundak si mungil yang kembali rileks sebagaimana tadinya.
Sesampainya di rumah Jimin langsung melahap krim dingin yang ada pada masing-masing tangannya. Tak butuh waktu lama sampai Jimin mengabaikan kehadirannya karena makanan, membuat Jungkook terkekeh gemas.
Jimin juga bisa kekanakan, manja, menyebalkan dan tentu saja tetap tampak imut dan menggemaskan. Tuhan pasti butuh waktu lebih lama untuk menciptakannya, Jungkook membatin.
"Kamu nggak mau bagiin ke aku gitu?"ujar Jungkook ketika bokongnya mendarat di sebelah Jimin. Pria mungil itu menggeleng cepat sehingga Jungkook tergoda untuk mengusak rambut halusnya.
"Kookie sendiri yang bilang ini cuma buat aku, ya kan? Hehe," bulan sabit kesukaan Jungkook terbentuk di mata itu, melengkung indah. Akhirnya dua ice cream tersebut habis, menyisakan wajah Jimin yang belepotan.
Jungkook yang geram, cepat-cepat menarik Jimin ke pangkuannya. Mata mereka bertemu, hidung bergesekan lembut. Jimin membeku saat bibir kenyal Jungkook menempel pada miliknya. Memagut lebih dalam.
Tak hanya sekedar itu, lidah panasnya berkeliaran, ikut membersihkan sisa ice cream di sekitar bibir ranum Jimin. Menekan tengkuknya demi menghayati ciuman.
"J-Jung.."
Lenguhan Jimin tak dipedulikan, pria itu masih sibuk mengecap rasa strawberry di sana. Dari sini Jungkook pikir dia lebih suka memakan ice cream dari bibir Jimin sebagai wadahnya. Oke, Jungkook dapat sesuatu yang baru untuk dia tambahkan ke daftar hobinya.
Jimin terpejam, menikmati hisapan Jungkook di bibir bawah dan atasnya secara bergantian. Ketika lidah Jungkook hendak masuk lagi ke mulutnya, Jimin tersadar. Menekan dada bidang di hadapannya.
Dia menjauh, kemudian turun dari pangkuan Jungkook dengan napas ngos-ngosan yang kentara dan dada yang naik-turun, membuktikan bahwa Jimin kekurangan oksigen.
"K-kamu?!"
Jimin memandang Jungkook tak percaya, dia bersemu dan merasa akan meleleh saja. Sementara itu Jungkook tak hentinya tersenyum menggoda ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married To You [Kookmin] Ⓡⓔⓥⓘⓢⓔⓓ
FanfictionJust Some Kookmin Story written in Bahasa. ------ Warning (bxb) Rated : T - M -Kookmin- Kisah sehari-hari keluarga kecil Jeon dengan bumbu-bumbu penyedap tak sehat tapi nikmat. fluff!Kookmin Started on : June 2018 Ended on : May 2019