"Kita ke mana ?" tanya Rhea.
"Kantor pusat. Training-mu mulai hari ini." Jason membelokkan mobilnya ke sebuah gedung tinggi dua puluhan lantai.
Dua security yang berjaga segera memberi hormat ketika melihat mobil antik yang kali ini dipakai Jason memasuki area gedung. Mereka agak terkejut melihat Rhea yang duduk di sampingnya.
"Mereka kenapa? Memangnya tidak pernah melihat kau bawa-bawa perempuan? Atau hasil dandanan salon pilihanmu yang bikin mereka terpesona?" celoteh Rhea.
"Aku memang tidak pernah bawa-bawa perempuan ke kantor."
Rhea spontan menoleh tak percaya. "Eh?"
"Jangan mencampur adukkan pekerjaan dan kesenangan."
"Hmmm..."
"Dan kukira sebab lainnya memang karena kau kelihatan, ehem, lebih cantik hari ini."
Sekali lagi Rhea menoleh tak mempercayai pendengarannya. "Kau baru saja bilang aku cantik?"
"Sedikit."
"Yuhuuyyyy! Pangeran alien bilang aku cantik! Ahayyy..."
"Hush. Berisik. Manner, girl, manner. Kau di kantorku. Ingat itu."
Jason memperkenalkan Rhea pada dewan direksi, CEO dan FEO yang telah berkumpul di ruang rapat yang cukup luas dan megah.
"Segera setelah kami resmi menikah, yang tak lama lagi, Rhea akan menduduki jabatan lama saya sebagai wakil presiden direktur. Saya harap kita semua bisa bekerja sama dengan baik."
Kekhawatiran Jason tidak terbukti. Begitu bertemu dengan para staf, karyawan dan petinggi perusahaan, sikap Rhea sangat berbeda. Dia berubah seketika menjadi tenang, berwibawa dan anggun. Cara bicaranya pun langsung menunjukkan kecerdasan otaknya. Jason sampai bingung melihatnya.
Acara briefing dan perkenalan itu tidak berlangsung lama. Jason dengan sengaja menggandeng Rhea dengan mesra kemanapun mereka melangkah.
"Jace, aku lapar."
"Oke. Kita makan di food court di bawah. Oh, ya. Jangan coba-coba merusak citramu yang cukup bagus tadi dengan memesan menu yang aneh-aneh. Kau tidak akan menemukan menu tahu tek atau tumis pare pahit di situ. Ingat, kau calon istri bos di sini!."
Rhea terkekeh. Ia beberapa kali menyeret Jason masuk ke warung makan di kantin kampus dan memesan menu-menu yang pasti sangat asing di kuping Jason. Ya, Jason hanya menyaksikan Rhea makan dengan lahap, dan tak lupa minta tujuh bungkus untuk adik-adiknya, sementara Jason hanya minum teh kemasan.
"Hari ini kau makan menuku, gantian. Tapi aku yakin tak masalah bagi perut karetmu."
"Ah, ya. Perut rakyat jelata macam aku ini memang bekerja seperti tangki pengolahan. Yang penting kenyang dan menghasilkan energi. Lanjut!"
Jason tersenyum dan mengusap rambut teman barunya ini. Teman antik yang terpilih jadi istri sementaranya.
Rhea merasakan tatapan orang-orang yang melihatnya makan siang berdua dengan sang presiden direktur. Meskipun risih, ia mencoba tetap ramah walaupun tak jarang beberapa wanita yang disenyuminya dengan ramah membalas dengan tatapan sinis seolah siap mencakar mangsa.
"Terulang lagi agaknya peristiwa di kampus," keluh Rhea.
"Hadapilah, kau merebut pangeran impian mereka. Jadi wajar kalau mereka pasang mode siaga menerkam," ujar Jason santai.
Rhea mencebik. "Oh, ya. Tadi kuperhatikan di ruang rapat ada seseorang yang kelihatan antipati padaku. Yaah, meskipun rata-rata mereka pasang wajah kurang suka, tapi bapak itu kelihatan sangat mengerikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince And The Karate Girl
Action(COMPLETED) Rhea si gadis karate yang sedang kesulitan keuangan untuk menghidupi tujuh adik angkatnya, ditawari Jason, senior di kampus yang juga seorang presiden direktur perusahaan keluarga, untuk jadi istri sementara baginya dengan imbalan sepulu...